webnovel

Kisah Putri SANG KIAI

Season 1. Muhammad Barrak, pergi dari rumah karena merasa malu, sebagai putra Kiai dia tidak berguna dan hanya membuat kedua orang tuanya malu. Dia pergi dari rumah dengan dua tujuan, satu memperbaiki diri, dua supaya perjodohannya gagal. Apakah rencananya berhasil? Season 2. Chafiya Afrin Zahraya, adalah putri dari Barrak dengan istrinya tercinta, nama yang memiliki arti orang yang diperhatikan serta ramah, berani dan memiliki karakter yang kokoh. Gadis bercadar ini adalah motivator para pencari Tuhan juga penulis novel Religi. Suatu ketika dia terpesona oleh pemuda bernama Adib, yang tidak lain adalah santri dari Abah yang sudah menjadi Ustadz. Selain itu, editor Faris Hamzah juga sangat ambisius untuk mendapatnya. Namun, pemuda yang memikatnya adalah santri dari sang Abah. Gadis bercadar ini harus meredam perasaannya dalam-dalam, karena sang Abah memilih putra sahabatnya, pemuda yang tidak lain adalah dokter muda, anak dari seorang dokter ternama di Jakarta. Putra dokter itu bernama Muhammad Alif Raffa, pemuda tampan namun juga terkenal sering keluar masuk penjara akibat narkotika, walaupun dia seorang dokter. 'Aku meredam perasaanku, karena Abah. Semoga Allah memberikan jalan terbaik ketika aku memantapkan hati dan bersedia menikah dengan Mas Alif, karena aku ingat kisah cinta Abah dan Umi.' Bagaimana kisah putri Kiai ini? Apakah dia bisa jatuh cinta kepada Alif, yang memiliki kebiasaan buruk? Semoga menikmati cerita ini. Hanya di Kisah Putri Sang Kiai.

Ririnby · História
Classificações insuficientes
228 Chs

Lindungi Hamba ...

Tatapan itu begitu tidak mengenakkan bagi Barrak.

"Gus jangan seperti itu, tatapannya. Tidak mungkin jatuh cinta sama aku? Aku sangat takut, Gus sudah punya istri Gus, Astagfirullah ...." Barrak benar-benar tidak nyaman dengan tatapan itu dia sampai berdiri. Gus Za meraih tangannya expresi takut dari Barrak membuat Gus Za tertawa lepas.

"Hahaha. Ya Allah ... tidak mungkin Kang, sini duduk." Gus Za menepuk lantai, Barrak duduk dengan sedikit rasa cemas.

"Aku Hanya penasaran, apa Kang Barrak benar-benar santri atau dulu pernah nyantri? Maaf aku sedikit curiga, karena tingkah Kang Barok itu seperti Putra Kiai. Apa ... Kang Barrak berbohong soal status Kang Barrak?" pertanyaan itu begitu mengejutkan bagi Barrak.

'Waduh filing Gus ini dan sangat-sangat tajam. Bagaimana cara aku menutupi statusku. Ya Allah ... kalau bohong dosa kalau jujur masih merasa belum pantas. Bismillah Malaikat jangan catat pembicaraan ku ini,' batinnya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com