webnovel

Legenda Dewa Harem

Dulu dia dikenal sebagai Ares, dewa perang yang tak terkalahkan, tak tertandingi! Sekarang dia adalah Randika, penjual mie ayam pinggir jalan Akibat siasat busuk musuh bebuyutannya, dewa perang yang tegap dan kekar ini terpaksa menjadi pedagang kaki lima untuk memastikan teman-teman seperjuangannya tidak dihabis. Tanpa kawan, tanpa uang, tanpa apa-apa, Randika dipaksa menanggalkan masa lalunya yang penuh darah. Namun takdir berkata lain! ”Aku mau kamu jadi suamiku! Sekarang!” Teriak perempuan yang tidak mau menerima jawaban ‘tidak’ dari Randika. Perempuan sinting macam apa yang mau kawin dengan penjual mie ayam? Apalagi perempuan itu adalah Inggrid Elina, CEO super kaya yang bisa mendapatkan laki-laki siapapun yang dia ingini! Apa yang membuat Elina memaksa penjual mie ayam ini menikahinya? Bagaimana Radinka bisa menolak tawaran Elina yang kaya dan cantik jelita? Apapun jawaban Randika, sebuah sosok akrab dari masa lalunya akan segera kembali menghantuinya. Akankah ia menghadapi sosok itu seorang diri? Akankah kehadiran CEO sinting nan cantik ini membantu atau justru memperburuk keadaan Radinka?

Lao_Ban69 · Oriental
Classificações insuficientes
420 Chs

111 Cobaan Ilahi

"Ah?"

Viona yang masih ragu itu tiba-tiba sudah digendong oleh Randika. Dalam sekejap wajahnya menjadi merah. Tetapi, perasaan aman dan nyaman ini benar-benar baru dia rasakan ketika bersama dengan Randika.

Bersandar di dada Randika yang kekar itu, Viona bisa mendengar detak jantung Randika yang berdegup dengan tenang.

Si supir taksi hanya bisa melihati mereka dengan tatapan iri. Sialan anak muda ini, mereka malah bermesraan di depanku!

"Tahan sebentar ya." Randika tersenyum pada Viona.

"Baik." Viona menutup matanya.

Randika menyukai aroma yang memancar dari Viona ini, baginya dia benar-benar harum.

Langkah demi langkah, Randika masuk ke rumah dan mengantarnya ke kamar tidurnya di lantai 2. Viona yang digendong itu merasa waktu seakan berhenti, perasaan nyaman ini benar-benar menenangkan bagi dirinya. Bahkan selama dirinya digendong, wajahnya benar-benar dekat dengan Randika.

"Sudah sampai." Randika tersenyum menatap Viona yang terlihat malu-malu itu.

Ha? Cepat sekali!?

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com