webnovel

Last Boss

Kenapa Iblis itu harus dibunuh? Pertanyaan itu muncul di kepalanya ketika ia diminta untuk mengisi kuisioner setelah dirinya berhasil mengakhiri game yang baru saja keluar kemarin. Edward, dia adalah seorang pelajar SMA tahun terakhir yang memiliki hobi bermain game. Dia adalah seorang maniak, hampir semua game yang dikeluarkan 2 atau 3 tahun sudah ia selesaikan. Game baru keluar, Aester World, ia menamatkannya hanya dalam waktu kurang dari 48 jam. Game menunjukkan credit staff yang terlibat bergerak ke atas sebagai tanda akhir dari permainan, namun ketika kredit selesai muncul sebuah pertanyaan. Ia berpikir jika itu hanya ulasan untuk iklan game mereka, namun semakin lama muncul pertanyaan yang semakin aneh. Hingga terakhir muncul sebuah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Kalau begitu, bagaimana jika Kamu menjadi Raja Iblis? Monitor seketika berubah menjadi warna putih, cahaya dari layar menjadi sangat terang daripada biasanya sampai membutakan matanya untuk sesaat, lampu kamar tiba-tiba menyala sangat terang lalu meledak. Ruangannya bergetar hebat seolah di terjang gempa, ia melompat dari kursi karena panik, berlari kearah pintu keluar. Ketika matanya terbuka, semuanya berubah. Tidak ada lagi ruangan sempit yang berantakan, tidak ada lagi cahaya monitor yang menjadi sumber cahaya ruangannya. Semuanya berubah, hanya ada ruangan luas dengan cat merah gelap, ranjang yang luas, dan seorang perempuan yang siap melayaninya kapan saja. Ia berubah menjadi Boss Terakhir dari game Aester World, mungkin itu terdengar sangat luar biasa namun tidak untuknya ketika tahu takdirnya akan berakhir di tangan sang pahlawan. "Jangan bercanda! Aku tidak mau hidup ku berakhir! Aku akan bertahan hidup dan mengubah takdir ku!"

Sonzai · Fantasia
Classificações insuficientes
181 Chs

Chapter 47 - Kembali ke benteng Drachen

Demi terus menopang kekuatan Kekaisaran, perekrutan prajurit baru dilakukan di seluruh kota besar Kekaisaran. Pelatihan yang berat mereka lakukan demi mencapai kriteria kemampuan prajurit Kekaisaran yang ditetapkan.

Salah satunya pelatihan dilaksanakan di Benteng besar bagian utara Ibukota Kekaisaran, Benteng Drachen. Prajurit muda berbaris menghadap salah satu Jenderal Iblis yang melatih mereka, serentak mengayunkan pedang kayu secara berulang ke depan dengan teriakan sebagai hitungan mereka.

"Ha! Ha! Ha!"

Sejak pagi sampai matahari mecapai titik tertinggi, mereka terus melakukan latihan mengayunkan pedang tanpa istirahat sama sekali. Semakin lama semakin berat, mengayunkan pedang kayu yang beratnya tidak seberapa menjadi terasa sangat sulit seakan mengayunkan pedang sesungguhnya yang terbuat dari baja.

"Berhenti!"