webnovel

CERITA 31

Tiya filia yang telah berdiri di depan pintu jadi terhenti.

"apa nona tiya tak ingin mendapatkan nomor Hp Prayoga dan kode sandi rumah ini?" kata marko lagi, dia tersenyum. Tiya filia sedikit salah tingkah tapi dengan pelan dia menganggukkan kepala.

"boleh juga pak.."

"dicatat ya.. " kata marko dan memberikan nomor hp prayoga juga kode sandi rumah prayoga. sedangkan prayoga hanya menatap tiya filia dan marko bergantian tanpa berkomentar.

"silahkan di miskol biar prayoga tahu nomor hpnya nona tiya, jadi kalau.."

"hei di angkat ya kalau aku menelpon, tapi awas kalau kau menelpon tanpa tujuan.." kata tiya filia memotong perkataan marko, prayoga yang mendapat miskol dan peringatan dari tiya filia menganggukkan kepalanya, sebuah senyum tipis terlihat di wajahnya.

"aku antar kamu pulang ya.." kata prayoga berusaha membujuk lagi.

"sudah di bilang nggak usah, apa kamu nggak mengerti dengan kalimat itu?! bikin kesal aja.." protes tiya filia.

"mari pak marko.. aku duluan" kata tiya filia lagi dan dia dengan wajah cemberut meninggalkan prayoga dan marko. prayoga ingin mengejar tapi marko menahannya.

"jangan lakukan itu.. perempuan itu paling nggak suka kalau kau memaksa, apa lagi ini masih awal-awal pertemuan , dekati perempuan itu dengan perlahan-lahan.. biar dia yang datang mendekat padamu.." nasehat marko pada saat pintu rumah ditutup oleh tiya filia.

"tapi kak aku kwatir.." kata prayoga dengan wajah menyesal.

"dia punya nomor hpmu kalau ada masalah dia pasti akan menelpon. nanti kamu bisa mengira-ngira apakah dia sudah tiba dirumah, nah di situ baru kamu bisa menelponnya, dengan alasan bertanya apa kah dia tiba dengan selamat.. tapi ingat jangan memaksa, perlahan-lahan saja." kata marko santai.

"kak.."

"aku ini lebih banyak pengalaman dengan perempuan dari pada kamu, jadi dengarkan aku..oke" kata marko tegas.