Sontak Putri pun tersadar dari lamunan nya.
"Eh ... he he, maaf Pak, saya malah ngelamun, bagaimana tadi Pak?" tanya Putri.
"Humb ... ngelamun apa to Mbak sampeyan itu, orang hujan-hujanan gini kok masih sempat-sempatnya ngelamun, kalau Mbak nya kedinginan lebih baik tunggu di dalam mobil saja mbak, nanti daripada masuk angin loh," tegur Bapak penjual bakso itu.
"He he ... nggak usah Pak, saya tunggu disini saja, Bapak saja yang sudah tua masih kuat kok, masak saya harus kalah sih sama Bapak nya," jawab Putri.
Aditya yang merasa mobil nya sedang berhenti pun terbangun dari tidur nya.
"Kita sudah sampai to Pak Selamet?" tanya Aditya sambil mengucek-ucek matanya.
"Haduh, Mas Aditya sudah bangun lagi, bisa kena marah nih saya kalau Mas Adit taju neng Putri hujan-hujanan," gumam Pak Selamet lirih.
"Pak ... kok nggak di jawab sih," ucap Aditya, ia lalu membuka matanya dan hendak membuka pintu mobilnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com