Begitu bantalan stempel tertarik keluar, tampak wajah Evelin sedikit kecewa. Karena ia berpikir kalau bantalan stempel dengan stempelnya pasti akan di taruh menjadi satu. Tetapi kenyataannya tidak. Hanya bantalan stempel saja yang terlihat.
Evelin terlihat menarik nafas, ia mencoba menenangkan diri berpikir keras.
"Di manakah Kenjiwa menyimpan barang-barang pentingnya?" gumamnya bertanya kepada diri sendiri.
Kemudian ia berkata dalam hatinya, "Kalau aku jadi dia, pasti aku akan menaruh di sebuah berangkas besi. Seperti untuk menyimpan barang berharga lainnya."
Evelin pun membuka lemari buku pelajaran Sinto. Ia mencoba mencari-cari di dalam lemari buku pelajaran tersebut, tetapi kenyataannya ia tidak berhasil menemukan stempel tanda tangan yang di maksud.
"Ke mana lagi aku harus mencarinya?"
Kemudian ia teringat Sinto.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com