Eideth tidak bisa mempercayai dirinya berada di Lucardo secepat itu, ditambah Ia didalam istana kekaisaran. Eideth bertanya sudah berapa lama Ia tertidur dan pelayan itu menjawab, "Tuan sudah tidak sadarkan diri selama tiga hari". Ia tidak menyangka Ia sudah tertidur selama itu, "bisakah Kamu mengantarku pada Pangeran Reinhardt, ini penting". Perawat itu melarangnya, "Tuan tolong istirahat disini saja biar Saya yang memberi kabar Tuan sudah bangun".
"Sungguh, Aku baik-baik saja," Eideth melepas perban di tubuhnya menunjukkan lukanya sudah pulih, "lihat? Sekarang bisa Kamu antarkan Aku pada Rein-, maksudku Pangeran". Eideth harus berhati-hati dengan perkataannya di dalam istana Kekaisaran. Perawat itu terkejut luka di tubuh Eideth pulih tanpa meninggalkan bekas, Perawat juga memaksa untuk melakukan pemeriksaan mengecek tubuhnya. Eideth sedikit tidak nyaman dipegangi tapi Ia menurut tanpa membantah. Perawat itu tidak bisa menahannya lagi karena Ia sudah pulih total, Ia kemudian mengantarkan Eideth untuk bertemu dengan Pangeran.
Butuh waktu yang cukup lama agar Ia dipertemukan Reinhardt tapi itu akhirnya terjadi. Reinhardt terkejut Eideth sudah berdiri dan berjalan seperti normal, Ia hendak menegur perawat itu tapi Eideth membelanya. "Itu tidak benar yang mulia, Aku yang memintanya untuk mengantarku, tolong jangan marahi dia" Eideth menundukkan kepalanya. Reinhardt memerintahkan perawat itu untuk kembali dan meninggalkan mereka berdua sendiri.
Eideth bertanya Reinhardt dari mana dan Ia menjawab, "Kami sedang menginterogasi Kalos dan komplotannya". Reinhardt menjelaskan setelah Eideth tidak sadarkan diri, mereka kehilangan jejak dari Theo dan Carmilla. Mereka dengan mudah meninggalkan rekan baru mereka semudah itu. Ketika mereka menangkap Kalos dan yang lain, mereka berubah. Kalos melihat terbaring di tanah dengan Gyslaine di sampingnya. Berkah dari Varrak mulai menghilang dan tubuh Gyslaine mulai menghilang.
"Maafkan Aku Tuan putri, Aku gagal lagi" ujar Kalos, Gyslaine hanya menangis di sampingnya tidak bisa mengatakan apa-apa. Reinhardt menghampiri mereka kemudian memeluk Gyslaine. "Maaf Aku tidak dapat menyelamatkannya yang mulia" ujar Kalos sebelum Ia tak sadarkan diri. Reinhardt merasakan kehangatan tubuh adiknya untuk sesaat sebelum Gyslaine luruh menjadi debu.
Reinhardt duduk disebelah Kalos menggantikan Gyslaine, "maafkan Aku, Kalos, Aku tidak tahu tidak hanya Aku dan Ayah yang menghadapi kesedihan ini". Claudias menaruh tangannya di bahu Reinhardt, berempati dengan kesedihannya itu. Reaksi dua apostle lain tidak jauh berbeda setelah mendapati berkah Varrak ditarik kembali. Wajah Dandelia berbubah menjadi wajah seorang wanita yang lebih tua. Arlaw segera mencoba kabur ketika Ia mendapat kesempatan tapi Vinesa memukul perutnya hingga Ia tak sadarkan diri. Reinhardt lanjut menceritakan apa yang terjadi selanjutnya.
…
"Jadi itu yang terjadi" Eideth mengerti gambaran besarnya. Setelah mengalami kekalahan, Varrak mengambulkan [Wish] Eideth untuk memperbaiki kota Larcova yang terdampak dari pertarungan mereka. Hal itu menimbulkan banyak konsekuensi dari kausalitas hingga Varrak menarik berkah dari Apostle yang baru saja Ia angkat. Meskipun begitu, butuh waktu yang cukup lama hingga Varrak bisa beraksi kembali.
Eideth ingin melihat interogasinya tapi Reinhardt menolak, "ini adalah permasalahan Kekaisaran, Kami harus mengurus ini sendiri". Reinhardt memegang gagang pedangnya sedikit waspada, "jika Kamu bertindak gegabah disini, Aku terpaksa mencapmu sebagai pengkhianat bagi Kekaisaran". Eideth tidak tahu dari mana agresi ini muncul tapi Ia paham. "Reinhardt, apa Kamu dapat merasakan kekuatan dari dunia lain" tanya Eideth.
Reinhardt mengangguk kepalanya. Ketika Apostle lain kehilangan berkah mereka, Eideth masih memiliki berkah dari Dewa dunia lain. Reinhardt khawatir Eideth masih dalam pengaruhnya jadi Ia bersikap waspada. Eideth meminta maaf dan meyakinkan Reinhardt bahwa Ia benar-benar bersih dari pengaruh Dewa dunia lain.
"Kau yakin" tanya Reinhardt sebelum melepas pegangannya. Eideth bernafas lega Ia tidak menimbulkan konflik yang tidak diperlukan. Eideth menjelaskan alasan Ia ingin menonton agar dapat menawarkan bantuan menginterogasi Apostle. Eideth sebenarnya tidak mau melakukan itu namun Ia sudah berpikir jauh kedepan. Jika Ia dapat membantu Kekaisaran mendapat informasi yang memuaskan, Ia dapat menyerahkan masalah Aposlte pada mereka selagi Ia belajar dengan damai di Akademi.
Reinhardt menerima penawaran itu, Ia mengajak Eideth ke penjaran bawah tanah tempat Aposlte di tahan. Eideth mengikuti Reinhardt melalui koridor istana, dinding putih dari marmer itu perlahan mulai berubah menjadi bebatuan yang tua. Pencahayaan alami mulai hilang, Reinhardt mengambil sebuh lampu minyak yang disediakan di atas meja untuk menerangi jalan mereka yang semakin gelap.
Mereka sampai di depan ruang interogasi. Eideth tahu itu adalah ruangan "itu" dengan merasakan aura mencekam mengampuh keluar dari celah pintu. Setelah masuk ke dalam, dugaan Eideth benar. Banyak alat penyiksa tergantung rapi di dinding menambah kesan mengerikan yang Ia rasakan. Eideth bertanya pada Reinhardt "ini bukan satu-satunya ruang penyiksa ini bukan", dan Ia mengangguk. Seperti yang diharapkan dari penjara Kekaisaran, mereka akan melakukan apapun demi menjaga keamanan Kekaisaran, meski mereka harus melanggar moral dan melakukan perbuatan tidak etis.
Eideth bertanya bagaimana jalannya interogasi. Reinhardt berkata mereka tidak dapat informasi apapun dari Apostle, "bagaimana bisa" Eideth bertanya. "Lebih tepatnya Apostle yang Kita lawan sudah menghilang," Reinhardt membuka jendela kecil pada pintu tahanan, "lihat wanita itu". Eideth menyadari itu adalah Apostle yang di lawan oleh Claudias. "Namanya adalah Reine von Fraungaust, seorang Permaisuri dari kerajaan yang sudah runtuh di bagian timur Arkin". Eideth mencoba mengingat sejarah Artleya mencari tahu kerajaan yang dimaksud.
"Bukannya itu", "ya, salah satu kerajaan yang runtuh akibat serangan Menara Sixen". Eideth mengingat kerajaan itu runtuh akibat Menara Sixen muncul tepat di tengah Ibukota mereka. Itu adalah kemunculan Sixen paling merugikan sepanjang sejarah. "Ia berkata Ia tidak peduli dengan Kekaisaran Lucardo, Ia hanya peduli pada putrinya Dandelia, Ia tak mau mengatakan apapun setelah itu karena Kita sudah mengambil putrinya". Eideth tidak menyangka situasinya seburuk ini. Eideth bahkan belum bertemu iblis namun Dewa dunia lain sudah menggantikan terror mereka dalam pikirannya.
Eideth mengetahui cara kerja dari "Berkah" yang diberikan oleh Dewa dunia lain, seperti Varrak. Mereka akan mengabulkan permintaanmu asal Kamu harus membayar sebuah harga. Eideth bertaruh dengan Varrak dan Ia memasang persyaratan untuk merusak mentalnya. Eideth terpaksa mengalami pengulangan ingatan, melihat kembali semua trauma miliknya, setiap Ia menggunakan [Stasis]. Eideth melihat hal yang sama pada Apostle lain yang baru mereka rekrut.
Kalos ingin putri Gyslaine untuk hidup kembali karena penyesalan pribadinya. Reine rela mengikuti Varrak agar Ia bisa membawa kembali putrinya untuk hidup, tapi itu hanyalah sebuah kebohongan. Eideth malah penasaran apa motif dari Apostle ketiga, Arlaw. Eideth meminta Reinhardt agar mereka mulai dari Arlaw terlebih dahulu. Masalah yang dialami Reine dan Kalos begitu kompleks jadi Ia ingin melihat semua pilihan sebelum memilih mereka. "Baiklah kalau begitu" mereka pun pergi ke sel tahanan Arlaw.
Eideth melihat Vinesa berjaga di luar pintu ruang interogasi tempat Arlaw ditanyai. Vinesa terkejut Eideth sudah berjalan-jalan tapi Ia berkata Ia sudah pulih sepenuhnya. Vinesa membukakan kunci pada pintu itu. Eideth melihat Arlaw yang terluka dengan darah berlumuran di beberapa bagian tubuhnya. Ahli penyiksa itu permisi pergi agar Eideth bisa bicara empat mata dengan Arlaw. Eideth mencoba memastikan sesuatu. Eideth melihat lewat layar status miliknya, dan dugaannya benar.
[Sistem akan melakukan pembersihan ulang]
[Pembersihan ulang gagal karena pengaruh kekuatan dunia lain]
[Tolong hilangkan berkah Varrak sebelum pembersihan ulang]
Eideth tidak bisa mereset Talent miliknya dengan mudah. [Conceptualize] terkena sisa kekuatan dunia lain, tapi [Stasis] sudah benar-benar terkontaminasi oleh berkah Varrak. Eideth diminta untuk melepaskan berkah Varrak darinya tapi Ia punya pilihan yang terbatas. Cara pertama yang Ia punya adalah dengan menarik keluar kekuatan itu. Eideth tidak mau mengambil resiko menyentuhnya karena Ia sudah muak dengan pengulangan trauma. Cara kedua adalah meminta Apostle untuk mengambil berkah Varrak kembali tapi itu tampak mustahil. Cara ketiga adalah mengembalikan berkah dunia lain dengan paksa.
Eideth berpikir untuk menusuk Arlaw dengan [Stasis] memindahkan berkah Varrak ke tubuhnya. Ia bisa beralibi itu untuk interogasi dan kedoknya akan tertutupi dengan sempurna. Ada kemungkinan kekuatan Apostle milik Arlaw dapat bangkit kembali, tapi ada Vinesa disana untuk menyelamatkannya. Eideth adalah pemain TTRPG, menggunakan cara tidak bermoral seperti itu tidak melukai perasaannya sedikitpun. "Ini hanyalah permainan" adalah apa yang dipikirkan pemain TTRPG pada umumnya.
Eideth mencoba mencari alasan untuk tidak berbuat kejahatan yang mungkin akan Ia sesali. Eideth bertanya pada pria yang kelelahan setelah disiksa itu, "hey, Kamu bisa mendengarku". Arlaw tidak berkata apa-apa, tidak mengejutkan sama sekali. Eideth mengecek apa keadaan dari [Stasis], disana tertulis, [Ada kesempatan 30% untuk membentuk persona baru]. Eideth mencoba memikirkan ulang ide itu tapi Ia hanya mendapat kesimpulan yang sama, Ia akan bertaruh.
Eideth mengganti kelasnya menjadi Life Domain Cleric level 5 agar Ia bisa menyembuhkan Arlaw dengan optimal. Walau Eideth hanya akan menyembuhkan Arlaw sekali, Ia kebiasaan menghemat Spell Slot. Eideth berhasil melepaskan traumanya tanpa terlihat aneh. Ia merapal [Goodberry] menciptakan 10 buah beri kecil dan membuat Arlaw memakan semuanya. "Tenang, ini bukan racun, percayalah", setelah menelan 10 [Goodberry], luka Arlaw segera tertutup dan perawakan mukanya tampak lebih sehat.
Eideth tidak menyangka Ia begitu pelit mengorbankan mantral level satu untuk menggantikan sebuah ramuan penyembuh. Ia berpikir memulihkan 40 HP mungkin cukup, dan Ia bisa menggunakan mantra itu berkali-kali membuatnya lebih murah dari ramuan penyembuh. Vinesa dan Reinhardt melihat dari samping betapa ampuhnya sihir penyembuhan Eideth. "Hey dengarkan Aku, Arlaw bukan," panggil Eideth tanpa mendapat balasan, "Aku seharusnya mulai menginterogasimu tapi sebelum Aku mulai, katakan padaku, apa permintaanmu pada Varrak".
Sebuah ingatan kembali pada Arlaw setelah pikirannya fokus kembali. Ia segera memberontak mencoba melepaskan diri dari jeratan sabuk di kursinya. "Lepaskan Aku, Aku harus kembali, Aku harus pulang," teriaknya meronta-ronta, "kenapa, apa yang terjadi" tanya Eideth. "Aku harus pulang, adik-adikku, argh…" hanya dengan kekuatan dari adrenalin sesaat, Arlaw memutuskan sabuk pengikat di tangannya lalu menghancurkan kursi untuk membebaskan kakinya.
Vinesa segera turun tangan mencoba melumpuhkan Arlaw tapi Ia begitu lincah menghindari pukulannya. Arlaw belajar dari kesalahannya dan membuat gerakan yang lebih efisien. Vinesa hendak menghunuskan pedangnya tapi Eideth melarang, "bibi tangkap saja dia tapi jangan melukainya". Vinesa memegang bilah pedangnya menggunakan kedua tangan lalu memukul Arlaw dengan gagang pedangnya. Serangan itu tepat mengenai dagunya membuat Arlaw kehilangan keseimbangan, membuat para penjaga dengan mudah meringkusnya.
"Eideth, apakah Kamu tidak apa-apa" tanya Vinesa dengan khawatir. Eideth berkata Ia tidak apa-apa, Arlaw hanya melewatinya. Arlaw memberontak cukup keras hingga Reinhardt harus memerintahkan penyiksa untuk membiusnya. Penyiksa itu menyiram sedikit ramuan pada sebuah kain dan membius Arlaw dengan mudah. Reinhardt hendak membatalkan penawaran Eideth tapi Eideth bersikeras. Ia sudah ikut campur terlalu jauh dengan Apostle dunia lain, Ia juga sudah dikendalikan oleh Varrak. Ia ingin menuntut keadilan dan mungkin sedikit imbalan.
Setelah mengikat Arlaw kembali ke kursinya, Eideth memasang [Zone of Truth] dalam ruangan itu. "Didalam Zona sihir ini, Aku dapat mengetahui jika Arlaw mengatakan kebohongan, silahkan Pangeran" ungkap Eideth. Reinhardt penasaran sihir macam apa saja yang Eideth miliki tapi Ia merahasiakan hal itu. Reinhardt mencoba bertanya pada Vinesa tapi Ia sendiri juga tidak tahu.
Penyiksa menyiram Arlaw untuk membangunkannya. Tubuh Arlaw basah kuyup, tak butuh waktu lama hingga Ia menggigil kedinginan. "Apa itu benar-benar perlu" tanya Eideth menghancurkan suasana mencekam di ruangan itu. Eideth ingin mengeringkan Arlaw memakai sihir tapi Ia tidak mau terlalu berlebihan. Eideth berdiri di belakang Arlaw mengambil posisinya. Eideth membisikkan sebuah sugesti pada Arlaw.
"Apa yang Kamu lakukan barusan" tanya penyiksa itu. "Aku hanya mengancamnya untuk menjawab semua pertanyaan yang diberikan kalau Ia tidak mau hal buruk terjadi" jawab Eideth. Penyiksa Kekaisaran berkomentar kalau mereka takkan perlu melakukan pekerjaan mereka jika semua kriminal melakukan itu. Dengan izin Reinhardt, Penyiksa itu mulai melakukan pekerjaannya. Ia mulai menanyakan informasi yang ingin mereka ketahui, walaupun Ia harus menyiksa Arlaw untuk membuatnya bicara.
Arlaw mengaku Ia tidak tahu apa-apa soal Apostle kecuali pertemuannya dengan mereka. Ia merasa seperti kehilangan tubuhnya saat Ia diberi kekuatan dunia lain. "Aku bersumpah hanya itu yang kutahu" Arlaw mengaku. Reinhardt melihat tanda dari Eideth, Arlaw mengatakan kebenaran. Tugas Eideth terasa hampa karena Arlaw benar-benar menjawab semua pertanyaan dengan jujur tapi hal itu lebih baik. Penyiksa berkomentar pekerjaannya jadi kurang seru karena bantuan sihir itu, Eideth tidak tahu harus merasa apa.
Saat mereka hendak pergi, Arlaw memohon minta dilepaskan. "Kumohon, adik-adikku di Panti asuhan sendirian, mereka semua sakit". Eideth bersyukur Ia tidak jadi menusuk Arlaw dengan [Stasis] untuk menghilangkan berkah Varrak. Ia hampir saja menyerang anak yatim piatu dan bisa berakibat lebih buruk.
Permohonannya tidak membuat mereka tertarik sehingga Ia memutar otaknya untuk meyakinkan mereka. "Ada seorang Apostle yang menjaga adikku di -----", semua orang seketika tertegun membeku tak percaya. Reinhardt melihat Eideth menanyakan apa itu sebuah kebenaran, Eideth berat hati mengangguk. Mereka tak percaya Kekaisaran mereka sudah disusupi oleh Aposlte dunia lain semudah itu. Selagi mereka berperang dengan pasukan musuh yang keluar dari Menara Sixen, jenderal lawan mereka telah menyusup masuk di bawah hidung mereka.
Dengan perintah Reinhardt, Vinesa bersiap untuk mengumpulkan pasukan mereka ke kota itu. Walau mereka tak punya cukup kekuatan tempur untuk berkonfrontasi dengan seorang Apostle lagi, mereka harus membuat persiapan sebisa mereka. Eideth tidak tahu apakah ini kabar baik atau buruk. Di sisi positif, Ia belum kehilangan kesempatan untuk membuang berkah Varrak, namun di lain sisi Iat ahu keberuntungan saja tidak cukup untuk menyelamatkannya dari bahaya kali ini. Eideth tahu Ia tidak boleh ikut campur lagi tapi Ia sudah membuat pilihan.
Eideth meminta izin pada Reinhardt untuk ikut, menyadari urgensi dari situasi ini Ia menerima tawarannya. Reinhardt pun meminta saran pada Eideth terkait apa yang harus mereka lakukan. "Maaf yang mulia, Anda meminta saran Saya" Eideth kaget. "Dari pengalamanmu menghadapi Apostle, Kamu cukup ahli berurusan dengan mereka" kata Reinahrdt, Eideth tidak menerima itu sebagai pujian. Eideth dengan berat hati setuju tapi Ia membuat sebuah syarat, "apapun yang Kita lakukan, tolong jangan bertarung lagi jika tidak terpojok, kumohon yang Mulia".
Eideth meminta permintaan yang egois tapi Ia sadar dengan kondisinya, Ia hanya mengungkapkan fakta bahwa mereka harus menghindari pertarungan sebaik mungkin. "Tapi bagaimana" tanya Reinhardt, "Kita harus berbicara pada mereka yang Mulia, walaupun keadaan di ujung tanduk nantinya, Kita harus mencoba bernegosiasi".
Reinhardt memahami maksud Eideth. Mereka tidak bisa membiarkan penyerangan terjadi. Walaupun penyerangan yang terjadi pada Larcova tidak menyebabkan kerugian karena campur tangan Eideth, mereka takkan beruntung dua kali berturut-turut. Eideth melihat kearah Arlaw dan mendapat sebuah ide, "bagaimana jika Kita mengajak Arlaw disini untuk membantu Kita, Ia mungkin saja dapat berguna" sarannya. Reinhardt setuju dengan ide itu.
Vinesa kembali menghampiri mereka membawa kabar sebuah pasukan khusus sudah diarahkan menuju tujuan mereka. Vinesa mencoba menolak ide Eideth ikut tapi Ia mengikuti perintah Reinhardt. "Apa Ayahanda telah tahu tentang kabar ini" tanya Reinhardt sebelum pergi, "sudah, yang Mulia Kaisar sudah tahu dan mendoakan keselamatan Anda" jawab Vinesa.
Walaupun dengan persiapan terbatas, Reinhardt dan pasukannya pergi menuju kota dimana seorang Apostle sedang bersembunyi. Ia mempercayakan Eideth sebagai tangan kanannya dalam misi ini, "Kamu bebas berimprovisasi semaumu Eideth, jika Kamu pikir Kita benar-benar tidak perlu bertarung, Aku harap Kamu bisa berbicara dengan mereka" ujar Reinhardt. Kata-kata itu sedikit meringankan beban di pundak Eideth, Ia tak menyangka Pangeran akan begitu peka dengannya.
Eideth membuka ponsel ajaibnya setelah memperingatkan orang sekitarnya lebih dulu agar tidak panik. Ia memberi pesan pada Zatharna dan GM lain karena koneksi mereka terputus ketika melawan Varrak dan Apostlenya. Ia menjelaskan apa saja yang sudah terjadi tapi pesannya terhalang oleh pesan kekhawatiran dari Dewa-dewi Artleya itu. Zatharna bahkan menuliskan pesan mewakili Joan dan Sphyx untuknya.
[Jadi, kenapa Kami tidak bisa terhubung Eideth] tanya Zatharna lewat ponsel, [Varrak masih memiliki kendali akan Talentku, Aku harus menghilangkan berkahnya terlebih dahulu agar Kalian dapat masuk] balasnya. Eideth lega Zatharna dan yang lain dapat memahami situasinya tanpa butuh penjelasan panjang. [Semoga beruntung] pesan terakhir Zatharna mendukungnya.
Eideth punya sudah memikirkan berbagai skenario di dalam kepalanya tentang semua kemungkinan yang terjadi. Meskipun begitu rencananya takkan bisa terjalankan tanpa bantuan dari tahanan yang mereka bawa. Eideth menunggu Arlaw di bawa oleh para penjaga yang masih waspada.
Arlaw tampak sedikit gusar tapi Eideth segera menghiburnya. Ia meminta pengawal untuk memberi Arlaw pakaian yang bagus untuk membantu rencananya, lebih tepatnya Reinhardt yang memerintahkan mereka. Setelah mendapat pakaian yanbg layak dan rambut sedikit lebih rapi, Eideth menghampiri Arlaw seorang diri dengan begitu ramah. "Begitu dong, Kita harus membuatmu terlihat natural," ujar Eideth sambil membenahi pakaian Arlaw agar sedikit rapi, "Aku berjanji padamu, jika Kamu mengikuti Kami, Aku mungkin bisa membantumu" bisik Eideth dengan pelan.
Ia mencoba mendapat kepercayaan Arlaw bagaimanapun juga. Ia bahkan belum mengganti kelasnya kembali dan tetap menjadi Cleric agar Ia dapat memakai sihir sosial. Eideth bahkan akan memakai [Stasis] untuk menjadi Bard jika Ia perlu sedikit bonus untuk persuasi. Dengan garis besar rencana sudah siap dalam kepalanya, mereka pun bergegas pergi.
Itu adalah update cover untuk Volume 2. Enjoy
Creation is hard, cheer me up!
Like it ? Add to library!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.