webnovel

Dibawa Ke Hutan Mati

"Hahaha.. apa kamu memiliki kekuatan untuk menyingkirkan ku?" balas Lin Zhan tertawa renyah.

"Ada apa ribut ribut?" sebuah suara dari arah belakang bertanya pada mereka.

Lalu mereka semua menoleh ke asal suara itu, dapat mereka lihat jika pemilik suara adalah seorang tetua klan, yang tidak lain adalah tetua Dong, atau Lin Dong.

"Tidak apa apa tetua, kami hanya bercanda saja," balas Lin Zhan bohong.

"Ya sudah, jangan buat keributan disini!" ucap tetua Dong.

"Baik tetua," balas Lin Zhan, lalu dia dan teman teman nya pergi.

Lin Chen menghela nafas lega, sebab akhirnya Lin Zhan dan teman teman nya pergi juga, lalu dia pun keluar gerbang, sesampainya di luar gerbang, Lin Chen langsung berjalan memutar, setelah berada di belakang klan, Lin Chen lalu masuk kedalam hutan.

Lin Chen pun masuk ke dalam hutan dengan niat untuk berlatih dan menjadi kuat, 3 jam kemudian, Lin Chen menemukan sebuah bukit kecil didalam hutan.

"Aku akan mulai berlatih dengan menaiki bukit ini," ucap Lin Chen, lalu dia mulai berlari menaiki bukit kecil itu.

Menjelang siang, Lin Chen berhasil naik turun bukit kecil itu sebanyak 10 kali, lalu dia beristrikan sebentar, selesai beristrahat sebentar, Lin Chen kembali melanjutkan latihan nya, tapi kalo ini Lin Chen tidak berlari, kali ini Lin Chen berlatih dengan cara merangkak seperti katak yang berjalan.

Di aula pertemuan.

"Bagaimana Patriak? apa patriak sudah memberitahunya?" tanya tetua Feng, dia sudah tidak sabar mengusir Lin Chen dari klan.

"Tetua tenanglah! aku sudah memberitahunya, jadi kita tinggal menunggu waktu yang sudah kita sepakati bersama," balas Lin Dan.

Mendengar itu, tetua Feng sangat senang, sebab tidak lama lagi, sampah klan itu akan pergi dari klan Lin, sehingga klan Lin tidak akan direndahkan lagi oleh klan lain.

"Maaf Patriak, lalu bagaimana dengan sikap kita atas undangan dari yang mulia kaisar?" tanya tetua Tian.

Saat ini kekaisaran Qing menghadapi tekanan dari kekaisaran Han, sehingga kaisar Qing Yong mengundang seluruh Patriak klan dan sekte yang ada di kekaisaran Qing untuk membantu istana, baik dari sekte dan klan kecil maupun besar.

"Aku masih belum bisa memutuskan tetua Tian, tapi secara pribadi, aku akan membantu istana, karena bagaimanapun juga, klan Lin berada di wilayah kekaisaran Qing, dan kita sebagai rakyat wajib untuk membantu istana," balas Lin Dan menjelaskan panjang kali lebar.

Semua tetua menganggukkan kepala mereka, karena apa yang diucapkan Lin Dan itu memang benar.

"Aku setuju Patriak, karena memang benar apa yang Patriak sampaikan, kita harus membantu istana dan melindungi tanah leluhur kita, terutama adalah keluarga kita." ucap tetua Dong menyampaikan pendapatnya.

"Aku juga setuju Patriak, karena jika kita tidak membantu istana, lalu kekaisaran Han dapat mengalahkan prajurit istana, takutnya anak gadis dan istri istri kita di lecehkan oleh prajurit kekaisaran Han, jika saat itu tiba, kita melakukan perlawanan pun hanya percuma, sebab kita sudah tidak memiliki kekuatan lagi," sahut tetua Tian.

Sekali lagi semua orang menganggukkan kepala mereka, karena apa yang disampaikan oleh tetua Dong dan tetua Tian adalah benar.

"baiklah, sesuai dengan kesepakatan kita, kita akan membantu istana untuk melawan kekaisaran Han." ucap Lin Dan yang setuju jika klan Lin akan membantu istana dengan seluruh kekuatan yang mereka miliki.

Di hutan belakang klan.

Menjelang malam, Lin Chen menghentikan latihan nya, karena dia takut ayahnya akan marah jika dia telat pulang, apalagi ayahnya tidak tahu dia keluar klan, sehingga Lin Chen bergegas kembali ke klan.

Setelah sampai di depan gerbang klan, Lin Chen langsung masuk kedalam dan berlari ke arah rumah nya, tapi memang nasib sial selalu mendatangi Lin Chen, karena ketika dia masuk kedalam rumah, tenyata Lin Dan sudah lebih dulu pulang dan sedang duduk di ruang tamu.

"Darimana kamu?" tanya Lin Dan dengan sorot mata tajam.

"Aku baru pulang berlatih di hutan ayah," jawab jujur Lin Chen.

"Untuk apa kamu berlatih di hutan? apa kamu pikir dengan berlatih di hutan, kamu akan menjadi kultivator? kamu tidak akan pernah bisa menjadi kultivator, kamu akan tetap menjadi sampah klan," ucap Lin Dan tanpa memikirkan perasaan Lin Chen.

Sementara Lin Chen yang mendengar ucapan ayahnya itu, hatinya terasa seperti ditusuk-tusuk dengan ribuan jarum, terasa sangat sakit.

"Cepat bersihkan dirimu dan siapkan makan malam!" perintah Lin Dan.

"Baik ayah." jawab patuh Lin Chen, lalu dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Beberapa saat kemudian, Lin Chen sudah selesai membersihkan diri dan memakai pakaian yang baru, lalu dia ke dapur dan memasak makan malam, kali ini Lin Chen sangat berhati-hati dalam memasak, sebab dia tidak ingin kejadian sebelum sebelumnya kembali terjadi.

Selesai masak, Lin Chen menyajikan makan yang dibuatnya itu diatas meja, lalu dia menatanya dengan rapi, kemudian dia duduk menunggu ayahnya keluar kamar.

Tidak lama kemudian, Lin Dan keluar kamar, lalu dia duduk di depan Lin Chen dan mulai menyantap makanan yang dibuat Lin Chen, begitu suapan pertama masuk kedalam mulutnya, Lin Dan sedikit terkejut, karena masakan Lin Chen kali ini terasa sangat enak.

Meski begitu, Lin Dan berpura pura tidak enak, sehingga dia tetap bersikap biasa, beberapa saat kemudian, Lin Dan selesai makan, lalu dia menoleh pada Lin Chen dan berkata.

"Mulai hari ini, kamu tidak boleh meninggalkan rumah! kamu harus tetap berada di rumah! jika kamu membangkang dan keluar rumah, ayah akan menghukum mu dengan keras" ucap Lin Dan menatap Lin Chen.

"Tapi ayah, aku ingin berlatih ayah," ucap Lin Chen sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak! kamu tidak boleh keluar rumah!" ucap tegas Lin Dan, lalu dia berdiri dan keluar rumah.

Setelah Lin Dan keluar, Lin Chen masih duduk di kursi meja makan, dia tampak berpikir apakah dia pergi ke hutan untuk berlatih atau tidak, jika dia pergi, maka sudah pasti akan mendapat hukuman dari Lin Dan, jika tidak pergi, Lin Chen merasa ada yang kurang, sebab dia sudah terbiasa berlatih setiap hari.

"Sebaiknya aku sarapan dan pergi berlatih, aku siap menerima hukuman dari ayah, yang penting aku bisa berlatih." ucap Lin Chen menguatkan dirinya untuk pergi berlatih.

Lalu dengan cepat Lin Chen bersarapan, beberapa saat kemudian, dia selesai sarapan dan mencuci semua peralatan makan, selesai mencuci semua peralatan makan, Lin Chen keluar rumah dan pergi ke gerbang klan.

Sesampainya digerbang, dengan cepat Lin Chen pergi ke hutan, karena dia takut jika ayah nya tahu, dia juga ingin kembali lebih cepat, agar ayahnya tidak tahu jika dia keluar rumah.

Tidak lama kemudian, Lin Chen sampai di bukit kecil yang kemarin dia berlatih, lalu dia mulai mendaki bukit kecil itu dengan cara berjalan satu kaki, jika kaki yang dia gunakan untuk mendaki bukit itu terasa lelah, maka dia akan mengganti yang satu nya lagi.

Menjelang siang, Lin Chen baru satu kali mendaki bukit kecil itu, lalu dia beristirahat sebentar, kemudian melanjutkan latihan nya seperti tadi, hingga sore hari, Lin Chen hanya mampu menyelesaikan 2 kali, lalu dia buru buru kembali ke rumah, sebab dia takut Lin Dan lebih dulu pulang dan tidak menemukan nya.

Sesampainya di gerbang kota, Lin Chen langsung buru-buru lari ke rumah nya, intinya ayah Lin Chen belum pulang, lalu dia bergegas membersihkan diri dan menyiapkan makan malam untuk keduanya, selesai masak dan menyajikan diatas meja, Lin Chen duduk dan menunggu ayahnya pulang.

Tidak lama kemudian, Lin Dan pulang dari aula pertemuan, lalu dia masuk ke kamar nya, entah apa yang dilakukan Lin Dan didalam kamar, beberapa saat kemudian, Lin Dan keluar dari kamar, tapi sudah memakai pakaian yang baru, lalu dia duduk di meja makan dan mulai makan malam.

"Kami akan membawa mu ke hutan mati lebih cepat dari yang direncakan, dan besok kamu akan dibawa kesana, persiapkan pakaian mu dan jangan coba coba untuk kabur!" ucap Lin Dan yang saat ini mengunyah makanan nya.

"Kenapa harus besok ayah? bukankah ayah bilang seminggu lagi?" tanya Lin Chen.

"Tidak usah banyak tanya!" bentak Lin Dan.

Beberapa saat kemudian, Lin Dan menyelesaikan makan nya, lalu dia kembali ke kamar, sementara Lin Chen masih harus membereskan meja makan dan mencuci peralatan makan, barulah dia kembali ke kamar nya.

Lin Chen tidak makan karena dia memikirkan nasibnya berada di hutan mati, meski kakak sepupu nya mengatakan jika tidak akan terjadi apa apa di hutan mati, tapi tetap saja Lin Chen tidak percaya itu, sebab hutan mati adalah tempat nya hewan buas tingkat tinggi.

Keesokan harinya, setelah sarapan, Lin Dan membawa Lin Chen ke aula pertemuan, lalu Lin Chen dibawa lagi oleh tetua Feng, tetua Fang dan tetua Dong, ketiga tetua itu yang akan membawa Lin Chen ke hutan mati seperti yang sudah di sepakati.

"Selamat tinggal sampah," teriak Lin Zhan dan teman teman nya dari jauh, lalu di ikuti oleh anggota klan yang lain nya, mereka juga mengucapkan kata selamat tinggal sampah pada Lin Chen.

Lin Chen yang mendengar itu tidak dapat menahan rasa sakit hatinya, karena semua anggota klan tidak ada yang berharap untuk dia tetap tinggal, semua orang berharap agar Lin Chen pergi dari klan Lin.

Sesampainya mereka di luar gerbang, tetua Feng memanggil hewan kontrak nya, yaitu gagal hitam, hewan kontrak tetua Feng itu berkekuatan pejuang emas bintang 5.

Setelah itu, Lin Chen dan ketiga tetua yang membawa nya itu naik ke atas gagak hitam dan terbang.

Lin Dan hanya bisa melihat kepergian Lin Chen tanpa merasa bersalah sedikit pun, dia seperti baru terbebas dari penjara, tapi dia juga merasa bersalah pada mendingan istri nya Ling Yun.