Setelah melakukan kegiatan ke dua di kamar mandi Rifki dan Rania ahirnya beristirahat di tempat tidur.
"Jadi kenapa Zaenal mengirimu untuk mendekatiku?" Tanya Rifki sembari istirahat di samping Rania.
"A-apa maksut tuan?" Rania sedikit terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba dari Rifki.
"Tidak perlu mengelak aku sudah tau siapa kau dan apa tujuanmu?" Balasnya.
"Haaah... Aku kira, aku sudah menyembunyikannya dengan sempurna" keluh Rania.
"Orang bodoh mana yang akan percaya wanita secantik dirimu tiba-tiba mendekatinya dan mengajaknya berhubungan badan tanpa ada tujuan apapun"
"Pujianmu terlalu di lebih-lebihkan" balas Rania dengan pipi memerah.
Sebenarnya kata-kata Rifki sering di dengar Rania dari mulut banyak laki-laki lain, namun entah kenapa saat Rifki yang mengatakannya Rania seperti merasakan perasaan senang yang tidak bisa dia ungkapkan dengan kata-kata saja.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com