Ketika Lizzy membuka pintu, ia terheran karena lampu ruang tamu tetap menyala. Dia melirik pada ponsel, jam satu pagi tampak di layar. Ia melangkah kembali menuju dapur, tenggorakannya serasa kering sekarang.
Lizzy lekas menuju dapur dan meminum segelas air putih. Ia kembali bergerak mengarah ke kamarnya sebelum dia melihat sosok bayangan orang di sebuah ruangan.
Lizzy berhenti dan melirik sekali lagi. Si pemilik bayangan terlihat jelas tengah duduk di kursi yang menjadi tempat favorit Saga untuk duduk jika bekerja. Nyatanya, setelah Lizzy meneliti orang itu adalah Saga.
Dia tampak sibuk juga dengan berkas menumpuk bahkan mungkin lebih dari milik Lizzy. Tiba-tiba Lizzy menangkap segaris senyuman yang diukir oleh Saga di wajahnya yang menawan. "Lisa.. kemarilah." Lizzy kaget. Bagaimana bisa dia tahu kalau gadis itu menatapnya?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com