webnovel

BUAH HATIKU

Para petugas pun bergegas membawa Sofia ke rumah sakit.

Di perjalanan aku hanya bisa terus berdoa utk keselamatan istri dan anakku.

Sesampainya di rumah sakit, Sofia pun langsung di larikan ke IGD.

Aku menunggu di suasana ramai dengan kepanikan keluarga korban korban gempa aku hanya terduduk sambil melantunkan doa dalam hati

Meminta kepada yg maha kuasa agar di beri kan keselamatan buat anak dan istriku.

Setelah menunggu 1 jam lamanya, dokter yg menangani Sofia datang menghampiriku.

"Selamat malam pak, apakah bapak adalah suami dari pasien yg bernama ibu Sofia?"ucap dokter itu dengan raut wajah yg sangat serius dan sedikit terlihat sedih.

"Benar pak,sy suami dari pasien yg bernama ibu Sofia" ucapku khawatir dengan raut wajah yg dokter tersebut tunjukan.

"Mohon maaf pak sebelumnya kami sudah berusaha sebaik mungkin, Namun apa yg telah kami usahakan berujung dengan sebuah pilihan pak, kami mohon maaf sebelumnya.

Karena kondisi ibu Sofia sangat parah dan keadaannya sangat kritis, kami akan mengadakan operasi terakhir utk membantu, namun dalam hal ini kami di pertemukan dengan pilihan yg sangat sulit jadi kami meminta perizinan dari bapak, karena pilihannya ada di tangan bapak dan pilihan nya adalah kemungkinan yg akan selamat pasca operasi salah satu dari anak bapak atau ibu Sofia sendiri, dengan sangat menyesal kami harus menyampaikan ini jadi kami harap bapak sabar dan penuh keikhlasan utk memilih salah satu dari keduanya." Jelas dokter dengan sangat serius.

Mendengar penjelasan dokter hatiku sangat sakit rasanya, layaknya tercabik cabik karena di hadapakan dengan pilihan yg sangat sulit dalam hidupku.

Aku terdiam cukup lama, mengolah dan memproses kalimat kalimat yg di ucapkan dokter tersebut.

Bayang bayang masa lalu bersama Sofia pun terlintas di pikiranku, mengingat semua kenangan indah bersama sama.

Sampai pada kalimat yg terakhir ku dengar pada saat kejadian tersebut.

"Tolong jaga anak kita baik baik"

Aku pun tersadar, lama ku terdiam sampai dokter pun menanyakan kembali.

"Sy tau bapak sangat sulit utk mengambil keputusan ini, Namum kondisi ibu Sofia saat ini sedang kritis dan harus di tangani secepatnya, jadi dengan sangat menyesal kami harus meminta jawaban dari bapak segera" ucap dokter itu tegas.

Aku pun gelisah rasa ingin gila di hadapkan dengan pilihan seperti ini dan juga dengan waktu singkat yg harus ku jawab.

"Baiklah pak...."

 

---14 tahun kemudian setelah kejadian yg memilukan itu.---

Pagi itu, aku menghirup udara segar dan bergegas pergi ke dapur utk segera menyiapkan sarapan.

Setelah menyelesaikan membuat sarapan tersebut aku segera menuju ke kamar seseorang yg sangat aku cintai.

Aku mendekat ke arah pintu kamar tersebut dan membukanya denga sangat perlahan karena ingin memberikan kejutan.

Namun saat pintu mulai terbuka sedikit, di dalam ku lihat seseorang yg ku cintai sedang memandang lembar foto kecil di tangannya.

Aku urungkan niatku utk membuat nya terkejut.

Setelah melihat lembaran foto, dia pun menemukan sebuah gelang yg terbuat dari butiran butiran keong keong kecil.

Dengan pelan aku masuk dan memanggil namanya.

Agar tidak membuatnya terkejut.

"Anna syg, yuk kita sarapan yah" ucapku sambil mendekatinya dan memegang kedua bahunya.

Iya dia adalah Anna buah hati ku dan juga Sofia, Kini umurnya 14 THN.

Dia anak yg sangat cantik,memiliki kulit putih bibir yg tipis hidung yg mancung tak lupa mata yg selalu membuat ku selalu teringat akan istri tercintaku.

Dari kecantikan nya, dia sangat mewarasi kecantikan ibunya terutama di bagian mata.

Sembari tersenyum saat melihatku

Dia pun berbalik badan dan berdiri utk mengikuti ku ke meja makan utk bersama sama sarapan.

"Anna syg, sarapannya di percepat sedikit LG yah nanti kamu terlambat sekolah" ucapku.

"Iya yah" sambil mengunyah dan tersenyum.

Selepas sarapan dan membersihkan diri masing masing kami langsung bergegas utk berangkat.

Sebelum berangkat kami menyapa para tetangga kami yg ramah ramah, namun ada satu tetangga yg terbilang kurang dalam bersosial.

Dia adalah ibu Darmi.

"Pak Vallen, bisakah tong sampah anda segera di pindahkan? Baunya sudah memasuki rumahku" ucap Bu Sarmi dgn ketus.

"Iya Bu maaf yah, nanti sy menghubungi pihak kebersihan utk segera mengambil sampah tersebut dan segera memindahkan tong sampah nya" balasku dengan senyuman.

Memang beberapa hari ini para pembersih sampah tidak memasuki komplek kami.

Jadi sampah yg sudah 3 hari menumpuk di tong sampah itu belum juga di bersihkan.

Kami pun pergi menggunakan mobil, sembari melewati rumah Bu Darmi yg masih sangat sinis melihat ke arah mobil kami.

Oh yah, Bu Darmi adalah salah satu perawat di RS kota K dia pun tinggal sendiri sedangkan anaknya sudah menikah.

Suaminya 3thn yg lalu meninggal karena sakit keras.

Karena di tinggal sendiri ibu Darmi menjadi orang yg sangat tertutup.

Awalnya dia adalah tetangga yg sangat baik dan sangat sopan

Namun setelah kepergian suaminya dia menjadi pribadi yg sangat tertutup.

Kami sampai di halaman sekolah Anna.

Dari jauh aku melihat mobil pak wanto yg juga mengantarkan anak anak nya ke sekolah.

Anak pak wanto pun berteman dekat dengan Anna, mereka pun sekelas.

Sebelum turun,

Aku selalu mengingatkan Anna utk jadi anak yg baik di sekolah dan juga selalu menatapnya lama dan mencium pipinya agar bisa menghilangkan rasa rindu yg berat terhadap Yuni.

Anna sekarang menjadi alasan kenapa aku harus dan selalu semangat utk melanjutkan kehidupanku.

Aku pun berusaha menjadi ayah dan ibu yg baik buat dia, yg selalu ada untuknya.

Setelah mencium tanganku dia pun turun dari mobil dan di hampiri oleh sahabatnya Nisa, anak dari pak wanto.

Sebelum masuk ke dalam sekolah aku pun berkata.

"Iya-iya, pulang sebelum makan malam yah ayah tunggu" ucapku sambil mengembangkan senyuman

Mendengar itu Anna pun langsung senang begitu pun dengan Nisa

Karena semalam dia meminta izin utk pulang telat hari ini karena ingin bersama Nisa utk jalan jalan.

"Terima kasih Ayah, iya aku bakal pulang sebelum jam makan malam, aku sayang ayah, assalamualaikum dadah ayah" ucapnya setelah mencium tangan dan pipiku.

Mreka pun dengan hari yg berbahagia masuk ke dalam sekolahnya.

Melihat itu aku sangat bersyukur kepada Allah karena di berikan anugerah terindah yg sangat berharga dalam hidupku.

Setelah nya aku berangkat ke kantor di karenakan waktu sudah menunjukan 07.30.

Sesampainya di kantor, aku pun segera melaksanakan pekerjaan yg sudah ku tunda,agar semua terselesaikan dan berharap bisa dapat promosi bagus.

Mohon dukungannya🙏🙏🙏