webnovel

Last Boss

Kenapa Iblis itu harus dibunuh? Pertanyaan itu muncul di kepalanya ketika ia diminta untuk mengisi kuisioner setelah dirinya berhasil mengakhiri game yang baru saja keluar kemarin. Edward, dia adalah seorang pelajar SMA tahun terakhir yang memiliki hobi bermain game. Dia adalah seorang maniak, hampir semua game yang dikeluarkan 2 atau 3 tahun sudah ia selesaikan. Game baru keluar, Aester World, ia menamatkannya hanya dalam waktu kurang dari 48 jam. Game menunjukkan credit staff yang terlibat bergerak ke atas sebagai tanda akhir dari permainan, namun ketika kredit selesai muncul sebuah pertanyaan. Ia berpikir jika itu hanya ulasan untuk iklan game mereka, namun semakin lama muncul pertanyaan yang semakin aneh. Hingga terakhir muncul sebuah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Kalau begitu, bagaimana jika Kamu menjadi Raja Iblis? Monitor seketika berubah menjadi warna putih, cahaya dari layar menjadi sangat terang daripada biasanya sampai membutakan matanya untuk sesaat, lampu kamar tiba-tiba menyala sangat terang lalu meledak. Ruangannya bergetar hebat seolah di terjang gempa, ia melompat dari kursi karena panik, berlari kearah pintu keluar. Ketika matanya terbuka, semuanya berubah. Tidak ada lagi ruangan sempit yang berantakan, tidak ada lagi cahaya monitor yang menjadi sumber cahaya ruangannya. Semuanya berubah, hanya ada ruangan luas dengan cat merah gelap, ranjang yang luas, dan seorang perempuan yang siap melayaninya kapan saja. Ia berubah menjadi Boss Terakhir dari game Aester World, mungkin itu terdengar sangat luar biasa namun tidak untuknya ketika tahu takdirnya akan berakhir di tangan sang pahlawan. "Jangan bercanda! Aku tidak mau hidup ku berakhir! Aku akan bertahan hidup dan mengubah takdir ku!"

Sonzai · Fantasia
Classificações insuficientes
181 Chs

Chapter 154 - Laporan, kejanggalan Leo Malvier

Malam hari kota dekat Hutan Sankta milik Kerajaan Hertia, pasukan Kekaisaran memberikan serangan kejutan kepada musuh mereka yang sedang bersiap. Serangan kejutan mereka berhasil dilakukan tanpa di ketahui oleh musuh, serangan jarak jauh dilepaskan hingga membuat musuh panik.

Disaat yang sama, Pasukan pelayan petarung yang berada di utara telah melakukan persiapan matang. Begitu kekacauan terjadi mereka menerjang dengan misi untuk meledakkan kendaraan lapis baja musuh–diperkirakan mereka akan melakukan serangan untuk melewati lebatnya hutan Sankta.

Di tengah operasi, mereka ketahuan oleh pasukan aliansi yang melihat mereka tengah memasang peledak kepada kendaraan lapis baja mereka. Ratusan prajurit datang menghentikan mereka, lalu satu hal mengejutkan mereka temui, kapten divisi pertama pasukan Kerajaan Hertia, Leo Malvier kembali ke medan perang. Tombak di genggamnya kuat dengan kedua tangannya yang utuh.