webnovel

Chapter 1 Putri Count Ester

Dimalam yang sedang turun hujan deras. Keluarga Count Ester berkumpul di sebuah perpustakaan.

Bagai disambar petir saat itu. Count Ester menerima surat yang mengharuskan salah satu anaknya untuk mengikuti Sekolah kerajaan.

Alih - Alih sekolah kerajaan tetapi sekolah itu diperuntukan untuk keuntungan militer, dimana para siswa dan siswinya kebanyakan adalah seorang keluarga bangsawan yang berkhianat untuk menebus kesalahannya. seperti sebuah boneka, sekolah militer itu mengharuskan lulusannya untuk menjadi barisan pertama dalam perang.

keluarga Count Ester mempunyai 2 anak. anak pertama laki-laki yang hobbynya hanya minum-minuman keras, berjudi dan main wanita. dan anak kedua seorang wanita yang cerdas dan kuat. bagai langit dan bumi, mengingat mereka terlahir dari rahim yang sama.

"Kami berdua mengharuskan mengirim salah satu diantara kalian untuk mengikuti sekolah kerajaan".

atmosfer seketika menjadi sesak. orang tua yang hanya bisa saling menatap satu sama lain. dan kakak yang cuek tidak peduli, seakan itu bukan urusannya.

"jadi, ayahanda dan ibunda akan menerima dan membuang kami?"

"Bu..bukan begitu Hana".

"Lalu? apa maksudnya ayahanda mengumpulkan kami disini?".

"Hana.. kamu kan tahu kalau keluarga kita sedang diambang keruntuhan. dengan menerima uluran tangan Raja. beliau akan berjanji untuk mempertahankan nama bangsawan kita".

dengan wajah memelas ayah seperti memohon padaku untuk mengerti. sedangkan wajah Ibunda seperti seseorang yang sedang menahan air matanya tumpah. tidak berani melihat kearah ku.

"lalu. kalian memilih siapa untuk memenuhi panggilan Raja?"

seperti yang sudah kuduga dari semua drama yang telah terjadi disini. ayahanda menunjukku tanpa basa basi.

"Kenapa bu.."

"Mike, kakakmu adalah penerus satu-satunya keluarga Count Ester"

seperti sudah mengetahui pertanyaanku. ayah langsung memotong pertanyaan yang ingin aku ajukan.

"Kami tidak bisa membuatnya mati sia-sia".

mendengar perkataan terakhir dari Ayah langsung membuat seluruh tubuhku seperti tidak bertulang. sungguh.. alasan yang tidak masuk akal.

"aku juga anakmu" aku bergumam sedikit dan sepertinya terdengar oleh kakakku. kakakku hanya tersenyum seperti orang yang sudah menang.

aku meliriknya dengan sangat tajam. dan dia hanya makin melebarkan senyumannya.

aku ingin segera meninju wajahnya yang tidak tahu diuntung itu.

"Ayah.. apakah masih lama? aku ada janji dengan pacar ke 2 ku".

"Oh iya.. kamu boleh pergi duluan".

"Baiklah.." Mike berdiri tanpa beban. sambil bergumam setelah membalikkan badan "membuang-buang waktuku saja"

Benci.. aku sungguh membencinya. aku melirik tajam punggung laki-laki yang disebut adalah kakakku.

"Sungguh-sungguh membencinya"