webnovel

Lighting Master in DxD

Kuberi kalian peringatan, ini adalah novel cringe yang dibuat oleh remaja chuuni tertentu. Jika kalian ingin tetap lanjut membaca, maka saya tidak akan menghentikannya.

Zenftiy · Anime e quadrinhos
Classificações insuficientes
56 Chs

Bab 19: Melatih Issei

Alex saat ini sedang memasak sarapan di dapur. Koneko dan Ophis sudah bangun dan sekarang mereka berdua sedang menonton TV sambil menunggu sarapan.

Alex memasak dengan cepat dia kemudian menyajikan sarapan di meja. "Koneko, Ophis sarapan sudah siap." Kata Alex.

Koneko dan Ophis kemudian berjalan ke meja makan dan duduk di kursi. Ketika Ophis melihat makanan dia bingung bagaimana cara memakanya, dia juga tertarik karena baunya sangat harum. Dia kemudian menoleh dan menatap Alex yang ada di sampingnya.

Alex yang ingin makan merasakan tatapan Ophis. Dia menoleh dan melihat Ophis yang belum memakan makanannya, "Ada apa? Apakah kamu tidak menyukainya?" Tanya Alex.

Ophis menggelengkan kepalanya. Dia kemudian menunjuk sumpit yang ada di meja.

"Kamu tidak bisa menggunakan sumpit?" Alex bertanya lagi. Dia bertanya tanya apakah Ophis belum pernah makan dengan sumpit sebelumnya.

Ophis mengangguk sebagai jawaban.

"Kalau begitu, biar aku yang akan memberimu makan." Alex berkata. Dia kemudian mengambil sumpitnya dan memberi makan Ophis.

Ophis memakanya dengan tanpa ekspresi tetapi di matanya menunjukan bahwa makanan yang dimakan itu enak. "Enak." Dia kemudian turun dari kursinya dan duduk di pangkuan Alex sambil membuka mulutnya lagi untuk meminta makanan.

Alex tersenyum dan tidak mempermasalahkan tindakanya. Dia kemudian mengambil makanan lagi dan menyuapkanya ke Ophis.

Koneko yang melihat ini menatap Ophis dengan iri, dia juga ingin di suapi oleh Alex. Dia menghela nafas. Dia dulu saat kecil juga sering disuapi oleh Alex dan sekarang dia menginginkanya lagi. Dia ingin memakan makanannya lagi tapi tiba tiba Alex mengulurkan sumpitnya untuk memberinya makan.

"Kamu mau juga kan," Kata Alex sambil tersenyum.

Koneko menatap Alex, dia kemudian tersenyum dan memakan makanannya. Dia merasa makanannya lebih enak dari biasanya ketika Alex yang menyuapinya. Dia menatap Alex lagi dan merasa bahwa dia beruntung memiliki Kakak sekaligus Kekasih sepertinya.

Setelah itu mereka sarapan dengan bahagia.

***

Saat ini sudah siang hari, Alex sedang menggambar manganya dan Ophis duduk di pangkuannya sedang melihatnya menggambar, dia terlihat tertarik dengan manga yang dibuatnya.

Koneko disisi lain sedang bermain game disamping Alex. Dia tidak memperhatikan Alex menggambar karena dia tidak begitu tertarik, dia hanya tertarik ketika manganya selesai.

Mereka saat ini tidak kesekolah karena hari libur, mereka juga menunggu Issei datang kesini untuk melatihnya.

*Kringggg!*

Mereka mendengar bel pintu berbunyi. Koneko berdiri dan membuka pintunya dan melihat Issei dan Asia. "Issei-senpai, Asia-san, akhirnya kalian datang. Silahkan masuk.." Koneko menyambut keduanya.

""Permisi...""

Keduanya kemudian masuk kerumah dan melihat Alex sedang menggambar manga dan di pangkuannya ada seorang anak kecil imut.

"S-Siapa dia Aniki?" Issei bertanya dengan terkejut.

"A-Apakah kamu sudah memiliki anak dengan Koneko-chan..." Pikiran Asia berkeliaran.

Ophis tidak tahu kenapa merasa kesal ketika di anggap sebagai anaknya.

Koneko merasa aneh karena Ophis sebenarnya lebih tua darinya.

Alex mengedutkan bibirnya ketika mendengar kata Asia, "Bukan, dia ini Ophis, salah satu naga terkuat di dunia." Alex berkata yang membuat mereka berdua terkejut.

"N-Naga!!" Kata Issei dan Asia bersamaan. Mereka tidak menyangka gadis kecil yang ada didepannya adalah naga terkuat didunia.

"Yah, sudah tentang membahas Ophis, kalian datang keisini karena ingin berlatih kan?" Alex berkata.

Issei mengangguk dan mengepalkan tangannya, "Iya, Aniki! Aku ingin bertambah kuat untuk melindungi Asia!!" Dia sangat putus asa dulu saat melihat Asia di culik oleh Raynare dan diambil Sacred Gearnya. Dia tidak ingin Asia menderita lagi.

"Issei-san..." Asia tersentuh ketika mendengar kata Issei. Dia kemudian menoleh ke Alex dan berkata, "A-Aku juga ingin menjadi kuat agar tidak ingin menjadi beban bagi teman temanku!"

Alex dan Koneko tersenyum melihat tekad keduanya. Alex menyingkirkan Ophis dari pangkuannya dan berdiri, "Oke, aku akan melatihmu tapi ada syaratnya." Kata Alex.

""Syarat?"" Issei dan Asia bingung.

"Apa syaratnya Aniki?" Issei bertanya.

Alex mengangguk, "Ya, kalian harus berjanji bahwa kalian tidak akan memberitu tahu siapapun tentang apapun yang terjadi saat latihan." Kata Alex, "Itu artinya kalian harus merahasiakannya."

Issei dan Asia menelan ludah gugup ketika mendengar syaratnya. Mereka bertanya tanya seperti apa pelatihannya. Mereka berdua mengangguk, "I-Iya kami bejanji akan merahasiakannya."

Alex mengangguk puas dengan mereka. Dia kemudian mengeluarkan sebuah kunci berwarna emas yang terlihat mewah.

Keduanya bingung ketika melihat kunci itu, "Apa itu Aniki?" Issei bertanya.

Alex tidak menjawabnya dan mulai mengulurkan kunci itu di udara dan membukanya seperti membuka pintu biasa. Kemudian tiba tiba sebuah portal hitam besar muncul. "Nanti saja aku menjelaskannya, sekarang kita masuk dulu," Dia kemudian menoleh ke Ophis, "Apakah kamu mau ikut, Ophis?"

Ophis menganggukan kepalanya. Dia semakin tertarik dengan Alex karena bisa menggunakan kekuatan aneh.

Mereka semua kemudian memasuki portal.

***

Ketika mereka membuka matannya mereka berada di sebuah ruangan berbentuk kotak yang lumayan luas dengan dinding batu bata.

"Dimana kita sekarang Aniki?" Issei bertanya.

"Dungeon pribadiku." Kata Alex sederhana.

""Dungeon?"" Issei dan Asia memiliki tanda tanya di kepalanya.

Alex mengangguk. Dia kemudian mulai menjelaskan bahwa dia memiliki kekuatan untuk membuka sebuah Dungeon yang berisi monster untuk berlatih. Dia juga menjelaskan bahwa Dungeon ini memiliki lantai tak terbatas dan monter akan semakin kuat setiap levelnya.

Ketika Ophis memasuki Dungeon dia kaget karena merasakan sebuah entitas yang lebih kuat darinya, bahkan melampaui Great Red. Kemudian ketika dia mendengar penjelasan dari Alex, dia mengerti alasannya, karena lantai Dungeon ini tak terbatas dan monsternya akan semakin kuat di setiap level itu artinya monster di lantai teratas akan memiliki kekuatan yang bahkan melampaui imajinasi. Ophis kemudian menatap Alex dan dia benar benar tertarik dengannya sekarang.

Alex tidak menyadari pikiran Ophis dan terus menjelaskan tentang aturan yang ada di Dungeon ini kepada Asia dan Issei, "Apakah kalian mengerti?"

""Iya!"" Kata Keduanya bersamaan.

Alex mengangguk, "Kalau begitu, Issei, kau akan berlatih bersamaku dan Asia, kau akan berlatih dengan Koneko di lantai yang lebih bawah."

Asia terlihat kecewa ketika dipisahkan oleh Issei, tapi dia mengangguk dan mengikuti apa yang di katakan Alex. Karena dia tidak ingin terlalu bergantung pada Issei nanti. Dia juga tidak ingin menjadi beban seperti karakter Sakura dari manga Naruto yang dia baca.

Issei melihat wajah kecewa Asia tapi tidak mengatakan apa apa karena dia juga ingin menjadi kuat untuk melindunginya.

(AN : Sungguh pasangan yang cocok).

Alex menoleh ke Ophis dan bertanya, "Apakah kau akan mengikutiku atau Koneko?"

Ophis tidak menjawabnya tapi dia menggandengkan tangannya ke Alex.

Alex tersenyum dan sudah tahu apa jawabannya. Dia menoleh ke Issei, "Ayo!" Kata Alex sambil berjalan menuju pintu besar yang ada didepannya.

Issei mengangguk dengan semangat dan mengikuti Alex. Dia tidak sabar untuk berlatih dengan Anikinya.

***

Koneko disisi lain sedang mengatur lantai mana yang pas untuk Asia berlatih. Di belakangnya ada Asia yang sedang menunggunya dengan sabar.

"Apakah ini baik baik saja?" Asia bertanya. Dia khawatir dengan Issei karena berlatih di lantai yang lebih tinggi. Dia sudah mendengar dari Alex bahwa monter di lantai atas sangat kuat. Dia khawatir jika Issei terluka dia tidak ada di sana dan menyembuhkannya.

Koneko menganggukan kepalanya, "Ya, jangan khawatir, Issei-senpai tidak akan terluka karena Nii-San yang mebgawasinya berlatih." Dia kemudian selesai mengatur levelnya dan masuk kedalam pintu.

Asia mengangguk tapi dia tetap khawatir, dia kemudian melihat Koneko masuk kedalam pintu dan mengikutinya.