webnovel

Lord of Highwick

Perusahaan game bernama 'Cerebro' merilis game VR Full Dive terlaris didunia. Dapat dimainkan saat keadaan tertidur, dan juga tidak berbahaya bagi para penggunanya. Yang menjadi daya tarik game tersebut adalah para playernya disuguhkan akan kekuatan super bebas pilih dan tidak ada batasan di dalam game. Berpetualang layaknya RPG player, atau bersenang-senang tanpa mengikuti story menjadi pilihan paling disukai. Dan yang menjadikannya puncak game VR Full Dive no. 1 di dunia, adalah hadiah yang dijanjikan bila berhasil menamatkan Game nya : Boleh memilih 1 kekuatan super untuk digunakan di dunia Nyata ! [ God of HighWick ]

Budi_Mantab · Jogos
Classificações insuficientes
14 Chs

14

Karena penasaran akan ruang Sparing yang ada di samping Ruang Fitness, Angga jadi ingin mencoba melatih tubuhnya dengan mencoba Sparing Tinju. Itulah kenapa ia meminta permintaan yang dianggap para pegawai itu sedikit aneh.

Tak beberapa lama setelah meminta hal itu, Angga pun diarahkan ke aula sparing yang ada di sebelah ruang Gym.

"Apa...! Seorang bocah meminta Sparing...!"

"Pelankan suara mu bodoh. Bocah yang kau maksud adalah salah satu Pemain yang dibawa langsung oleh ketua."

"Apa maksud kalian, itu orangnya ?" salah satu pria menunjuk ke arah Angga yang baru memasuki ruang Sparing tinju.

Angga dan seorang pegawai memasuki ruang Sparing. Pria berotot dan tinggi yang tadi tengah berbincang tentangya, turun dari ring kemudian berjalan mendekat kearah mereka berdua.

"Selamat sore Geo, aku ingin memperkenalkanmu...." ucap pegawai itu memperkenalkan Angga kepada Pria berotot yang datang mendekati mereka.

"Stop ! aku tahu apa tujuanmu kesini, jadi lebih baik Anak magang tidak usah sok-sok an memperkenalkanku dengan bocah ini." ucap pria itu menghentikan si pegawai untuk memperkenalkan Angga.

"Anak magang ! Kamu tidak tahu siapa aku...!" ucapnya dengan nada kesal.

Seoang pria mencoba menenangkan pegawai yang membawa Angga.

"Aish... cukup-cukup. Kamu tahu Geo kan, jadi jangan terlalu diambil hati." ucap laki-laki itu menenangkan sang pegawai.

Pria besar itu kemudian menatap tajam kearah angga.

"Kudengar, ada seorang bocah ingusan ingin belajar tinju dan sparing disini... apa itu kau...?" ucap pria itu.

"Jaga bicaramu, dia adalah sponsor perlakuan khusus dari ketua. Ingat baik-baik !" Potong sang pegawai ketika mendengar Angga di intimidasi.

Suasana menjadi sangat canggung. Angga merasa tidak enak melihat mereka saling adu mulut hanya karna permintaan bodohnya.

"Aku tanya sekali lagi...." Pria itu mengalihkan pembicaraan.

"Itu benar." Angga langsung menjawab. "Saat pertama tahu ada ruangan khusus untuk berlatih tinju & sparing, aku menjadi tertarik ingin ikut berlatih."

"Hhh... Disini bukanlah tempat coba-coba untuk bocah penggila game seperti kalian. Kalau ingin latihan , lebih baik ke ruang sebelah. Disini tempatnya latihan para bagian Keamanan." Jawab Pria itu sinis.

"Tolong dengarkan saya dulu. Saya datang kesini karena benar-benar ingin berlatih sparing dengan kalian. bisa dibilang saya sangat tertarik dengan olahraga tinju. Jadi saya mohon tolong izinkan saya untuk bisa bergabung dan berlatih dengan kalian."

"Siapa namamu Nak ?" Tanya seorang pria yang ada di bagian belakang

"Angga. dan umurku 17 tahun."

"Begini saja, kalau kamu bisa mengalahkan Ketua bagian Keamanan kami, yaitu Geo. kamu bisa bergabung dengan kami setiap harinya." Pria itu tersenyum licik memandang kearah ketua Geo.

"Sepertinya menarik." Geo tersenyum licik ke arah pria dibelakangnya. "Kalau begitu, Aku Geo, akan menantangmu bocah, Bertarung di atas Ring. Jika kau Kalah, jangan pernah masuk ke area latihan kami, bahkan walaupun kamu adalah anak Sponsor dari pemilik perusahaan."

"Geo... Akan kulaporkan ke Direktur terkait hal ini." ucap pegawai itu dengan nada sangat marah.

"Silahkan... Kau tahu, aku tidak pernah suka akan tempat kami di jarah sesuka hati." Balas Geo kearah pegawai itu.

"Aku terima...!!!" Angga mengucapkannya dengan tegas.

Seisi ruangan terdiam. mereka semua menatap kearah Angga dengan tatapan tidak percaya.

Pria yang tadi memberikan pilihan duel berbisik ke arah pria di sebelahnya.

"Kupikir dia akan takut dan pergi sambil minta maaf setelah Geo menantangnya. ternyata dia lebih bodoh dari yang aku pikir" Bisik pria itu ke arah temannya.

"Baguss... Sekarang Kosongkan Arena...!" Geo memerintahkan ke arah pria lainnya.

***

"Akhirnya aku mengambil Quest Pure Job...!" Ucap Feira ketika Kapsul Device nya terbuka. Feira terlihat senang saat selesai Log-out dari game dan mulai berjalan keluar Konsol.

"Lho... Dimana kroom...? Device nya terbuka, mungkinkah ia log-out tanpa memberitahuku.." Feira berjalan ke Device milik Angga yang ada di sebelahnya.

Setelah melihat ke sekeliling, ia melihat Paman Garry sedang berbicara dengan beberapa Pegawai, tak jauh dihadapannya. Ia pun berjalan mendekat ke arahnya untuk bertanya kemana Kroom.

"Paman... apa paman melihat kroom, maksudku Angga ?"

"Ah... kebetulan Fei. Sepertinya temanmu sedang dalam masalah besar."

"Masalah...?" Fei terlihat bingung. ia melihat ke arah ekspresi mereka seolah sedang terjadi masalah serius.

"Angga ingin menggunakan ruang latihan sparing sebagai permintaan, tapi tidak meminta langsung kepadaku." ucap Sekertaris Garry kepada Feira.

"Astaga... Jangan bilang, Paman Geo ada di dalam..." Feira mulai terlihat tidak enak.

"Yap, Angga memancing emosinya dan sekarang, ia berakhir dengan Duel dengan si bodoh Geo di atas ring."

"Lebih baik kita hentikan sekarang, sebelum terjadi hal yang sangat serius. Aku bersumpah akan menghukum si bodoh itu jika macam-macam dengan anak baru." Sekertaris Garry mulai terlihat kesal.

"Jangan... Sepertinya ini akan menjadi tontonan menarik." ucap Feira tidak sabar.

"tontonan menarik...?"

"Iya... Aku bertauh, Paman Geo akan kalah. Karena Kroom itu kuat." Feira tersenyum.

"Sebentar, aku kurang paham, Maksudmu si Angga temanmu itu bisa berkelahi...?"

" Bisa di bilang begitu, yang penting. Sekarang kita harus kesana untuk melihatnya. Semoga belum berakhir."

Feira bergegas berlari ke arah ruang Sparing tinju diikuti oleh Sekertaris Garrt dan beberapa pegawai yang penasaran.

***

Angga baru pertama kali merasakan bagaimana berdiri di atas ring, menggunakan sarung tinju dan pelindung kepala untuk pertama kalinya. dan juga dilihat oleh banyak mata membuatnya sedikit grogi.

Bahkan tidak hanya pelindung kepala, ia juga memakai rompi pelindung perut dan juga pelindung gigi yang ia gigit didalam mulutnya, membuatnya susah berbicara.

"Baik dengarkan baik-baik sebelum dimulai. Peraturannya sangatlah mudah, Jatuhkan lawanmu atau buat dia menyerah. Jangan menyerang bagian fital seperti alat kelamin, leher, dan mata. bila dilihat memang tidak memungkinkan dilanjutkan, maka wasit akan menghentikan pertandingan. begitu juga menyerah dengan lisan ataupun dengan gerakan akan langsung dinyatakan kalah. Mengerti...!!!"

Angga dan Geo menganguk paham dan mulai berjalan mendekat ke arah tengah ring.

Tiba-tiba dari kejauhan, Feira, Sekertaris Garry dan beberapa pegawai menghambur masuk kedalam ruang Sparing. Semua mata tertuju ke arah mereka yang baru saja masuk. begitu juga Angga dan Geo.

"Lihat, malaikat penolongmu akhirnya datang. apakah kau mau menyerah sekarang, sebelum aku menghajarmu ?" Geo mencoba memprovokasi.

Angga mengabaikan ucapan Geo, mencoba melambaikan tangannya yang bersarung ke arah Feira dan Sekertaris Garry. Feira membalas lambaian Angga dengan bersorak memberikan semangat.

"Aku tidak mungkin mundur sekarang. itau akan membuat penonton kecewa, benar ?"

Geo tersenyum mendengarnya, kemudian mengangguk ke arah wasit untuk segera melanjutkan pertandingan.

***

Sekertaris Garry terlihat sangat cemas akan situasi sekarang. mengingat Angga adalah Player yang mulai di sorot oleh para atasan, ia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk terhadapnya. ia sangat ingin naik ke atas sana dan menghentikan acara konyol ini kemudian memarahi Geo atas ide bodohnya, namun karena ucapan Feira yang mengatakan Angga bisa berkelahi, membuat ia sedikit bimbang dan mencoba memantau lebih lama.

"Feira, seandainya ucapan mu salah dan Angga mengalami kecelakaan. aku akan dimarahi oleh ayahmu dan juga para atasan lainnya." bisik Sekertaris Garry kearah Feira.

"Tenang saja, ini tidak akan lama. Aku yakin itu." Feira terlihat sangat optimis.

***

Angga bersiap, menunggu lambaian tangan sang wasit tanda pertarungan dimulai sangat membuatnya gugup. Dalam segi apapun, ia tidak mungkin menang dalam pertarungan fisik. tubuh kecilnya melawan badan kekar pria dihadapannya, 100 persen pasti kalah.

Namun 1 hal yang membuat Kroom tetap tenang, yaitu Pria didepannya menganggap remeh dirinya. Itulah kunci yang Angga butuhkan untuk menang.

___

Geo terlihat sangat percaya diri. di dalam pikirannya ada banyak cara untuk menjatuhkan bocah ingusan sok keren dihadapannya. ia sudah bertahun-tahun melawan orang dewasa seukurannya, dan kebanyakan kemenangan yang ia raih. jadi tidak ada hal yang membuatnya gugup hari ini.

"Pertama-tama, aku akan memberikan ia pukulan pembelajarang bagaimana rasanya menghadapi orang yang lebih kuat dan lebih besar, supaya bocah itu tahu diri." Geo mulai merencanakan sesuatu.

___

"Siap... Bersedia.... Mulai...!!!" sang wasit memberikan aba-aba tanda pertarungan itu dimulai.

"Kuncinya adalah tetap terlihat gugup dihadapan musuh, biarkan dia mengira aku ketakutan setengah mati. Dan memposisikan diri ke gerakan pertahanan." Angga mulai melangkah maju secara perlahan.

___

"terlihat jelas dia ketakutan. Apakah aku harus langsung mengakhirinya, atau bermain dengan bocah ini dulu ?" Geo tersenyum melihat Angga mulai melangkah maju.

"Baiklah bocah, saatnya belajar..." Geo terlihat sangat tidak sabaran dan langsung memulai serangannya.

Dengan cepat, Geo berlari ke arah Angga sambil terang terangan mengayunkan tinjunya ke arah perut Angga.

Provokasinya berhasil, Pria itu melontarkan pukulannya ke Arah angga dengan sangat cepat. walaupun memperlihatkan ekpresi terkejut, Angga telah besiap dangan menahan nafasnya agar otot perutnya mengencang. menahan benturan agar tida hilang kesadaran akibat rasa sakit.

Bunyi hantaman sarung tinju telak mengenai perut Angga. Membuatnya terpental melayang kearah belakang. kemudian jatuh terjelembab sembari menekan perutnya yang terlihat kesakitan.

"Angga...!!!"

"Kroom...!!!"

"Bocah...!!"

Para penonton menyorakkan namanya ketika melihatnya jatuh terpental kearah belakang.

"Inilah Akhirnya... Kemenangan mutlak Ketua..." ucap para pria yang ikut menonton.

Angga terlihat kesakitan.

"Sial... Kukira ini akan mudah..." Ia merintih kesakitan sembari memegangi perutnya.

"Walaupun tidaklah sakit, karena aku menahannya di detik terahir, tapi efek dorongannya diluar perkiraan. Aku harus terus berpura-pura kesakitan"

Angga mencoba berdiri menggunakan satu tangan ketika tangan satunya memegangi perutnya.

"Apakah kau menyerah, Bocah ?" teriak Geo ke arah Angga yang mencoba bangkit.

Angga tidak membalas ucapannya, ia mulai berjalan perlahan sembari menampilkan raut kesakitan. mengangkat kedua lengannya seolah siap dengan ronde ke 2.

"Bocah ini tidak tahu kapan harus menyerah..." Geo tersenyum melihatnya.

Angga mulai berlari pelan kearah Pria itu. dan mulai melancarkan serangan kosong.

"Umpan pertama berhasil membuatnya hilang kewaspadaan. ia tidak memperdulikanku yang berlari menyerang kearahnya."

"sekarang umpan ke2."

Angga Melontarkan pukulan kosong ke arah rusuk kiri pria itu. Geo tidak menghindar ataupun menangkis, namun menerima pukulan itu seolah tidak ada apa-apanya. Kemudian disambung dengan pukulan ke Dadanya. Angga sengaja mengurangi tenaganya agar ia terlihat sedang mengerahkan seluruh tenaganya pada pukulan lemah itu.

___

"Hei Fei... lebih baik kamu suruh temanmu untuk menyerah sekarang. sebelum ia pingsan di arena." Ucap salah satu Pria anggota keamanan kepada Feira.

mendengar itu Feira tersenyum kecil. Ia sungguh tidak percaya kalau Angga diremehkan segitu besarnya.

"Dengar baik-baik, Bagaimana kalau kita taruhan ? Jika kaptenmu kalah, kamu harus membayarku 500 ribu ?" Feira tersenyum licik.

"Setuju, jika bocah itu kalah, maka sebaliknya. Deal ?"

"Deal !"

___

"Aku harus terus memancingnya hingga ia melancarkan pukulan. jika ia mundur atau menghindar, aku tidak punya taktik lagi." Angga terus berfokus memberikan pukulan kosong ketubuh Pria itu.

"Entah apa yang merasukimu, tapi aku sudah muak. saatnya mengakhiri duel membosankan ini." ucap geo dengan marah.

Ayunan tinju Upper cut ke arah dagu Angga diayunkan sekuat tenaga.

"Kena kau...!"

Angga mengubah posisi pura-pura lemah menjadi kuda-kuda siap tempur. dengan memfokuskan titik keseimbangan tubuhnya, angga dengan mudah menghindari tinju Upper cut mematikan milik ketua Geo.

Menarik lengannya kebelakang, kemudian sekuat tenaga menghantamkan tinjunya ke perut Pria itu. satu titik pukulan memaikan ke ulu hati. bunyi hantaman terdengar jelas ketika sarung tinju-nya telak menghantam perut bagian atas.

1 pukulan berhasil.

Ketua Geo langsung pucat ketika rasa sakit menyeruak dari perutnya saat menerima hantaman tanpa ada persiapan apapun.

"Bagaimana bisa...."

Tanpa jeda, Angga mengambil ayunan berat kearah belakang tubuhnya untuk memberikan pukulan Uppercut mematikan kedua. tepat kearah dagunya yang tertunduk karena menahan sakit perutnya.

2 Pukulan berhasil.

Bunyi dagu yang menghantam sarung tinju Angga sangatlah kuat, tidak mungkin baginya untuk dihindari ataupun ditahan. Kepala ketua Geo terayun kearah belakang.

Ketua Geo mulai hilang keseimbangan. perasaan pusing dan kebingungan menerpa sedemikian kerasnya, hingga ia bingung mengambil langkah bertahan atau mundur.

Angga masih belum berhenti. Dengan cekatan ia mengayunkan kakinya ke arah tumpuan kaki si pria itu. membuatnya oleng melayang jatuh ke samping.

"Serangan terakhir...."

Angga meloncat mengikuti ayunan tubuh ketua Geo yang mulai terjatuh. dengan sekuat tenaga ia ayunkan pukulan penghabisan dari atas ke bagian pelipis pria itu.

pukulan Kuat angga menambah kecepatan jatuh kepala sang ketua keamanan itu. hingga membentur ke lantai Ring. membuatnya tak sadarkan diri.

Pukulan ke 3 Berhasil !

___

Bunyi benturan jatuh ketua Geo sangatlah nyaring hingga membuat para penonton yang bersorak terdiam. Angga memeriksa untuk terakhir kalinya pergerakan pupil mata pria itu apakah masih sadar atau sudah tak sadarkan diri. dan hasilnya, pria itu pingsan.

Angga mengangkat kedua tangannya menyatakan kemanangan kearah penonton. kemudian bersorak kegirangan.

Sang Wasit berlari ke arah Geo yang tersungkur tak sadarkan diri. kemudian memberikan sinyal bahwa tidak bisa melanjutkan duel. kemenangan kini ditangan Angga.

Semuanya bersorak kearah Angga yang menang hanya dengan 3 pukulan cepat dan langsung mengenai fital musuh.

"Itulah Kroom yang aku kenal....!!!" feira bersorak dengan keras.

***