"Jadi, mereka memberikan dua pilihan kepadamu?" tanyanya memastikan kembali.
"Benar, Tuan Muda," ucapnya membenarkan.
"Lalu, pilihan mana yang kau ambil?"
"Aku tidak memilih kedua pilihan itu. Aku meminta diberikan waktu selama empat hari untuk memikirkan jawabannya. Untunglah mereka memberikan kelonggaran. Sehingga, aku bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk meminta bantuan kepada Partai Pengemis,"
Ia berhenti sebentar. Dirinya meneguk secawan arak. Setalah habis, ia segera melanjutkan ceritanya lagi.
"Sebenarnya, aku sungguh merasa tidak enak hati karena melibatkan persoalan ini dengan Partai Pengemis. Padahal, sejatinya Partai Pengemis ini tidak ada sangkut pautnya. Tapi mau bagaimana lagi, aku pun tidak mau melihat perguruan sendiri hancur di tangan orang-orang berhati keji seperti mereka,"
Wajah si Elang Merah langsung berkerut. Pada saat seperti itu, ia tampak jauh lebih tua daripada sebelumnya. Kerutan di wajah makin terlihat dengan jelas. Wajahnya juga murung.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com