"Di mana kuda milikku?" tanya Zhang Yi tanpa basa-basi.
"Kuda putih itu masih ada. Dia masih hidup," ucapnya sambil tersenyum ramah.
Terhadap segala kejadian yang baru saja terjadi di kediaman itu, Tuan Besar Bu bersikap seolah-olah dirinya tidak tahu. Seakan-akan ia tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Zhang Yi tersenyum dingin. Dia bertanya lagi, "Kenapa kau mengambil kudaku?"
"Karena aku ingin. Terutama sekali, karena anakku menginginkan kuda putih itu,"
"Anakmu? Siapa anakmu?"
"Kau sudah lupa kepadaku?"
Suara lain tiba-tiba terdengar. Disusul kemudian dengan keluarnya satu sosok manusia. Begitu melihat siapa pemilik suara itu, Zhang Yi sedikit terkejut.
Ternyata anak dari Tuan Besar Bu adalah pendekar muda yang mengaku Pangeran Pedang Hijau.
Tentu saja dia tidak akan melupakannya. Apalagi, belum lama ini dia juga pernah bertarung dengannya.
"Jadi dia adalah Ayahmu?" tanyanya sambil menoleh ke arah Tuan Besar Bu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com