webnovel

Last Boss

Kenapa Iblis itu harus dibunuh? Pertanyaan itu muncul di kepalanya ketika ia diminta untuk mengisi kuisioner setelah dirinya berhasil mengakhiri game yang baru saja keluar kemarin. Edward, dia adalah seorang pelajar SMA tahun terakhir yang memiliki hobi bermain game. Dia adalah seorang maniak, hampir semua game yang dikeluarkan 2 atau 3 tahun sudah ia selesaikan. Game baru keluar, Aester World, ia menamatkannya hanya dalam waktu kurang dari 48 jam. Game menunjukkan credit staff yang terlibat bergerak ke atas sebagai tanda akhir dari permainan, namun ketika kredit selesai muncul sebuah pertanyaan. Ia berpikir jika itu hanya ulasan untuk iklan game mereka, namun semakin lama muncul pertanyaan yang semakin aneh. Hingga terakhir muncul sebuah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Kalau begitu, bagaimana jika Kamu menjadi Raja Iblis? Monitor seketika berubah menjadi warna putih, cahaya dari layar menjadi sangat terang daripada biasanya sampai membutakan matanya untuk sesaat, lampu kamar tiba-tiba menyala sangat terang lalu meledak. Ruangannya bergetar hebat seolah di terjang gempa, ia melompat dari kursi karena panik, berlari kearah pintu keluar. Ketika matanya terbuka, semuanya berubah. Tidak ada lagi ruangan sempit yang berantakan, tidak ada lagi cahaya monitor yang menjadi sumber cahaya ruangannya. Semuanya berubah, hanya ada ruangan luas dengan cat merah gelap, ranjang yang luas, dan seorang perempuan yang siap melayaninya kapan saja. Ia berubah menjadi Boss Terakhir dari game Aester World, mungkin itu terdengar sangat luar biasa namun tidak untuknya ketika tahu takdirnya akan berakhir di tangan sang pahlawan. "Jangan bercanda! Aku tidak mau hidup ku berakhir! Aku akan bertahan hidup dan mengubah takdir ku!"

Sonzai · Fantasia
Classificações insuficientes
181 Chs

Chapter 115 - Perang di Kerajaan Abyc (Bagian 3)

"Tuan Helsper ... Saya memahami segala perkataan anda dan akan saya coba untuk mengerti. Tetapi saya masih tidak tahu manakah yang benar, karena itu saya tidak dapat menghentikan jalannya peperangan ini. Tetapi, Taun Helsper. Karena saya menghargai perkataan anda, mari kita ubah sedikit jalannya perang ini?"

"Hm? Apa maksud anda?"

"Duel."

Pemimpin kesatria suci itu menarik pedang dua sisi tajam yang lebih panjang dibandingkan pedang biasanya, memiliki gagang perak berukiran bunga serta bilah pedang yang mengkilat bak kristal bermandikan cahaya, sisinya amat tajam hingga meninggalkan kesan merinding sesaat dalam diri Jenderal Abyc itu.

"Jika anda kalah maka bawalah pasukan Kerajaan Abyc mundur hingga mencapai Ibukota, lalu menyerah. Tetapi jika saya kalah, maka seluruh pasukan Kerajaan Meridonialis yang ada disini akan keluar dari medan perang ini," ucapnya seraya mengacungkan pedang itu kearah Helsper.