Kondisi Kakek Sakti Suling Pualam ternyata tidak lepas dari pengawasan si Pelukis Kejam.
Ketika melihat orang tua itu sudah sekarat, mendadak saja ia mengayunkan senjata andalannya. Senjata itu terayun dan tepat mengenai dada Kakek Sakti Suling Pualam.
Dia menjerit tertahan. Matanya melotot ke wajah si Pelukis Kejam.
"Ka-kau ..." Kakek Sakti Suling Pualam tidak bisa melanjutkan ucapannya lagi.
Sebab belum selesai perkataannya, Malaikat Maut sudah lebih dulu mencabut nyawanya.
Tokoh sakti dunia persilatan yang masih tersisa, sekarang dia telah tiada. Ia telah tewas. Tewas ketika menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya.
Meskipun seluruh tubuhnya sudah dilumuri oleh darah. Walaupun ia menderita luka di setiap bagian tubuhnya. Tapi mulutnya tampak tersenyum. Senyuman ikhlas. Senyuman khas orang tua kepada anaknya.
Sepertinya ia benar-benar bangga bisa mati di medan perang sebagai seorang pendekar sehari.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com