Tak lama kemudian, sejumlah mobil polisi telah tiba. Samuel dan teman-temannya telah ditangkap.
Melihat para penjahat itu tertangkap, Randika mengikuti Deviana dengan muka cemberut.
"Hei mana hadiahku!" Randika masih berharap bisa meremas-remas dada itu.
"Aku tidak menjanjikanmu hadiah semacam itu." Teriak Deviana dengan malu.
"Kalau begitu, traktir aku makan." Kata Randika. "Aku harus membuat banyak kenangan bersamamu sebanyak mungkin karena tidak ada hati wanita yang tidak bisa kutembus. Suatu hari nanti, kau akan menjadi milikku!"
Tentu saja, kata-kata terakhir Randika ini tidak dia ucapkan.
Kali ini Deviana tidak menolak permintaan Randika dan membawanya ke depot masakan Cina.
"Cobalah nasi gorengnya ini." Randika menawarkan makanannya ke Deviana.
"Hmm! Enak juga ya." Deviana mengangguk setuju.
Randika hanya menatap Deviana dalam-dalam. Deviana yang tersipu malu itu bertanya, "Kenapa kau tidak makan?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com