Selama perjalanan pulang, Reihan terlihat diam saja saat duduk di samping kursi kemudi Panji. Niatannya untuk meminta maaf pada Arini batal karena Panji keburu menariknya pulang. Mereka berdua menaiki mobil Reihan tapi Panji yang menyetirnya.
"Bro kenapa loe?"Panji sesekali menoleh sebentar kearah Reihan yang terus diam disampingnya.
"Aku merasa bersalah sama mereka berdua. Karena aku, mereka jadi begini. Tapi aku juga nggak tahu."batin Reihan yang masih tenggelam dalam rasa bersalahnya itu.
"Yang paling dirugikan sekarang adalah Arini. dia masih muda dan panjang masa depannya tapi sudah begini sekarang."batin reihan sambil mengingat Arini yang sekarang sudah menjadi istri dan ibu muda untuk Arkana.
"Kenapa dia diam saja. Nggak ngomong seperti biasanya."batin Panji dalam hati sambil merasa aneh pada sahabatnya yang biasanya terlihat ceria dihadapannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com