Hari Pernikahan
Akhirnya setelah perjuangan selama seminggu untuk membujuk keluarga Rahayu dengan membawa beberapa ustads dan juga dengan membawa Alquran dan terjemahannya serta mendapatkan nasehat dari Murobbi (guru) yang tahu banyak dan dapat memberikan jaminan akan tidak adanya mitos itu dalam islam maka pernikahan Rahayu dan kak Ryanpun terwujud, hari ini bukan hanya hari terindah Rahayu namun hari ini adalah hari untuk kesekian kalinya membuktikan bahwa persahabatan kami mampu menyelesaikan masalah sesulit apapun, air mata tidak akan mampu untuk membuat kami mengalah pada keadaan, takdir terjadi karena ulah manusia pula karena itulah kami percaya bahwa takdir bisa kami buat seindah mimpi kami, kami percaya pada Allah dan percaya akan kekuatan-Nya… bukankah Allah selalu bersama hambanya..??? Allah akan ikut dengan persangkaan hambanya karena itu kami berempat tidak pernah berperasangka buruk pada Allah, bukankah manisnya madu akan terasa karena adanya paria…??? Begitupun kebahagian, akan terasa lebih nikmat karena adanya derita… kehidupan akan lebih berarti dengan adanya masalah…tapi ketika masalah menumpuk itulah yang sulit.
"Pernikahan boleh berlangsung dengan syarat dilaksanakan di luar Tator…"
"Astagfirullah.. mana bisa…??? Bukankah Mamuju yang menurut peta adalah Ibu kota sulawesi barat dekat dengan Tator bukannya Makassar"
"Tidak mesti di Makassar dek.."
"Tapi mau dimana lagi..??? yang kami tahu hanyalah Makassar Tator.."
"Bagaimana kalau di rumah pamannya di Mamuju pula, lebih dekat dan juga menghemat biaya" yach… mereka lebih memilih kebahagian anaknya dari pada adat dan untuk bisa melepas Rahayu dari hukum adat maka pernikahan diadakan di luar tator. Tidak peduli yang penting semuanya berjalan lancar dan pernikahan itu sah di mata hukum dan agama tapi… bagaiamana aku ke mamuju sedang perjalanan ke tempat itu sangat jauh dan melelahkan tapi buat persahabatan muntah darahpun tetap aku jalani.
Mamuju..??? Astagfirullah… perjalanan yang sangat jauh dan melelahkan belum lagi perjalanan naik bus yang berbelok-belok, jika dari Makassar maka menurutku bisa memakan waktu semalaman penuh untuk perjalanan ke Mamuju karena bus untuk ke daerah itu hanya ada pada malam hari, perjalanan semalaman full ditambah dengan beberapa jam dipagi hari hingga biasa tibanya di lokasi tujuan itu pagi menjelang siang.
Itulah keputusan akhir dari musyawarah keluarga Rahayu sepekan yang lalu, dan sekarang… adalah hari terindah dalam hidup seorang Rahayu Nunggu Hakim, Rahayu melepaskan masa lajangnya bukan berarti melepaskan persahabatan kami, persahabatan kami tidak akan terhapus oleh jarak dan waktu, tetap saja kokoh karena kami bersahabat dalam suka maupun duka, setelah ini entah giliran siapa lagi. Entah giliran siapa yang harus menangis namun kemudian tertawa bahagia.
Yach… semuanya memang akan indah pada waktunya, tapi bukan manusia namanya ketika mereka tidak menuntut untuk semuanya indah pada saat yang mereka inginkan tapi Allah itu maha Tahu kapan saat yang tepat untuk bisa bahagia, dan sekarang saat yang tepat Rahayu bahagia.
2 Maret 2010
Saat ini kisah itu terulang padaku dan haruskah semua pecinta dalam persahabatan ini teruji dengan air mata dan pertentangan adat…??? Haruskah..???. mengapa kami benar-benar senasib, tapi aku berharap itu benar karena setelah pertentangan Rahayu dengan keluarganya kemudian pertentangan antara Asmi dan keluarga Tiara lalu pertentangan Selvi dengan keluarganya karena kak Adit yang orang betawi, semuanya berakhir dengan indah dengan pernikahan mereka yang meriah.
Selvi yang tinggal di kab. Bone yang juga tidak kalah jauhnya dengan Tator… Bone yang terkenal dengan suaranya yang lembut dan tutur katanya yang sopan menajadi bukti betapa halusnya budi pekerti mereka dan saat ini akupun akan menjadi saksi betapa lembutnya mereka terhadap budaya mareka namun semuanya harus runtuh ketika dengan suara lantang dalam kelembutan itu mengatakan tidak pada pernikahan Selvi.
"Ami.. bukankah Islam adalah agama yang mempermudah semuanya… namun tidak untuk dimudah-mudahkan..??" ujar Selvi sambil memelukku.
"Iya.. tapi adat adalah bagian darah kami."
"Masih ingat kejadian 31 desember di Siwa..??? Kampung Tiara..??"
"Iya.."
"Semuanya akan berakhir indah seperti kisah-kisah kami, kau harus tahu bahwa kami semakin menghargai cinta dan mengerti arti pernikahan setelah kejadian itu"
"Ami.. kau akan semakin mengerti bahwa percekcokan akan lebih indah sebelum pernikahan agar kamu mampu menjaga pernikahan yang kau perjuangkan itu hingga akhir, kau akan berusaha membuktikan bahwa pilihanmmu itu benar sehingga orang-orang tidak akan menertawakanmu karena kau salah memilih dan apa yang mereka katakan itulah yang benar, hancurkan hukum adat yang melanggar syariat sayang, bukankah persahabatan kita ada untuk menegakkan syariat Islam..??? Insya Allah kita akan menjadi sahabat Dunia akhirat, dunia kahirat kita akan saling tolong menolong percayalah itu sahabatku, saudara semuslimku, bukanlalh saudara itu adalah yang lahir karena satu ayah dan satu ibu, terlahir dair rahim yang sama tetapi karena kita segama itulah saudara yang sesungguhnya" yach.. Asmi memang hebat… selalu mampu memberikan kesejukan pada hati dengan nasehatnya yang bijaksana meskipun terkadang sok dewasa di mata kami hingga akhirnya kami mampu untuk mencerna dan paham bahwa kata-katanya benar dan perlu analisa tingkat tinggi untuk bisa terima semua argumennya. "Hidup tidak akan indah tanpa rintangan, jika semuanya sempurna itu malah akan membosankan, monoton… tak ada riak ombaknya seperti di laut tapi dengan masalah semuanya akan indah setelah kita mampu untuk melaluinya, masalah untuk kita hadapi bukan untuk lari darinya."
"Hidup memang indah dengan masalah tapi kalau masalahnya banyak, kita kalah untuk menghadapinya"
"Itu prinsip orang yang mudah putus asa dan bukan dalam persahabatan kita"
Yach.. mereka semua memang benar tapi bukankah mudah untuk bicara..??? tapi aku yang menjalaninya sangat sulit, tak ada wonder woman yang menyelamatkan hidupku seperti aku yang hadir dalam hidup mereka dan mejadi wonder woman yang menyelamatkan kisah cinta mereka dan saat ini yang aku punya hanyalah Allah dan juga mimpiku, selebihnya aku tidak memiliki apapupn. Aku tidak tahu harus berharap pada siapa lagi…??? Yang aku tahu saat ini hidup tengah mempermainkanku dan inginkan aku bahagia dengan cara yang berbeda saja, kapan kiranya harapan dan keinginanku bisa terwujud, apa yang pernah aku takutkan benar-benar terjadi, pertentangan adat dan Islam untuk sebuah pernikahan.
Bukankah aku pernah menangis selama lima tahun untuk mimpiku sebagai seorang penulis..??? hanya keyakinan yang kuat dan juga perjuangan untuk mimpi itu yang membuatku bisa hadapi semuanya, bukankah semuanya berbuah manis dengan perjuangan..??? aku berhasil meraih mimpiku meskipun dengan cemooh keluargaku an kelak aku yakin bisa untuk meraih mimpiku meskipun dengan cemooh semua keluargaku dan adatku, bukankah aku selalu mampu membuktikan bahwa aku bisa bahagia dengan menjalani mimpiku, meskipun mimpi itu tidak sejalan dengan apa yang mereka inginkan, aku sudah menjalani semua ingin mereka namun menjadi sarjana untuk jurusan yang mereka pilihkan untukku tidak memberikan jaminan untukku berhasil dan terikat kerja namun mimpilah yang memperlihatkan padaku bahwa betapa hebatnya menjadi yang kita inginkan, betapa bahagianya menjadi bagian dari mimpi kita yang telah menjadi kenyataan dan sekarang hal itupun harus aku ulang untuk buktikan pada mereka bahwa pilihanku itu adalah sebuah kebenaran di mata agama dan juga adat.