webnovel

Sambilan

Editor: Wave Literature

"Terserah kamu! Siapa juga yang menantikan kedatanganmu kembali?" Suara kesal Jiang Yao membuat tawa Lu Xingzhi teredam. Lu Xingzhi berpikir bahwa sepertinya pada imlek tahun ini dia harus merebut jatah cuti dari yang lain. Wajah Jiang Yao di kamar mandi terasa panas. Meskipun dia berada di seberang pintu, dia sepertinya bisa mendengar tawa samar dari luar.

Wanita di depan cermin itu wajahnya merah, dia menundukkan kepalanya dan mencuci wajahnya, kemudian barulah dia tidak merasakan kegelisahannya lagi. Ketika dia berbalik badan, dia tidak sengaja melihat bekas di lehernya lagi. Yang dia pikirkan adalah gigitan nyamuk yang dikatakan Ibu Lu di pagi hari dan dia berbisik pada dirinya sendiri, 'nyamuk itu bernama Lu Xingzhi.'

Jiang Yao keluar dari kamar mandi dan Lu Xingzhi baru masuk. Jiang Yao memakai rok tidur yang semalam Lu Xingzhi gantikan untuk dia. Kancing baju tidurnya yang sobek masih terletak di dalam laci. Memikirkan hal ini, Jiang Yao mengeluarkan kancing itu, serta jarum dan benang untuk menjahit kancing baju tidurnya. Keahlian menjahitnya tidak cukup baik, tetapi menjahit kancing baju tidak sulit baginya. Meskipun dia adalah wanita yang paling muda di rumahnya, Ibu Jiang mengajarinya secara khusus tentang hal-hal ini ketika dia masih SMP karena Ibu Jiang percaya bahwa ini setidaknya yang bisa dilakukan seorang gadis.

Perbedaan antara pria dan wanita tidak hanya tercermin dalam tubuh tetapi juga perbedaan dalam melakukan beberapa hal. Salah satunya, Jiang Yao mandi butuh waktu setengah jam dan Lu Xingzhi hanya butuh beberapa menit. Begitu keluar dari kamar mandi, dia melihat Jiang Yao yang sedang menjahit kancing. Dia memikirkannya dan mengeluarkan satu kemeja dari kopernya kemudian melemparkannya ke Jiang Yao.

"Sambilan" Lu Xingzhi sembarang melemparkannya dan kemeja itu jatuh tepat di kepala Jiang Yao sehingga menutupi wajahnya. Tangan Jiang Yao mencakar seperti kucing kecil untuk waktu yang lama sebelum dia dapat mengambil kemeja di kepalanya dan kemudian menatap kepada Lu Xingzhi dengan marah. 

Lu Xingzhi juga terkejut karena dia juga tidak sengaja, tetapi saat Jiang Yao dengan putus asa menggaruk bajunya diia tampak imut. "Dua kancing di bagian depannya longgar, bantu aku menjahitnya." Lu Xingzhi mengulangi perkataannya sekali lagi. Jiang Yao menyingkirkan baju tidurnya lalu membalik kemeja itu dan melihatnya. Tepatnya ada tiga kancing yang longgar. Dia pun bergumam pelan, "Saat melepas kancingku tidak sabar, apakah kamu juga tidak sabar saat melepaskan kancing pakaianmu sendiri?"

Lu Xingzhi mendengarnya, tetapi dia tidak menjelaskan bahwa kancingnya longgar saat berkelahi dengan orang lain. Melihat bahwa Jiang Yao serius mengambil jarum dan benang untuk melakukan sesuatu, dia merasa itu sangat menggoda. Menjahit kancing hanyalah hal yang dapat diselesaikan dalam hitungan menit. Setelah menjahit, Jiang Yao melipat baju Lu Xingzhi dengan rapi dan memasukkannya ke dalam kopernya. 

Yang tidak terduga adalah di sana ada bintang yang Jiang Yao taruh di toples transparan di rumah. Ketika di rumah Keluarga Jiang, Lu Xingzhi memang memegang toplesnya. Tetapi Jiang Yao tidak tahu kapan dia mengambilnya. Jiang Yao tidak bertanya dan dia memasukkan kemeja Lu Xingzhi seperti tidak melihat apa-apa dan kemudian duduk di tempat tidur. 

"Ambil ini." Lu Xingzhi tidak menemukan ada yang aneh. Setelah Jiang Yao datang, ia menyerahkan buku tabungan yang ditempatkan di meja di samping tempat tidur pada pagi hari ini kepada Jiang Yao. "Akan ada biaya saat kuliah dan jika kamu menginginkan sesuatu, beli saja sendiri. Nomor PIN-nya adalah enam digit terakhir dari ktp mu. Jika itu tidak cukup, hubungi aku."