webnovel

Bertemu Kembali

Naomi mengikuti Langkah Rio dan Iksan saat mereka tiba di Jakarta. Menurut Iksan, tim Kubo akan tiba malam ini di Jakarta. Setelah seminggu, Naomi memutuskan untuk membantu Iksan. Meski tidak bekerja sebagai karyawan resmi. 

"Kita sewa satu lantai ini untuk tim Kubo dan kita, sebelah kanan dari lift itu kamar tim kita. Sebelah kiri, tim Kubo" Jelas Iksan saat pintu lift terbuka. 

Naomi tersenyum, ini semua persis seperti yang ada dalam mimpinya. Dengan menghela nafas berat, ia masuk kedalam kamar. Membongkar semua peralatannya, dan memutuskan untuk membaringkan tubuhnya diatas Kasur. Menatap langit langit kamar membuatnya mengantuk, namun Perempuan itu segera berdiri setelah melihat jam. Jika ia tidak salah, seharusnya sebentar lagi mereka akan tiba.

Naomi keluar kamar dan ia bisa melihat seorang pria sedang berdiri didepan Iksan. Tersenyum lebar menyapa Iksan. Disampingnya, ada Naya yang juga sedang tertawa. Menyadari Naomi yang berdiri didepan kamarnya, Iksan memanggil Perempuan itu. Mengajaknya untuk bergabung.

Dengan Langkah ragu, Naomi tersenyum. Ia mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri. 

"Naomi" Ia memperkenalkan diri.

"Ini Naya, sekretaris Kubo. Sekaligus adik gue" Jelas Kubo.

Naomi terseyum tipis, ia tidak terkejut sama sekali.

"Naya, dan ini Kubo-san" Balas Naya sembari memperkenalkan Kubo. 

Kubo mengulurkan tangannya untuk membalas uluran tangan Naomi. Mereka berbincang bincang sejenak, sebelum kemudian Rio muncul dari lift yang terbuka.

"Ah kebetulan sekali, ada Rio disini" Ucap Iksan sumringah.

Rio yang sedikit terkejut dengan cepat beradaptasi. Ia berbicara sedikit sebelum akhirnya mereka semua masuk kedalam kamar. Rio masuk kedalam kamar hotel Naomi karena membawa makanan. Mereka berdua menghabiskan makan malam didepan TV sebelum akhirnya pria itu Kembali ke kamarnya untuk beristirahat. 

Naomi tak bisa tidur meski jam sudah melewati tengah malam, ia mengambil jaketnya dari lemari lalu pergi keluar untuk mencari udara segar. Matanya menyapu jalanan diluar hotel, ia pergi keluar sebentar dan tanpa diduga ia menemukan Kubo sedang menyesap rokoknya sembari menatap langit malam. 

Dari kejauhan Naomi menatapi Kubo, ia ingin sekali mendekat dan menanyakan keadaannya selama ini. Sedikit saja, Naomi berharap bahwa Kubo akan mengenalinya. Ia berharap, bahwa mereka tak pernah berjabat tangan saat bertemu dan menjadi orang asing. Sungguh tak adil baginya jika hanya ia yang mengenali pria itu saat bertemu. 

Naomi merindukan Kubo. 

Setelah memendam kekecewaannya, Naomi sedikit terkejut saat melihat Kubo melambaikan tangan kearahnya. Perempuan itu sedikit berlari, ia menyapa Kubo dengan sopan. Lalu mereka berjalan sebentar menuju taman yang tak jauh dari hotel.

"Ah, entah kenapa aku tak merasa takut saat Bersama Naomi" Canda Kubo disela sela pembicaraan mereka. 

Naomi tertawa kecil. 

"Apakah ada yang mengganggu ada selama ini?" Tanya Naomi.

Kubo mengangguk, "Saat kecil aku punya pengalaman buruk di Indonesia. Tapi saat itu, ada seorang gadis yang yang membantuku, aku masih ingat wajahnya. Tapi sayangnya, mungkin dia tidak mengingatnya" Ucap Kubo menatap lurus pada Naomi. 

Naomi menundukkan kepalanya, merasa sedih. 

"Aku mencarinya selama ini, dan kurasa aku menemukannya. Tapi ternyata, dia tidak mengenalku. Bukankah itu mengecewakan?" Lanjut pria itu. 

Sekali lagi Naomi terdiam. Ia terus berjalan lurus kearah taman dan duduk sebentar saat melihat taman dengan kolam air mancur. 

"Aku ingat, aku mengenalmu" Gumam Naomi.

"Kubo-san, bukankah itu kamu?" Tanya Naomi dengan mata yang berlinang. 

Kubo sedikit terkejut, ia menghampiri Naomi dengan wajah yang tersenyum lebar. Pria itu sama sekali tak menduga jika Naomi benar benar akan mengenalnya. Akhirnya mereka berdua berbincang lama, saling bertukar kabar dan bercerita tentang yang terjadi hari itu. 

Naomi merasa lega karena akhirnya ia bisa menyapa Kubo dengan leluasa. Meski begitu, hal yang terjadi diantara mereka sungguh buruk namun tak terlupakan. Kubo menceritakan banyak hal tentang upayanya saat mencari Naomi. Hari sudah hampir pagi, Naomi dan Kubo memutuskan untuk pulang ke hotel.

"Kubo!" Teriak seorang Perempuan saat mereka berjalan di lobi.

Naomi dan Kubo menoleh secara bersamaan, yang tak disangka Naomi adalah ia bisa melihat Takai sedang berjalan kearah mereka. Dengan tampilan seadanya. Sungguh berbeda dari Takai yang ia pernah temui dalam mimpinya. 

Kubo tersenyum cerah, ia membuka kedua tangannya untuk menyambut Takai yang langsung berlari kearah pria itu lalu memeluknya. Naomi sedikit tersenyum canggung melihat itu semua. 

"Perkenalkan, ini Takai. Tunanganku" Ucap Kubo memperkenalkan Takai.

"Naomi" Ucap Naomi.

Takai tersenyum, ia membalas uluran tangan Naomi dengan hangat. 

"Kami berencana pergi ke Bali setelah ini selesai, kami juga berencana untuk menikah bulan depan. Datanglah jika kamu punya waktu. Aku akan membelikan tiketnya" Ucap Takai. 

Naomi mengangguk, "Aku senang mendengarnya. Tentu, jika punya waktu aku akan datang kesana" 

Setelahnya mereka berpisah, Naomi masuk kedalam kamar hotelnya. Sedangkan Kubo dan Takai masuk kedalam kamar yang sama. 

Pikiran Naomi melayang layang, ia sedikit pusing dan akhirnya tertidur.

"Tentu, Takai pantas untuk mendapatkan Kubo. Kuharap mereka Bahagia" Gumam Naomi sebelum akhirnya terlelap. 

***** 

Sinar matahari menusuk mata Naomi saat Rio membangunkannya. Pria itu sudah menyiapkan makanan diatas meja untuk sarapan. Dengan mata yang masih merah Naomi berusaha pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan menyikat gigi. Setelah membersihkan diri, ia mengikuti Rio yang sudah menyantap sarapan paginya. 

"Semalam aku kesini, tapi kamu ga ada" Ucap Rio. 

Naomi mengangguk, ia memasukkan sesuap nasi kemulutnya. "Semalam ga bisa tidur, keluar cari angin segar. Terus ketemu Kubo, dan ngobrol sampai pagi"

"Kubo?" Tanya Rio memastikan. 

"Iya, Kubo-san. Oh, jadi jam berapa rapat hari ini?" Tanya Naomi mengalihkan pembicaraan. 

"Mungkin jam satu, katanya tunangannya Kubo datang semalam. Jadi mereka mau istirahat dulu" Jelas Rio.

"Oh, Takai-san. Semalam aku ketemu dia waktu balik ke hotel" 

Rio mengangguk, ia mengambil jaketnya dari kursi. "Kita jalan jalan yuk? Kebetulan dapet pinjem mobilnya mas Iksan" Ajak Rio.

"Aku tunggu dibawah ya, mau rokok dulu" Lanjut pria itu meninggalkan Naomi.

Angan angan Naomi musnah saat ia melihat Naya dan Iksan sudah ada didalam mobil. Naomi pikir, ia akan jalan berdua dengan Rio. Menikmati Jakarta Bersama. Iksan tersenyum lebar melihat mengendari mobil Iksan untuk pergi sebentar menikmati Pantai dipagi hari. 

"Setelah aku pikir pikir, sepertinya aku pernah melihat Naomi" Naya membuka pembicaraan. 

"Dimana?" Tanya Iksan penasaran.

"Apakah kamu pernah mencoba melamar beberapa pekerjaan di Perusahaan Jepang?" Tanya Naya pada Naomi. 

Naomi mengangguk, "Tentu saja, mungkin kamu lupa. Tapi tahun lalu, kamu mengirim email ke aku. Isinya, lamaran pekerjaanku diterima"

"ahhhh, benar!" Teriak Naya.

"Kamu pernah ngelamar kerja ke Jepang Nao?" tanya Rio sedikit terkejut.

"Iya, iseng iseng aja. Buat cari pengalaman" Jelas Naomi.

"Wah keren" Iksan berdecak kagum. 

"Udahlah, sekarang ga perlu ke Jepang. Lo bisa kerja sama gue aja" bujuk Iksan pada Naomi.

Diam diam, Naya justru memperhatikan Rio. Ia sedikit ingin menarik perhatian Rio yang membuatnya merasa tertarik sejak pertama kali bertemu. Selama ini Naya hanya berkomunikasi dengan Rio melalu email ataupun telpon, dan ia sedikit terkesima saat melihat Rio secara langsung. Rio adalah tipenya.