webnovel

Kisah Kehidupan Wawan

Series pertama dari Series "Kehidupan Realita" Part 1 SMP Story. Wawan merupakan Anak indigo yang kocak akan kehidupannya, yang dilahirkan dari keluarga biasa saja. Wawan memiliki berbagai macam sifat Dari mulai konyol, iseng, jahil, dan keinginantahuan yang luar biasa atau biasa disebut dengan istilah kepo. Selain kepo Wawan juga mempunyai sifat ngeselin dan suka ngeluh. Wawan merupakan anak yang terbilang pintar di akademik sekolahnya, tepatnya di SMP-nya. Dikarenakan memiliki dua teman goib sehingga dia bisa mendapatkan juara ke-8 di SMPnya. Bagaimana kisah kehidupannya keseharian si Wawan??? dan Bagaimana Wawan dan kedua teman goibnya bisa kerjasama di olimpiade di waktu SMP?

Alvin_Nardo_1598 · Realista
Classificações insuficientes
25 Chs

Pembagian Ulangan Harian (Part 2)

Setelah kami berdua masuk ke dalam ruang kelas. Kami pun langsung duduk di bangku masing-masing. Melihat kami sudah duduk, Bu Mirna pun langsung mengakhiri pelajaran PPKN. Akan tetapi, sebelum mengakhiri waktu pelajarannya, Bu Mirna menyempatkan dirinya untuk memberikan PR kepada murid di kelasku.

"Baik, untuk pelajaran hari ini cukup sampai di sini. Sebelum saya akhiri pelajarannya, saya akan kasih tugas ke kalian semua. Harap tulis di buku kalian, ya!!"

"Baik, Bu ... " Sahut murid kelas VII-7 dengan lemas seraya bersiap-siap untuk menulis.

"Baik, Ibu segera bacakan soalnya." Ucap Bu Mirna seraya bersiap menghampiri meja guru.

Seusai memberitahukan pemberian PR pada seluruh murid kelasku, Bu Mirna langsung menghampiri meja guru untuk mengambil buku materi PPKN yang berada di dalam tasnya. Setelah mengambil buku materi PPKN-nya, kemudian ia pun beranjak kembali ke depan kelas.

"Baik, untuk pertanyaan pertama. 'Sebutkan macam-macam norma dalam masyarakat' apa aja," dikte Bu Mirna seraya memegang buku PPKN.

"Untuk pertanyaan kedua, 'Jelaskan pengertian norma' pada umumnya," dikte Bu Mirna seraya melirik ke arah murid kelas VII-7.

Para murid menulis dengan cepat pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh Bu Mirna, sementara Bu Mirna mengganti halaman buku serta menunggu sebentar untuk segera memberitahu pertanyaan ketiga tugas PPKN.

"Untuk pertanyaan ketiga.'Jelaskan fungsi undang-undang dasar bagi suatu negara', apa saja," dikte Bu Mirna kembali, sembari menoleh ke arah buku materi PPKN.

"Untuk pertanyaan terakhir. 'Jelaskan hubungan antara nilai, norma, dan hukum', itu apa," lanjut dikte Bu Mirna, sekaligus mengakhiri dikteannya.

TUP!!

"Itu aja pertanyaannya, kalian harus kerjakan di buku tulis kalian ya. Dan dikumpulkan pada hari Senin," ucap Bu Mirna sembari menutup buku materi PPKN.

Setelah selesai membacakan soal PR serta memberitahu pengumpulan tugas PR kepada murid di kelasku. Ia pun bergegas mengambil tasnya di meja guru. Sesudah mengambil tasnya di meja guru, ia pun kembali menuju ke depan kelas untuk sekian kalinya, untuk memberitahukan mengenai peraturan pelajaran PPKN yang ia ajarkan.

"Baik, untuk pelajaran PPKN cukup sampai di sini. Sebelum saya mengakhiri pelajaran PPKN, saya minta kalian harus merangkum seluruh materi PPKN. Entah materinya dari mana itu terserah!! Mau berasal dari buku PPKN yang lain, website resmi seperti website pemerintah, maupun jurnal online. Dan jangan cari di blog serta sejenisnya!!

"Baik, Bu ...." sahut murid kelas VII-7 dengan lemas.

"Oh iya, satu lagi, untuk kegiatan pembelajaran PPKN. Ibu tidak akan menjelaskan materi PPKN ke kalian semua, akan tetapi kalian harus bertanya di dalam kelas," jelas Bu Mirna kepada murid kelas VII-7.

"Dan juga, di setiap akhir pembelajaran materi PPKN akan diadakan ujian harian terus-menerus serta pemberian tugas terus-menerus," sambung Bu Mirna.

"Baik, Bu ...." jawab murid kelas VII-7 dengan perasaan tertekan.

"Baiklah, kalau begitu. Untuk pembelajaran PPKN sampai di sini. Terima kasih semua," ucap Bu Mirna mengakhiri pembelajaran PPKN seraya bersiap meninggalkan kelas.

Setelah memberikan PR, serta memberitahukan peraturan pelajaran PPKN. Akhirnya, Bu Mirna pun meninggalkan ruang kelas.

Di saat setelah Bu Mirna sudah menjauhi dari ruang kelas VII-7. teman-teman dikelas ku pada gembira. Sampai ada yang teriak kencang, saking gembiranya. Yah... maklumin aja sih, mereka gembira. Dari pertama kali masuk, Bu Mirna langsung menyodorkan ulangan harian dadakan tanpa ngasih materi. Yak, kalau ngasih materi dulu, itu sih gapapa. Ini? Tanpa ngasih materi!! Terus yang keduanya juga, setiap pembelajaran materi PPKN kita semua harus tanya ke Bu Mirna tanpa ngasih materi PPKN pula. Okelah, kalau ini masih bisa diterima. Nanti bisa belajar dengan sendirinya. Bisa nanti belajar dari website, jurnal serta semacamnya. Yang paling dibenci adalah yang ketiga ini, yaitu di setiap akhir pembelajaran diadakan ulangan harian terus-menerus sama pemberian tugas terus-menerus. Dah, lengkap sudah penderitaan!!

Author berdecak dengan tiba-tiba, "Kasihan amat hidupmu, Wan."

"Emang jalan ceritanya begini, Thor!! Dan lagian juga, kenapa alur ceritaku jadi gelap gini ya?"

"Lah? Kan emang realitanya begitu, Wan. Pepatah mengatakan, 'realita itu sangat kejam'," ucap Author sembari menjelaskan isi naskah.

"Yak gak gitu juga, Thor ... ini kan beda sama realita."

"Iya emang beda, cuman kan naskah lu ini berdasarkan realita."

"Iya, kah? Seriusan?"

"Iyalah, emangnya itu fiksi semata apa, hahaha. Bukan fiksi yang sembarang bos!!"

"Oooh begitu!!! Baru tahu aku, Thor."

"Iya, makanya, aku jelasin." Ucap Author dengan bangganya.

"Ya udah gih, kamu terusin ceritamu! Aku mau nerusin naskah berikutnya lagi." Suruh Author.

"Oke deh, Thor. Semangat!!"

Oke guys, kita lanjutkan lagi ceritanya!!

Singkat cerita, setelah pelajaran PPKN telah usai secara pasti. Aku pun langsung menghampiri Alvan untuk pulang sekolah bareng. Karena pelajaran PPKN merupakan pelajaran terakhir di hari ini, dan juga waktu pembelajaran matematika sudah digantikan dengan pembelajaran PPKN. Jadinya yah ... bisa selesai lebih cepat daripada murid kelas yang lainnya.

"Van, mau gak pulang bareng?" ajakku seraya berjalan menghampiri Alvan.

"Boleh, tapi bentar ya ... aku mau ajak Rusya juga," kata Alvan sembari mengeluarkan HP dari sakunya.

"Ya udah, kamu chat Rusya dulu. BTW, kita nantinya mau naik apa, naik Busway atau naik angkutan umum biasa untuk ke Cawang Uki?"

"Serah dah, yang penting cepat dan enak gitu, Wan," ucap Alvan sembari meng-chat Rusya.

"Hem ... yang paling cepat, Busway sih," ucapku seraya berpikir.

"Ya udah, Busway aja."

"Ya udah deh, Busway aja."

"Klip!" bunyi HP Alvan dimatikan.

"Oke, aku udah nge-chat si Rusya. Nanti kita datang ke kelas Rusya, habis jam pelajarannya." Ucap Alvan seraya menaruh HP ke dalam sakunya.

"Oke deh, kalau gitu!"

Setelah mengajak Alvan sekaligus menghubungi Rusya untuk pulang bareng. Kami pun menunggu jam pelajaran Rusya berakhir di dalam kelas.

---2 jam kemudian---

Setelah kami berdua menunggu jam pelajaran Rusya selama dua jam, di kelas kami. Akhirnya kami pun berangkat menuju ke kelas Rusya. Sesampainya kami di depan ruang kelas Rusya, kami berdua langsung menghampiri tempat duduknya.

"Rus, Ayo pulang bareng!" ajak Alvan sambil berjalan menghampiri Rusya.

"Bentar! Aku lagi beres-beres dulu, Van," ucap Rusya seraya memasukkan alat tulis beserta buku tulis ke dalam tasnya.

"Oke deh. Eh BTW, aku ajak si Wawan gapapa kan ya?" tanya Alvan yang sudah berdiri di hadapan Rusya.

"Oh ... Oke," ucap Rusya sedikit kaget dan menoleh ke arahku dengan tatapan sinis.

"Ya ampun sinis amat ngeliatku, emangnya aku ini apaan di matanya dia," pikirku dengan muka datar.

"Hahaha ... Maaf ya, Wan. Rusya emang begini, kalau ada orang baru di sekitarnya." Ucap Alvan dengan perasaan gak enakan terhadap tingkah laku Rusya.

"Iya gapapa kok, santai aja kali, Van."

Rusya berucap dengan spontan sambil berdiri dari bangkunya, "Yuk, Van! Kita berangkat!"

"Oke deh!" balas Alvan, menerima ajakan Rusya.

"Yuk, Wan, kita pergi!"

"Ayo!!" balasku menerima ajakan Alvan sembari menyusul Alvan dan Rusya.

Sesudah kami berdua menjemput Rusya serta mengajaknya pulang bareng. Aku, Alvan dan Rusya kini langsung keluar dari kelasnya menuju ke halte busway yang berada di depan sekolah.

Bonus epilog.

Hai guys! Sorry nih ada sedikit tambahan cerita ini. Sebenarnya sih bukan cerita sih, melainkan dialog aja antara Author dan Pembaca.

Sebelumnya Author mau meminta maaf terlebih dahulu, atas minggu kemarin tidak mengupload chapter 10. Soalnya waktu minggu lalu, lebih tepatnya tanggal 17 April kemarin. Author lagi sakit pada saat itu. Dan baru sembuh tepat tanggal 22 April. Sehingga adanya ketelatan dalam pengerjaan serta pengupload-an gitu. Jadinya, mohon maaf semuanya.

Oiya, untuk chapter selanjutnya. Author bakalan berdialog dengan MC-nya di dalam alur ceritanya. Maksud dari dialog disini adalah dialog mengikuti alur cerita. Bukan dialog diakhir cerita. Jadi jangan kasih tauin Wawan ya!!