Namun memang sudah menjadi sifat Erlan, bila ia mendekati wanita maka ia tak ingin hanya main-main, karena baginya perasaan wanita itu sangatlah sensitif, Iya sangat takut dan tak berani untuk menyakiti serta mempermainkan hati wanita, karena ia sangat paham bagaimana perasaan wanita, ia tak mau ada wanita yang tersakiti seperti ibunya dahulu.
"Kenapa diam, lo takut!" Teman Erlan masih bertanya kepada Erlan, yang saat ini terdiam memikirkan masa lalu tentang ibunya yang dulu selalu menangis karena ayahnya.
"Aku bukan takut, hanya sedang berpikir, kapan waktu yang tepat aku akan mendekatinya." Jawab Erlan santai
"Sekarang juga boleh kali bro, lebih cepat kan lebih baik, emangnya lo nggak penasaran sama tu cewek, kalau udah tahu rasanya, ya lo tinggalin aja, gampang kan!, sayangnya cinta gue udah ditolak sama dia, jadi kalau bisa lu balesin tuh sakit hati gue sama dia," rupanya teman Erlan ini mempunyai dendam pribadi kepada Asya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com