Yuujin Yamaguchi, seorang pemuda jenius yang berhasil menaklukan berbagai macam game VRMMORPG yang berkembang pada masa itu tiba-tiba diberitakan mati secara misterius di Amerika.
[Gila! Yuujin Yamaguchi beneran mati!]
[Masa sih?! Paling hoax lagi!]
[Lihat berita ini!]
[Ah! Betulkah ini bunuh diri?]
[Wah saya tidak heran kalo ini bunuh diri!]
[Tidak mungkin! jangan hoax!]
Kematian tiba tiba sang gamer Legendaris itu menggemparkan dunia maya hingga ke situs-situs dark web yang selama ini mengikuti perjalan sang gamer.
Kehilangan pro gamer andalan agensi E-nfinity membuat berbagai sponsor menarik segala fasilitas yang diberikan.
Termasuk fasilitas spesial, sebuah apartemen mewah di Tokyo yang selama ini menjadi tempat tinggal adiknya, Hiro Yamaguchi.
***
"Sial! Sial! Sial!"
Seorang pemuda terlihat sedang mengacak-acak rambut hitamnya di tepi jalan seperti orang gila. Di dekat kakinya, ada sebuah kardus besar yang penutupnya tak bisa menutup sempurna karena isi yang kebanyakan.
Tiga hari setelah kematian kakaknya diberitakan, Hiro akhirnya diusir dari apartemen yang selama ini ditinggalinya. Tanpa diberikan kompensasi apapun dari agensi tempat bekerja kakaknya.
Tidak ada informasi yang jelas tentang penyebab kematian kakaknya, baik dari media maupun dari agensi E-nfinity. Jasad Yuujin saat ini masih dalam masa investigasi lebih jauh, dan meskipun telah selesai, Hiro tak punya cukup uang untuk menebusnya.
Tiga hari berlalu dan hidup Hiro terasa seperti di neraka.
Tidak ada yang tersisa untuknya, bahkan kartu kredit milik Yuujin yang biasa digunakan olehnya pun telah dibekukan. Hiro hanya bisa mengandalkan tabungannya yang tak seberapa.
"Hidupku benar-benar sudah berakhir. Ini semua karena si bodoh itu, Arghhhh! Bisa-bisanya dia mati begitu saja!"
"Kalau kau mau mati, mati saja kali! Kenapa sampai ikut membuatku susah! Dasar kakak bodoh! Apa kau lupa kalau kau masih punya adik?!"
Plangggg!
Hiro menendang sebuah tiang lampu di tepi jalan dengan keras, membuat kakinya seketika bisa merasakan aliran listrik menyengatnya.
"Aduh! Sakit, Sialan!" umpatnya sambil menepuk kakinya yang gemetar.
Sudah hampir dua jam Hiro berdiri di tempat yang sama. Dari langit terang sampai gelap.
"Aku tahu kau sengaja, kau lelah mengurusku, bukan?! Kematianmu itu, kau pasti sengaja memalsukannya! Aku tahu cara mainmu, Yuujin. Kau sangat cerdas, bahkan licik. Di Amerika, bukankah sudah banyak orang yang memalsukan kematian?"
"Cih, andai saja aku punya cukup uang untuk mendatangimu kesana."
Hiro mengepalkan tangannya, rasa marah, kesal, dan kecewa sekaligus, kini sedang membuat hatinya mendadak diselimuti kegelapan.
"Kenapa hidupku sangat payah?" Hiro menghela nafas panjang lalu menatap langit yang sangat gelap.
Hingga tiba-tiba, sebuah kilatan cahaya yang sangat terang mengejutkannya.
Darrrr! [Suara petir menyambar dari kejauhan]
Lengkap sudah penderitaan Hiro malam ini, hujan deras tiba-tiba datang mengguyur badannya.
"Sial! Sial! Sial!"
Hiro segera bergegas mencari tempat yang teduh. Beruntung, sebuah halte bus berada di dekatnya.
"Kemana aku akan tinggal malam ini?"
Hiro menyentuh android bracelet berwarna hitam yang melingkar di tangan kirinya, benda itu memproyeksikan tampilan beranda smartphone di atas kulit tangan kirinya. Sebuah teknologi yang telah menjadi benda wajib dimiliki untuk orang-orang yang hidup pada tahun 2028 itu. Sedikit basah terkena air hujan bukanlah masalah, teknologi itu sepenuhnya waterproof.
Ia berharap melihat sebuah notifikasi dari satu-satunya keluarganya yang tersisa, Aunt Yuma. Namun, wanita itu tetap mengabaikan seluruh panggilan dan pesan Hiro sejak beberapa hari yang lalu.
"Sepertinya aku benar-benar sendirian sekarang," desah Hiro, muram. Ia menundukkan kepalanya, kedua matanya menatap kosong ke arah layar itu.
Ding!
[Sebuah pesan masuk telah diterima]
[Iklan: Temukan tempat tinggal yang nyaman dan murah di dekat Stasiun Kami-Itabashi. Apartemen 1R harga mulai dari 40,000 yen/bulan. Jumlah terbatas! Hubungi +81 3 5xxxx untuk pemesanan]
Meskipun bukan pesan yang diharapkan, melihat harga tempat tinggal yang sangat murah dan lokasi yang hanya berjarak tiga blok dari tempatnya, Hiro nekat berlari di bawah hujan menuju ke lokasi itu.
Dan akhirnya, Ia berhasil menemukan apartemen yang dicarinya. Sebuah bangunan tua dengan lima lantai. Ia bertemu dengan pemiliknya untuk menawar harga, seorang wanita gemuk berwajah ramah, bagaimanapun juga sisa uang Hiro sekarang hanyalah 25,000 yen. Ia tetap nekat. Dan keberuntungan sedang berpihak padanya.
Ia berhasil mendapatkan harga 20,000 yen/bulan untuk apartment 1R, bahkan ia bisa membayarnya sebanyak dua kali di muka dan di akhir bulan. Ia segera membayarkan 10,000 yen pertama menggunakan android braceletnya. Transaksi yang sangat mudah dan cepat. Teknologi memang mempermudah segalanya.
Hiro segera bergegas menuju kamarnya yang terletak di bagian paling pojok lantai tertinggi dengan nomor 501.
Sebuah ruangan dengan luas 28 meter persegi lengkap dengan sebuah tempat tidur, ruangan kecil untuk dapur, dan satu kamar mandi dalam yang hanya dibatasi oleh sekat-sekat kayu tipis membuat Hiro teringat kembali akan kehidupan lamanya. Ia lalu meletakkan kardusnya di atas meja sebelah tempat tidur.
"Sial! Aku benar-benar tak punya uang. Yuujin sialan, kenapa kau tak memberiku apa-apa untuk modal? Hahhh… sepertinya besok aku harus cari kerja untuk bertahan hidup," Hiro memeriksa saldo tabungannya.
"Aku bahkan tidak punya cukup uang untuk membayar pendaftaran kuliah, apa gunanya keterima di tiga kampus top saat ini kalau aku tak bisa membayar? Sialan! Semua yang ku lakukan jadi sia-sia, Yuujin sialan!"
Hiro menendang meja di dekatnya dengan keras, dan kardusnya pun terjatuh dari atasnya–
Bruk!
Menyesali tindakannya, ia segera menyelamatkan kardus itu dan menjejalkan kembali barang-barangnya yang terjatuh berserakan di atas lantai berdebu.
Tangannya seketika berhenti bergerak saat bersentuhan dengan sebuah box logam kecil yang terselip di antara setumpuk bajunya. Box itu adalah cube memory, menyimpan beberapa gambar atau foto yang biasanya digunakan orang-orang untuk sebuah album kenangan.
Hiro menekan tombol aktivasi pada box itu dan sebuah senyuman getir terukir di wajah Hiro saat box itu projects some old–unforgettable photos.
Foto pertama adalah foto Hiro yang masih berumur 6 tahun, pertama kalinya Hiro pergi ke sekolah diantar oleh sang kakak, tak lama dari hari naas kecelakaan orang tua mereka.
Foto kedua adalah foto berdua mereka, sang kakak sedang menggenggam piala kejuaran gaming international sambil memeluk bahu Hiro erat, keduanya terlihat sangat bahagia dengan tawa yang sama.
Tiba-tiba Hiro teringat dengan caption yang kakaknya tulis di bagian bawah–
'Kamu juga pasti bisa Hiro, Percayalah!'
Hiro tersentak saat sesuatu menetes dari matanya. Ia segera mengusap kedua matanya dan mematikan cube memory itu.
"Kenapa sih ruangan ini banyak debunya?"
Karena hari itu sangat melelahkan, Hiro memutuskan untuk melompat ke atas tempat tidur lebih awal.
***
Bam! Bam! Bam!
Suara gedoran pintu yang sangat keras membuat Hiro tersentak, terbangun dari tidur nyenyaknya.
Dengan kesal, Hiro pun memaksa untuk berdiri dan berjalan dengan langkah malas menuju pintu.
Brakk!
Hiro nyaris merusak engsel pintu kamarnya karena membukanya dengan kasar. Ia sudah siap melontarkan beberapa makian untuk orang yang telah mengganggu tidurnya.
Namun…
Tidak ada siapapun di sana.
Dan hari masih gelap.
Saat ia melirik jam yang tertera di android bracelet miliknya, waktu menunjukkan pukul 03.00 AM.
"Sial!" umpat Hiro sambil mencondongkan tubuhnya keluar untuk memeriksa kalau benar-benar tak ada siapapun di sana.
Kakinya tak sengaja menendang sesuatu yang berat di atas lantai di depannya.
Bruk!
Sebuah kardus besar tampak dibiarkan begitu saja di depan pintu kamar Hiro.
"Untukku?" Hiro memeriksa sebuah kertas yang terselip di atas kardus itu.
'Happy Birthday Hiro! Kau pasti menyukainya. –Kakakmu, Yuujin.'
Tertulis dengan font Times New Roman.
Hiro terbelalak membaca pesan singkat di atas kardus itu.
"..."
"Happy Birthday, My Ass! Ulang tahunku itu bulan lalu, Sial!"
"Kurir internasional jaman sekarang benar-benar payah, bisa-bisanya kado baru ku terima setelah kau mati, Yuujin."
"Selain itu, apa kau ini orang kuno? Memangnya masih ada orang yang melakukan print jaman sekarang?
Hiro mengernyit sambil mengamati kardus itu sekali lagi. Dari ukurannya yang besar dan bahan kardusnya terlihat mahal, perasaan Hiro berubah menjadi ringan.
"Apakah uang warisan?"
Ia segera menarik kardus itu ke dalam kamarnya dan membuka segelnya secara brutal.
Dan isinya adalah–
"Satu set mesin fulldive VR generasi terbaru?!!"
Hiro tercengang melihat apa yang ia temukan di dalam kardus itu. Ia memeriksa mesin itu dengan sangat berhati-hati, takut membuatnya tergores.
Teknologi fulldive VR generasi terbaru memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dan terasa sangat ringan. Bentuknya menyerupai helm dengan bantalan nyaman di bagian dalamnya. Satu paket lengkap dengan sebuah smartring yang berfungsi layaknya memori penyimpanan data, bisa dihubungkan dengan android bracelet dengan mudah.
Hiro memasang cincin itu pada jarinya.
Ding!
[Sebuah smartring telah terdeteksi. Apa kau ingin mengunduhnya?]
"Ya."
[Downloading…Mohon tunggu]
[Sukses]
[Nama Program: LAST SHELTER ONLINE]
[Tipe: VRMMORPG]
[Smartring aman untuk dilepaskan]
"Last Shelter Online?" Hiro pernah mendengar tentang game itu beberapa tahun yang lalu, namun tiba-tiba tak ada kelanjutan informasi tentang game itu seakan-akan menghilang begitu saja di telan bumi.
Hingga hari ini, Bagaimana game itu mendadak muncul lagi ke permukaan?
Hiro yang sudah penasaran dengan alasannya segera membuka search engine MetaGoozle untuk mencari tahu lebih jauh.
[Last Shelter Online: Website resmi game mendadak dibuka tiga hari yang lalu]
[Sebuah game yang sudah sangat ditunggu-tunggu, Last Shelter Online mengejutkan dunia dengan perilisannya yang tiba-tiba]
Seluruh halaman pertama pencarian dipenuhi dengan berita yang sama.
Hiro segera membaca informasi lebih lanjut dari website resmi LSO, sebuah game yang sudah sangat ditunggu-tunggu sejak dua tahun yang lalu, garapan perusahaan game terbesar di dunia, Ninecent.
Soft launching game LSO diagendakan pada 8 Desember 2028. Terhitung dari hari ini, mesin VR generasi terbaru khusus untuk LSO sudah dijual di internet dengan jumlah terbatas per harinya. Untuk hari penjualan pertama, 200.000 VR telah habis terjual dalam satu detik.
Sebuah event perilisan akan berlangsung selama sebulan dimulai dari tanggal rilis game. Total hadiah 10,000LSC akan diberikan pada player yang berhasil mendapatkan peringkat top 1000 dalam game.
Sementara itu, bagi player yang menempati peringkat top 100, hadiah tambahan sebanyak 50,000LSC akan diberikan di hari yang sama. Total hadiah event perilisan adalah 15 juta LSC.
Last Shelter Coin atau LSC, terdaftar sebagai Cryptocurrency resmi yang saat ini menempati posisi urutan nomor dua di dunia, tepat di bawah Botcoin (BTC).
10,000LSC saat ini setara dengan 10,000USD.
"Itu maksudnya…"
"Event perilisan berhadiah total 60,000 USD?!"
"Aku bisa bayar kuliahku, bayar apartment, dan bayar kebutuhan hidupku sampai beberapa tahun dengan uang sebesar itu."
"Ini bukan hoax, kan?"
Rasa semangat dalam diri Hiro kembali tersulut setelah melihat nominal hadiah itu. Hadiah itu bisa menyelamatkan hidupnya saat ini.
Selain itu, mendapatkan peringkat top 1000 bukanlah hal sulit baginya yang merupakan seorang pro player. Ia bahkan dengan gigih sudah menarget top 100 untuk memborong 60,000USD.
Ia sudah tidak tahan lagi untuk mencoba game itu dan bersaing. Dan karena ia sudah memiliki mesin VR lengkap dengan gamenya, ia pun penasaran untuk mencoba mesinnya lebih dulu.
"Akan aku coba."
Hiro memasang mesin VR itu ke kepalanya. Ratusan sensor yang tertanam dalam mesin VR itu sangatlah peka dalam menangkap brainwaves dari otak Hiro. Mengunduhnya dan mengubahnya menjadi bentuk digital.
[Connection Check]
[Synchronize Player Information…Please Wait!]
[All set]
[System linked]
[Welcome to Last Shelter Online: Closed Beta Test Version]
Halo semuanya, ini adalah buku pertama saya.
Saya ikutkan untuk meramaikan lomba Webnovel Spirity Awards dengan dua bahasa. Mohon dukungannya ya. Terima kasih banyak.