webnovel

Percobaan Pertama - Gagal

Alex duduk di depan mesin waktu yang baru selesai dibangunnya. Ruangan itu penuh dengan tegangan. Mesin waktu ini jauh lebih rumit daripada yang dia bayangkan. Sejumlah panel kontrol, layar monitor, dan sakelar-sakelar menghiasi mesin itu.

Alex: (Dalam pikirannya) "Ini saatnya untuk melihat apakah semua kerja kerasku sebanding."

Alex dengan cermat memasukkan koordinat waktu yang ingin dia kunjungi. Dengan berdebar, dia mengaktifkan mesin itu. Mesin mulai berdengung, dan berkas-berkas cahaya aneh mulai mengelilinginya. Ruangan itu tampak memudar sejenak.

Namun, ketika cahaya kembali normal, Alex masih duduk di tempatnya, tidak ada perubahan apapun. Mesin waktu telah gagal.

Alex merasa putus asa. Dia mulai menguraikan semua komponen mesin waktu dan memeriksa setiap kabel, sirkuit, dan perangkatnya. Minggu demi minggu berlalu, dan dia melakukan percobaan ulang berkali-kali, terkadang menyebabkan ledakan kecil, dan satu kali hampir merusak rumahnya.

Alex: (Frustrasi) "Mengapa ini begitu sulit? Aku merasa seperti aku hampir mencapai sesuatu, tapi selalu saja gagal."

Dia terus memeras otaknya untuk memecahkan masalah. Dia mencari solusi dari berbagai sumber, meminta saran dari ilmuwan lain, dan mengambil catatan mendalam tentang setiap percobaan.

Beberapa bulan kemudian, setelah banyak kegagalan dan frustrasi, Alex akhirnya menemukan satu kesalahan kecil yang selama ini dia abaikan. Sebuah sirkuit kecil yang tidak terhubung dengan baik. Dengan perasaan campuran antara kegembiraan dan kelelahan, dia memperbaiki kesalahan itu

Setelah menemukan kesalahan kecil yang selama ini dia abaikan, Alex dengan hati-hati memperbaiki sirkuit tersebut. Kali ini, dia merasa lebih siap dan percaya diri. Dengan perasaan tegang, dia kembali memasukkan koordinat waktu yang sama dan mengaktifkan mesin waktu.

Mesin waktu mulai berputar lagi, menghasilkan aliran cahaya yang semakin intens. Alex merasa getaran yang kuat, dan seolah-olah seluruh dunia sedang berputar. Tapi begitu cahaya mereda dan getarannya meredup, dia menyadari bahwa dia masih berada di ruang kerjanya. Percobaan itu sekali lagi gagal.

Alex: (Dalam keputusasaan) "Apa yang salah dengan mesin ini? Aku telah memeriksa semuanya!"

Dia mulai merasa frustasi dan putus asa. Dia merenung sejenak, mencoba mengingat semua teori yang dia pelajari dan pengalaman yang dia alami. Lalu, sebuah ide tiba-tiba muncul di kepalanya.

Alex: (Menghela nafas lega) "Mungkin masalahnya bukan di mesin, tapi dalam pemilihan koordinat waktu yang salah."

Dia mulai berpikir lebih dalam tentang waktu dan bagaimana itu dapat dipengaruhi oleh peristiwa di masa lalu. Dia menyusun kembali rencananya dan memilih koordinat waktu yang berbeda, kali ini dengan keyakinan bahwa dia akan berhasil.

Alex: (Dengan semangat baru) "Ayo, kita coba lagi!"

Dengan hati yang berdebar-debar, dia mengaktifkan mesin waktu untuk ketiga kalinya. Getaran dan cahaya yang kuat kembali hadir, tetapi kali ini dia merasa sesuatu yang berbeda. Ketika cahaya mereda, Alex menyadari bahwa dia telah berhasil. Dia sekarang berada di masa lalu, tepat di tempat dan waktu yang dia inginkan.

ini menyoroti kerumitan mesin waktu, tantangan teknis yang harus dihadapi Alex, dan menggambarkan perasaannya yang penuh frustrasi dan ketegangan ketika dia menghadapi kegagalan berulang. Mesin waktu menjadi alat yang menguras pikirannya, tetapi dia tidak menyerah dan akhirnya menemukan kesalahan yang membuatnya bisa melanjutkan eksperimennya.

HendrikScreators' thoughts