webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · Realista
Classificações insuficientes
279 Chs

EsKrim

Cuaca hari ini sangat cerah. Semua orang tersenyum bahagia sambil melihat anak-anak mereka bermain di taman kota. Tawa dan riang yang terdengar menciptakan kesan keluarga bahagia bagi orang-orang yang melihatnya. Senyum yang mengembang di wajah dua anak kecil seakan-akan mengalahkan cerahnya matahari hari ini. Mereka tertawa bareng sambil bermain kejar-kejaran.

"Adeknya jangan diajak lari-lari Bang..." tegur sang Ibu yang sejak tadi memperhatikan dua anaknya itu sedang asik bermain. Senyum sang Ibu juga terlihat bahagia.

"Abang ayoo, kenapa berhenti?" tanya sang adek yang cemberut melihat abangnya malah berhenti, dia menatap abangnya itu sambil mendongakkan kepalanya.

"Kata Bunda, adek gak boleh lari-lari. Adek gak cape kan?" tanya sang kakak.

"Adek gak cape kok, ayo main lagiii. Bundaaa ayoo main juga..." teriaknya ke arah sang Ibu sambil melambaikan tangan dengan senyum mengembang. Sang Ibunda langsung menghampiri anak-anaknya itu untuk ikut bermain bersama.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com