"Rias, Koneko, Aku membawakan album foto kecil Alex," kata Ibu Alex saat memasuki kamarnya sambil membawa buku album.
"Ibu!? Kenapa kau membawa kenangan masa kecilku yang memalukan!?" Kata Alex dengan terkejut.
Rias yang sedang berada di kamar Alex langsung bersemangat ketika melihat ibunya membawa foto album masa kecil Alex, "Foto kecil Alex!?" Dia langsung mendekati Ibu Alex dan duduk disampingnya untuk melihat foto album.
Koneko juga mengikutinya. Dia juga ingin melihatnya walaupun dia sudah bersamanya saat Alex masih kecil.
"Lihat lihat," Ibu Alex membuka halaman pertama dan memperlihatkan foto Alex kecil sedang memerah saat tidak memakai bajunya. "Ini adalah saat dimana Alex lupa tidak membawa handuk setelah mandi dan kami kebetulan memfotonya."
Rias memerah dan sedikit terengah-engah ketika melihat fotonya. Dia bersemangat ketika melihat tubuh telanjang Alex kecil. Dia bisa melihat naga Alex yang sudah lumayan besar padahal masih anak-anak.
Alex facepalm ketika melihat ekspresi Rias. Dia bertanya tanya apakah Rias sudah menjadi shotacon.
(//AN : Shotacon = Menyukai anak lelaki dibawah umur. Mungkin, saya sedikit lupa).
Koneko menatap foto itu dengan intens dan mulai mengingat-ingat ingatanya dulu. Foto itu seharusnya adalah Alex yang sedang mencari handuk setelah mandi bersama dengannya. Dia juga ingat saat dia menggosok punggung kakaknya saat mandi dulu dan memerah ketika mengingatnya.
Ibu Alex tidak memperhatikan apa yang ada dipikiran semua orang dan langsung membalik halaman album memperlihatkan foto Alex yang sedang tertidur di pintu, "Ini adalah foto saat dimana Alex yang sedang melamun di pintu tapi tiba-tiba dia tertidur."
(//AN : Itu sebenarnya pengalaman saya dulu saat masih kecil :3 ).
"Bu..." Alex benar benar malu sekarang ketika Ibunya mengingatkannya pada masa lalunya yang memalukan. Wajahnya sekarang memerah yang jarang di tunjukan olehnya.
Ibunya sepertinya tidak memperdulikan ekspresi Alex dan melanjutkan membalik halaman album memperlihatkan foto Alex kecil sedang memegang video game bersama anak berambut coklat dan dibelakang mereka ada sebuah pedang suci....
***
"Rias..." Alex tidak bisa berkata kata kepada kekasihnya yang sedang membawa album fotonya dengan ekspresi bahagia.
"Apa salahnya? Ini fotomu kan? Aku ingin menyimpanya dengan baik baik," kata Rias sambil memeluk albumnya dengan erat seolah-olah itu barang edisi terbatas yang baru dia dapatkan.
Alex menghela nafas dan membiarkannya. Dia melihat pintu rumah didepannya dan membukanya, "Kami pulang, Yuu..." Dia memasuki rumahnya dan melihat Yuu sedang menonton Tv sambil memakan camilan dengan tenang.
Yuu menoleh dan mengeluarkan catatannya, "Selamat datang kembali."
Alex tersenyum. Dia menoleh ke Rias dan Koneko yang berada di sampingnya, "Jadi, siapa yang akan memasak hari ini? Aku atau kalian berdua?"
"Biarkan kami berdua yang memasak," kata Koneko.
Rias menganggukan kepalanya.
***
Alex menguap saat berjalan ke sekolah. Dia saat ini sendirian karena Rias dan Koneko belum bangun dan dia tidak berniat untuk membangunkannya karena masih sangat pagi. Selain itu, mereka saat ini mungkin masih lelah setelah kegiatan malam. Sekarang adalah hari piketnya untuk membersihkan kelas, jadi dia harus berangkat pada pagi hari.
Alex menatap kedepan dan melihat dua gadis berambut hitam dengan seragam rapi sedang berjalan menuju sekolah. Alex tau siapa keduannya dan memutuskan untuk menyapa, "Selamat pagi, Tsubaki-senpai, Sona-senpai." Dia tidak memanggil dengan akhiran 'chan' karena merasa itu memalukan memanggilnya seperti itu didepan umum.
Tsubaki sedikit terkejut ketika melihat Alex disini. Tapi dia menyapanya dengan tenang, "Selamat pagi juga, Alex-kun."
Sona hampir menjatuhkan kacamatanya ketika mendengar suara Alex dan merasa lega ketika dia tidak menggodanya disini. Dia kemudian memperbaiki kacamatanya dan menyapanya dengan tenang, "Selamat pagi, Alex-kun. Sangat jarang bagimu untuk berangkat pagi hari seperti ini."
"Yah, aku bangun pagi pagi agar bisa berangkat denganmu," Alex berkata.
Sona tersipu dalam menanggapinya, "Begitukah?"
"Ya," jawab Alex.
Sona menghela nafas dan menenangkan dirinya. Dia kemudian menatap seragam Alex yang masih sedikit berantakan dan tidak bisa membantu tapi berkata, "Seragammu tidak rapi. Biarkan aku memperbaikinya." Sona menyesuaikan kacamatanya dan memperbaiki kancing Alex yang belum dimasukan.
Alex menatap Sona yang memperbaiki bajunya dan berpikir bahwa dia bisa menjadi istri yang baik, "Terima kasih Sona-chan." Dia memutuskan untuk memanggilnya dengan 'chan', karena tidak ada siswa lain saat ini disekitarnya.
Sona bergidik ketika dipanggil 'chan' olehnya dengan tiba-tiba. Dia memperbaiki bajunya dengan cepat dan memalingkan mukanya, "Sama-sama."
Alex menggelengkan kepalanya dan tahu bahwa Sona sedang menyembunyikan wajah merahnya.
Tsubaki yang melihat ini tidak bisa menahan senyumnya ketika melihat Kaichou-nya yang selalu kaku memerah. Dia menatap Alex dan bertanya tanya apakah dia bisa jatuh cinta dengannya.
Alex dan Sona tidak tahu apa yang ada dipikiran Tsubaki dan terus berjalan sampai mereka berhenti didepan gerbang sekolah, karena mereka melihat dua orang dengan aura suci berdiri didepan sekolah.
Tiba tiba Alex merasakan kalung salib yang dia pakai bergetar. Dia membelalakan matanya dan menatap salah salah satu orang memiliki aura suci, "Irina!?"
"Alex!?"
***
Alex sekarang duduk disofa, disampingnya ada Sona yang berwajah serius dan ada Tsubaki dibelakangnya.
"Salam kenal! Kami adalah pengusir setan dari greja. Namaku Irina, dan ini temanku, Xenovia," kata Irina yang duduk di sofa didepan mereka.
"Halo," kata Xenovia. Dia memiliki rambut biru dengan potongan bob pendek dan menggunakan jubah putih yang menutupi tubuhnya.
Sona menyesuaikan kacamatanya dan berkata, "Jadi, apa yang diinginkan oleh para pengusir setan di wilayah Iblis."
"Langsung ke intinya saja. Kami datang kesini untuk mengambil kembali pecahan pedang suci Excalibur yang dicuri oleh Malaikat Jatuh yang berada di kota ini. Dan untuk itu, kami ingin agar Iblis tidak ikut campur dalam urusan kami," kata Xenovia.
"Untuk itu, kami tidak bisa menjawabnya sekarang. Karena yang menjaga wilayah ini bukan cuma aku, tapi Rias juga," kata Sona.
"Oh? Apakah Rias dari keluarga Gremory? Kalau begitu biarkan aku mengunjungi dia," kata Xenovia.
Sona menganggukan kepalanya dan berkata, "Kalian bisa mengunjunginya nanti saat waktu sepulang sekolah nanti di klub ORC."
Xenovia juga mengangguk dan berdiri, "Kalau begitu, kami permisi dulu."
"Sampai jumpa!" Irina kemudian berdiri dan mengambil tangan Alex dan berkata, "Alex-kun, bisakah kamu ikut kami bersama?"
Alex menghela nafas dan ikut berdiri juga. Dia menoleh ke Sona dan berkata, "Aku akan pergi dulu, Sona-senpai."
Sona menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
Setelah melihat ketiganya keluar. Sona menghela nafas lelah dan meminum teh yang berada di meja. Dia merasa bahwa masalah ini tidak akan seserdehana itu dan hanya bisa berharap Alex bisa membantunya untuk menangani ini.
"Apakah kamu baik-baik saja, Kaichou?" Tsubaki bertanya dengan wajah khawatir.
"Aku tidak apa-apa Tsubaki. Terima kasih sudah mengkhawatirkan ku," kata Sona.
Tsubaki menghela nafas dan tidak mengatakan apa apa lagi. Dia bertanya tanya kapan Kaichounya berhenti bersikap selalu serius. Dia khawatir Kaichounya akan kelelahan jika selalu bersikap seperti itu.