webnovel

Kekasih yang Dipilihkan

Namanya Takai, perempuan dengan rambut hitam panjang dan kaki jenjang. Matanya bulat, ditambah dua lesung pipi dikedua pipinya. Ia melangkah masuk kedalam rumah besar yang biasa ia kunjungi. Rumah itu cukup besar, terlebih ada dikawasan elit perumahan yang terletak di Osaka. Wajah Takai memang murni keturunan Jepang, ia adalah teman kecil Kubo. Perusahaan kedua orang tuanya juga merupakan partner turun menurun dari keluarga Kubo. Jika ada hubungan diantara keluarga itu, tak lebih dari urusan bisnis keluarga mereka.

Perusahaan milik keluarga Takai adalah sebuah perusahaan yang telah menciptakan beberapa game terkenal didunia. Dan perusahaan milik keluarga Kubo adalah sebuah perusahaan yang terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas grafik terbaik yang pernah ada. Hal itulah yang kemudian membuat kedua orang tua mereka harus membentuk kerjasama agar dapat saling menguntungkan.

"Selamat pagi, maaf saya terlambat" Ucap Takai saat ia tiba diruang tengah.

Sudah ada keluarga Kubo dan kedua orang tuanya, mereka sedang menikmati teh hangat yang baru saja disajikan oleh pelayan. Dengan langkah elegan, Takai menghampiri mereka dan duduk tepat disamping ibunya. Tak lama kemudian, Kubo datang dari arah pintu utama rumah besar itu.

"Sudah saatnya untuk membicarakan soal kelanjutan pertunangan kalian secara serius" Ayah Kubo membuka pembicaraan.

Kubo menunduk, ia sendiri sudah tau soal apa yang akan dibicarakan keluarganya hari ini. Bahkan Kubo dipaksa agar tidak bekerja hari ini, dan melewatkan hari pertemuan pertamanya dengan Naomi.

"Kami sudah memutuskan bahwa bulan depan, kami akan mempublikasikan kabar ini pada media. Saham Perusahaan diprediksi akan naik lebih dari lima persen setelah mendengar berita ini" Lanjut Ayah Takai sembari tersenyum bangga.

Kubo ikut tersenyum namun getir, setelah mereka semua menghabiskan makan siang mereka, Kubo langsung naik kelantai dua dengan diikuti Takai.

"Kamu akan menerimanya?" Tanya Kubo kesal. Suaranya meninggi.

"Apa lagi yang bisa kulakukan?" Jawab Takai.

"Gila" Gerutu Kubo.

Ia sama sekali tidak menyangka bahwa Takai akan menerima keputusan kedua orang tuanya dengan sangat mudah. Bahkan dia sudah sangat terbuka pada Takai dan mengatakan bahwa ia tidak mencintai Takai. Takai mendekatkan tubuhnya pada Kubo hingga mereka menempel, ia mengelus dada Kubo dengan lembut. Kemudian ia mencium bibir Kubo tanpa ada balasan.

"Meski ini hanya pernikahan bisnis, tapi kita pernah menghabiskan malam bersama. Jangan lupakan itu" Bisiknya.

Ia meninggalkan Kubo sendirian dikamarnya. sedangkan Kubo masih duduk dikasurnya dan merasa kesal. Laki laki itu tidak pernah mencintai Takai, sekalipun Takai selalu mendekatinya sejak kecil. Bagi Kubo, Takai adalah adik kecilnya. Meski pernah sekali Kubo melakukan kesalahan, hingga ia meniduri Takai pada hari kelulusannya. Itu hanya karena semata mata Kubo tidak sadarkan diri setelah dibuat mabuk oleh teman temannya. Dan hanya ada Takai yang menemaninya malam itu.

Sejak saat itu Takai selalu bersikap seolah olah ia telah memiliki Kubo. Bahkan perempuan itu jadi gila dan terus terusan membuat rencana agar dapat menikahi Kubo. Awalnya Kubo berpikir bahwa kegilaan Takai hanya sebatas urusan bisnis, namun ia mengerti bahwa Takai tidak main main setelah kedua orang tuanya benar benar merencanakan pertunangan mereka berdua.

Kubo kesal dan semakin kesal saat mengingat kelakuan Takai, setelah pertemuan antar dua keluarga itu selesai Kubo langsung pulang ke apartemennya. Sepanjang jalan ia memikirkan Naomi, sesekali ia menghubungi Naya untuk memastikan bahwa semua yang dibutuhkan Naomi sudah terpenuhi.

Dijalanan sore hari yang sedikit padat, Kubo tiba tiba menghentikan mobilnya dipinggir jalan. Dilihatnya seorang perempuan dengan baju putih polos dan rok sepertiga berwarna biru sedang berdiri menunggu bus datang. Sinar matahari sore langsung menyinari perempuan itu. Wajah yang Kubo kenal, dan selalu ingin ia temui setelah bertahun tahun. Kubo tak menyangka, bahwa ia akan dapat mengenali perempuan itu meski wajahnya telah sedikit berubah.

"Naomi" Gumam Kubo.

Sepanjang jalan, Kubo hanya mengikuti jalannya bus itu. Ia tau, hari itu adalah hari pertama Naomi bekerja, dan sialnya Ia hanya bisa menemui Naomi di halte bus, bukan diperusahaan. Dengan suasana yang mengingatkannya pada kenangan masa lalu.

Saat tiba di gedung apartemen, Kubo langsung memarkirkan mobilnya dan segera berlari ke lobi untuk mengejar Naomi.

"Tunggu sebentar" Sela Kubo saat melihat pintu lift sudah mulai tertutup.

Naomi menahan pintu lift dan membiarkan Kubo masuk kedalam. Ia mundur ke belakang untuk mengamati Naomi, lalu segaris senyuman muncul diujung bibirnya.

"Maaf, apakah anda seseorang yang tinggal dikamar ini?" Tanya Naomi berhati hati saat tiba dilantai apartemen dan melihat Kubo mengikutinya.

Jantung Kubo berdebar kencang saat mendengar Naomi menegurnya, ia hanya bisa mengangguk dan tersenyum.

"Oh mohon tunggu sebentar" Pinta Naomi.

Tak lama Naomi masuk kedalam apartemennya, ia kemudian keluar dengan kotak yang kemarin diterimanya dari kurir.

"Ini, kemarin seorang kurir menitipkannya padaku. Dia bilang dia tidak bisa menghubungimu, dan berharap aku bisa memberikanya padamu" Ucap Naomi.

Kubo mengambil kotaknya, kemudian ia masuk kedalam setelah mengucapkan terima kasih pada Naomi. Dipandanginya kotak berwarna coklat itu, kemudian ia kesal sendiri saat melihat tulisan diatas kotak itu.

Dear Naomi,

Ini hadiah untukmu.

Sebagai ucapan selamat datang.

Kamu akan tau nanti.

Tulisan itu memang ditulis kecil, namun ia tidak menyangka bahwa kotak yang memang sengaja ingin ia berikan pada Naomi akan kembali padanya. Tanpa dibaca sama sekali oleh Naomi.

"Memang agak aneh jika tiba tiba Ia mendapat penggemar diminggu pertamanya disini" Gerutu Kubo kesal.

*****

Takai geram saat mengingat sikap Kubo hari ini padanya. Ia tau ia sedang ditolak, bahkan bukan sekali ini. Tapi beberapa kali. Ia hanya bisa diam menatapi langit langit kamarnya. Sejak Kecil Takai sudah menyukai Kubo, bahkan ia rela harus menjemput Kubo setiap hari didepan rumahnya hanya agar bisa berangkat bersama dengan laki laki itu. Tapi Kubo tidak pernah menyadari perasaannya.

Dan malam ini ia ditolak lagi, dengan dalih perasaan yang hanya sebatas adik. Dulu sekali, saat Takai mendengar kabar soal hilangnya Kubo di Indonesia, ia jadi orang yang paling khawatir sekaligus sedih. Ia yang paling repot, memaksa agar orang tuanya bisa menerbangkan dia ke Indonesia dan bisa memastikan kabar itu. Namun Takai hanya berakhir didalam kamarnya, menunggu kabar dari kedua orang tua Kubo. Takai dan ibu Kubo sangat dekat, hampir setiap hari mereka bertemu hanya untuk sekedar berbincang ataupun menemani ibu Kubo berbelanja. Ia tau betul, ia tidak butuh persetujuan Kubo jika ia sudah bisa mendapat hati Ibu Kubo. Dan itu yang Sedang Takai lakukan.

"Sekretaris baru Kubo datang hari ini. Orang Indonesia" Baca Takai saat sebuah pesan masuk kedalam ponselnya.

Takai melempar ponselnya agar menjauh, ia kemudian berpikir. Perempuan itu heran, kenapa Kubo sangat terobsesi pada Indonesia. Sejak pulang dari kejadian penculikan Kubo dan keadaannya membaik. Kubo mulai mencari tau tentang Indonesia, ia mulai merekrut berbagai macam orang Indonesia untuk dipekerjakan diperusahaan dengan alasan upah yang kecil namun bisa berguna untuk kelangsungan perusahaannya. Bahkan Kubo sampai ikut untuk mempelajari bahasa Indonesia.

"Naomi" Pikir Takai.

Hanya nama itu yang diingat oleh Takai, nama seorang perempuan yang disebut Kubo saat mereka terkurung disebuah gudang yang gelap. Bahkan seluruh daftar pencarian nama di sosial media Kubo penuh dengan Nama Naomi. Entah Naomi mana yang Kubo maksud, Takai tidak mengerti. Saat pertama kali Naya direkrut sebagai sekretaris Indonesia pertama Kubo, Takai sempat tidak menyukainya. Namun kemudian Takai sadar bahwa bukan perempuan itu yang menjadi bayang bayang ketakutan Takai hingga akhirnya Takai dapat bersikap biasa padanya.

Takai baru saja mendapat kabar jika kali ini ada seorang perempuan baru yang akan menjadi sekretaris Kubo, Dan itu membuat rasa tidak suka Takai kembali. Ia harus bertemu dengan perempuan itu, segera. Untuk mengetahui, apakah perempuan itu adalah Naomi atau bukan.