webnovel

Liku Kehidupan

Fakta pengkhianatan sang ayah membuat Alena hancur hingga gadis itu memutuskan pergi membawa amarah serta dendam yang berkobar didalam dada. Setelah 10 tahun berlalu Alena kembali ke negara asalnya untuk bekerja disalah satu rumah sakit disana. Ditengah menyembuhkan luka Alena bertemu Elang, seorang dokter obgyn ditempat ia bekerja. pertemuan setiap hari ditambah sikap perhatian dan ramah Elang membuat Alena merasakan perasaan yang berbeda. Ditengah kedekatan mereka masa lalu Alena datang mengingatkan rasa sakit yang perempuan itu coba lupakan. Elang yang merasa aneh dengan sikap Alena berusaha menggali informasi tentang masa lalu perempuan itu. Hingga suatu saat Alena bersedia menceritakan semua padanya, membuat Elang memiliki keinginan menghapus luka itu. Seiring waktu berjalan Elang merasa perjuangannya tak sia sia melihat Alena yang kini mulai terbuka dengan keluarga perempuan itu.

Miracle_Blue · Adolescente
Classificações insuficientes
14 Chs

Flash Back

"Ayah"

Gadis itu menatap sang ayah dengan sorot mata penuh luka. Apa yang baru saja ia dengar sanggup mencabik cabik perasaanya sampai ke ulu hati.

"Ss semua ... Bohong kan?"

Lagi gadis itu mencoba membangun kepercayaan pada orang terkasihnya itu. Namun yang ia lihat hanya wajah sendu sang ayah. Tidak .. Yang ia lihat dan dengar barusan pasti salah, ayahnya laki laki setia dan sangat mencintai mamanya. Ini semua hanya kebohongan.

Ia mencoba tenang dan berjalan keatas panggung untuk meminta jawaban "YA" dari sang ayah. Hanya jawaban itu, hanya kata itu yang ingin ia dengar. Tak ia pedulikan semua pasang mata yang memandangnya penuh heran dan ingin tahu, ia butuh penjelasan sang ayah sekarang. Sekarang juga. Mengangkat wajah, Alena menatap mata sang ayah dengan berkaca kaca. Cairan bening itu siap meluncur menuruni pipi mulusnya.

"Ayah, yang kudengar barusan tidak benar kan?"

Kembali Alena melontarkan pertanyaan yang sama. Danu menatap putrinya dengan raut wajah yang sulit ditebak, bibir nya kaku untuk menjawab pertanyaan sang anak. Batin dan fikirannya berperang, haruskah ia jujur sekarang. Anaknya harus tahu, tapi tidak dalam keadaan seperti ini.

" Alena"

"Ya?"

"Semua yang kamu dengar benar sayang, ayah .. Ayah sudah menikah lagi, dan ... Rika ... Dia anak kandung ayah, adik tiri kamu"

Danu menunggu reaksi sang putri, Alena masih diam yang membuatnya semakin dilanda resah. Ia takut, takut sang anak akan membencinya dan meninggalkannya dan Danu tak mau hal itu sampai terjadi.

"Kenapa?"

Hanya itu yang mampu Alena ucapkan, ia masih shock dengan jawaban sang ayah. Ia ingin menangis sekarang, namun ia tahan. Meninggit bibir dalam dengan kuat membuat rasa asin dan amis itu menguar memenuhi rongga mulutnya.

"Kenapa ayah berbohong? kenapa menghianati mamaku?"

"Ayah .. Ayah .."

"Kenapa berkhianat? Kenapa berbohong? Apa salah mamaku?"

Kembali hanya pertanyaan itu yang mampu Alena lontarkan. Dia ingin mengamuk sekarang. Kenyataan ini sungguh membuat batinnya terguncang. Bukan, bukan jawaban ini yang ia harapkan.

"Ayah minta maaf sayang, ayah belum bisa jelaskan semuanya. Ayah perlu waktu nak, ayah .. ayah perlu ....

"Tapi semua sudah jelas, ayah tidak mencintai mamaku, ayah menikah lagi dan punya anak, apa aku hanya anak haram. Anak diluar nikah iya kan? Makanya ayah menikahi mamaku. Pasti karena itu kan?"

Tidak, kata itu nyatanya tak mampu Danu lontarkan, pertanyaan sang putri sungguh membuat pikirannya buntu. Ia mencintai mama Alena, sangat .. Ia mencintai Alena dan mama anak gadisnya, semua rahasia ini terjadi karena kesepakatannya dengan orang tuanya. Kesepakatan bodoh yang sangat ia sesali sampai sekarang.

Keterdiaman Danu di artikan Alena sebagai ya, gadis itu maju meraih kerah kemeja ayahnya. Dengan mata memerah, Alena memukul dada ayahnya kencang sambil berteriak pembohong dan penghianat. Tak ia pedulikan sopan santun yang selama ini ia jaga. Ia sakit, hati dan jiwanya sakit.

Setelah puas, Alena membalikan tubuhnya ingin segera pergi dari tempat terkutuk ini. Namun sebelum melangkah kesadarannya terenggut paksa, hanya teriakan sang ayah yang terakhir ia dengar.

Ia pingsan, dan rasanya tak ingin bangun lagi.