webnovel

Lala Angelina's

Lala angelina's. Kerap di sapa Lala/angel. Gadis cantik yang merindukan seseorang dari masa kecilnya. Menolak banyak pria yang mendekati nya. Bukan berarti dia sombong. Ia hanya menunggu seseorang di masa kecil yang meninggalkan nya tanpa alasan. ia tak menyadari bahwa seseorang dimasa kecil selama ini ada di samping nya dan melindungi nya. Namun, semesta berpihak ke dirinya. Akhirnya ia menyadari nya. Tapi tak semudah itu. Banyak konflik yang ia lewati.

Zahra_Hasanah_9984 · Adolescente
Classificações insuficientes
4 Chs

°Prologue°

//flashback on//

"ihhh berhenti gangguin aku aif!" Tangis gadis kecil yang mengumpat di balik pohon taman.

"kok kamu nangis sih? aku kan ga ngapa ngapain kamu" sahut bocah laki laki. "sini, aku janji deh ga jahilin kamu lagi"

"gamau!" kesal gadis itu.

"makanya kamu jadi orang jangan lucu lucu. gemesh tau"

"ya kan memang aku lucu dari kecil!" teriak gadis itu yang tak lain adalah LALA ANGELINA.

"iya deh Gelin doang yang lucu" jujur laki laki itu yang tak lain adalah AFIF NADENRA. "kamu kesini dong! aku capek tau liatin kamu di sana!"

Gelin, adalah nama panggilan dari bocah laki laki yang tak lain Afif. Gelin segera keluar dari persembunyian nya dan menghampiri Afif.

Afif menatap Lala serius "Gelin mau janji sama Denra?" tanya Afif. Denra, adalah nama panggilan khusus yang di beri oleh gadis di depannya.

Lala mengerutkan dahi "janji apa?"

Afif maju selangkah mengikis jarak antara dia dan Lala "Kalo misalnya Denra udah gak disini, Gelin mau kan janji sama Denra kalo Gelin gabakal lupain Denra?" jelas Afif. "Emang nya, Denra mau kemana?" Tanya Lala lirih.

Afif menarik tubuh mungil Lala dan mendekap nya erat "Denra ga kemana mana kok Gen" ucapnya menenangkan. "Bohong! kalo Denra ga pergi kemana mana, ngapain Denra ngomong kayak gitu hah? hikss" tangis gadis itu pecah.

"itu kan misalnya Gen. MISALNYA" Sahut Afif dengan menekankan kalimat di bagian akhir.

Lala merenggangkan pelukan itu dan menatap wajah rupawan Pria di depannya "janji?" Lala mengangkat jari kelingking nya.

Pria di depannya itu tersenyum manis "Janji!" Afif menautkan kelingking nya dengan kelingking Lala.

•••

pagi hari sekitar jam tujuh, Lala terbangun dengan keringat dingin mengucur karena bermimpi sahabatnya pergi meninggalkan dia.

ia langsung membuka tirai jendela dan melihat rumah di samping nya yang tak lain adalah rumah Afif. rumah itu terlihat sepi. bahkan sunyi.

ia pun langsung berlari keluar rumah dengan tergesa-gesa karena takut apa yang di impikan nya menjadi kenyataan.

"Sayang mau kemana?" Teriak Desi, yang tak lain adalah mama Lala.

Lala tak menggubris teriakan mama nya. ia sudah kalut dengan pikiran nya. ia terus berlari hingga sampai lah ia di depan rumah sahabatnya.

"DENRAA!! DENRAA!!" Panggil Lala dengan menggoyang goyangkan pagar rumah itu.

"DENRA!! KAMU DIMANA DEN!"

tak lama pagar rumah itu terbuka. menampilkan sosok satpam yang sudah dikenal oleh Lala. itu Pak agus, satpam rumah sahabat nya. "Non, ada apa non?"Tanya Pak Agus.

Lala berlari mendekat " Pak! Denra ada kan?"Tanya Lala. Pak agus terkejut "Non gatau?" Lala menggeleng.

"Tadi malam, Den Afif sama keluarga pergi pindah ke thailand Non. emangnya Non gak di kasih tau?" jelas Pak agus. Lala menggeleng dan langsung terduduk lemas dengan mata bergelimang air mata.

Lala memeluk lutut nya erat dan menangis histeris "Ga mungkin pak! Harusnya dia izin dulu sama Gelin hiks" histeris Lala.

Pak agus yang melihat itu menatao iba. Lalu mengeluarkan kotak yang di bungkus rapih serapih rapihnya hingga terlihat cantik. Pak Agus berjongkok dan memberikan kotak tersebut. "Non, ini dari Den Afif, katanya buat Non" Lala menoleh dan Mengambil Kotak itu.

"kenapa ga Denra aja yang ngasih pak?" Tanya nya. "Takutnya non nangis guling guling di tanah nanti kalo liat Aden Pergi" Pak Agus terkekeh.

"Denra jahat banget sama Gelin" Lala tersenyum getir dan menitikkan air mata.

Pak Agus mengelus kepala Lala "Non gausah khwatir yah? Aden bilang, nanti kalo sudah besar dia bakal balik lagi kesini buat Non"

"Bapak bener?" Tanya Lala dan di balas anggukan oleh Pak Agus.