webnovel

KENANGAN BERSAMAMU DI YOGYAKARTA

Semenjak kecil aku sudah mempelajari berkaitan dengan kesabaran, hanya perlu bertahun-tahun. Agar kesabaran ini mulai tumbuh dalam diriku, sayang sekali aku enggak sanggup menahan air mataku. Setelah berpacaran dengan mantanku dari SMP sebelum masuk Kuliah. Aku selalu mendoakan supaya perempuan ini jodohku ternyata, malah memilih putus denganku. Aku enggak bisa berbuat apa-apa selain berjuang mendapatkan hatinya lagi, tapi setelah merenung di dalam kamar mulai ada sedikit semangat. Walaupun yang sebenarnya, hatiku masih rada rapuh. Setelah jalan-jalan melewati lintasan Maliboro. Aku melihat seorang wanita begitu cantik, dan senyuman itu sangat manis. Tak bisa pungkiri mulai ada rasa suka padanya, sehingga aku rem sepeda motor berdekatan dengan perempuan tersebut. Sebenarnya, aku ingin kenalkan namanya siapa? Sayang sekali pada awal tersenyum padaku, tapi secara tiba-tiba ada temannya untuk menjauh dariku. Apakah mereka tahu masa laluku seperti apa? Kalaupun tahu seharusnya, enggak boleh ceritakan ke siapa pun. Hah... setelah kembali naik motorku terparkir, tanpa sengaja aku menoleh ke kaca spion. Ternyata, dia melihat ke arahku. Pada awalnya, aku sudah berdebar sangat cepat. Tak bisa dibendung bahwasanya, hatiku mulai suka padanya. Jika, memang dia adalah jodohku yang sebenarnya. Aku begitu bahagia selama hidup di dunia termasuk kehadiran perempuan tersebut. Setelah berpacaran dengan Dinaldha. Aku sedikit curiga padanya, tanpa adanya beritahu apa pun persoalan pertemuan dengan mantannya. Seharusnya, beritahu saja enggak perlu menyembunyikan perihal ini. Tak ‘kan biarkan mantannya masuk ke kehidupan Dinaldha! Jika, memang sayang padanya. Kenapa harus putus? Apa alasan sebenarnya hadir lagi? Aku tak begitu yakin semenjak dari situlah mulai rada khawatir, tapi temanku tetap sabar, dan mencoba berpikir secara positif. Sayangnya, aku enggak begitu bisa menahan rasa sakit hati. Hah.... aku perlu bicara berdua dengannya, apa maksud yang sebenarnya bisa kembali ke Yogyakarta? Kalaupun ingin silaturahmi dengan pacarku, kan bisa melalui aplikasi WhatsApp. Tak usah mempertemukan antara Dinaldha dengan mantannya, apalagi pertemuan unsur mengingatkan kenangan bersamanya. Sedangkan, aku pun punya kenangan bersamanya. Dan tempatnya sama persis apa yang ada dalam pikiran mantan Dinaldha? Tak sadar atau bagaimana aku sempat bertatapan dengannya. Emosionalku mulai rada berat mengeluarkan kalimat, supaya dia pergi dari sini. Dan enggak usah balik lagi di tempat ini. Sayangnya, aku enggak mampu melarang mantannya. Karena, di sini begitu banyak orang-orang yang melihat ke arah kita. Apalagi Dinaldha terlihat jelas sebentar lagi akan pergi, dan tidak mau bertemu denganku lagi. Sebenarnya, salahku apa membuatmu menjauh? Kalau memang aku punya salah padanya. Pasti akan segera minta maaf. Walaupun kedua orang tuaku kurang setuju aku berhubungan dengan Dinaldha.

MuhammadLutfiH · Realista
Classificações insuficientes
26 Chs

Chapter 01 Perkenalan Fajar

Sebelum aku menceritakan terkait kenangan bersama seorang wanita, ketika masih tinggal di Yogyakarta. Meskipun tahu kondisi hatiku benar-benar rapuh, tak bisa mengembalikkan ke awal lagi. Padahal aku sangat tulus mencintai dia, tapi wanita yang selama ini di sembunyikan dari kalangan orang terdekat. Membuatku semakin yakin bahwasanya setiap pasangan bakal melindungi dari orang-orang yang berniat jahat kepada kita!

Sayangnya, tak begitu lama aku mendapatkan kabar buruk. Bahkan sampai-sampai menyuruh teman wanita itu, untuk mencari secara berpencar. Agar bisa saling kerja sama satu sama lain, tapi agak ragu apabila yang menelepon barusan orang baik. Pasti dia ada yang mau sampaikan kepada kita, hanya saja enggak berani bicara secara langsung.

Namun, pada akhirnya aku tidak sanggup menahan kepedihan. Apalagi setelah melihat gerak-gerik pasanganku seperti ada yang di sembunyikan, tapi aku enggak tahu. Berulang kali bertanya soal ini, mereka selalu menjawab enggak karuan. Bahkan setiap berkunjung aku seolah-olah kenangan tersebut masih terasa, dalam hatiku benar-benar ingin melupakan kenangan bersamanya.

Tanpa adanya, pengecualian bahwa perasaanku sudah pudar. Dan memilih untuk mencari suasana baru, supaya aku harus benar-benar pulih dari galau yang selama ini di simpan sendiri. Tak ada jaminan setiap pasangan bakal bahagia, pasti akan mendapatkan permasalahan cukup berat.

Oh, ya hampir lupa namaku Fajar Nugroho lahir di Bandung. Aku sudah lama tinggal di Yogyakarta. Dari SD sampai sekarang sih, jadi enggak ragu apabila ada orang dari luar pulau jawa. Memintaku untuk beritahu tempat mana yang paling cocok untuk merenung, dan sebagainya. Kalaupun hidupku enggak menghabiskan selama di Yogyakarta. Pasti sekarang sudah balik ke kampung halaman, hanya saja masih ada kewajiban yang perlu di selesaikan.

Entah kenapa selama tinggal di sini merasa ada kenyamanan? Bahkan ketika pulang kampung ke Bandung. Pasti kenyamanan tersebut malah pudar, dan kegelisahan mulai rada bingung untuk di jelaskan. Satu hal yang perlu aku ceritakan perihal wanita yang selama ini enggak ada yang tahu kecuali, sahabatku tercinta sekarang dia Kuliah di Malang.

"Fajar, bagaimana hubungan baik-baik saja?"

"Seperti biasalah, sering bertengkar sayang sekali ia enggak mau selesaikan secara baik-baik."

"Tapi, Fajar masih kuat menghadapi kelakuan dia seperti itu."

"Masih kuatlah,"

"Oke, kalau misalkan kamu mau curhat bisa kok." ucap Fajar melalui sambungan telepon.

"Baiklah, sahabatku paling terbaik."

Setelah berakhir obrolan dengan sahabatku ternyata, ada suara begitu mirip sama pacarku. Tapi, suara itu terdengar dari arah mana? Apa benar ia masih menjalin komunikasi sama mantannya? Padahal aku sudah kasih tahu padanya. Heh.... malah berikan alasan enggak masuk akal, tapi ekspresi seperti ada kegelisahan takut ketahuan olehku. Ya, sudahlah aku enggak boleh berpikir aneh-aneh dulu.

Harus tetap positif selama tidak bersama pacarku, isi pesan yang sudah di kirim ke dia. Kok, belum ada balasan. Apakah hari ini pacarku lagi mengerjakan beberapa kerjaan belum selesai? Hah.... padahal aku sudah kangen, dan merindukan obrolan yang sangat positif. Paling aku sukai dari dia itu, pasti bakal berikan beberapa nasihat kepadaku.

"Fajar, kapan-kapan kita mengadakan obrolan positif. Seru tau kalau misalkan, kamu bersedia di tempat ini. Apalagi sambil minum kopi Cappucinno. Beuh ...., mantap sekali,"

"Iya, bolehlah aku juga sudah malas diam di rumah mulu."

"Nah, tinggal di jadwal kamu bisanya hari apa? Asalkan, tidak mengganggu pekerjaan kamu." ucap wanita sambil tersenyum padaku.

"Hmmmm ..... bagaimana kalau malam minggu?" tanya Fajar berikan senyuman manis.

"Boleh, boleh, boleh tapi nanti kamu jelasin sama orang tua gimana?"

"Kalau itu urusanku, kamu nggak usah memikirkan hal tersebut. Setidaknya, tidak ketahuan oleh orang tuaku selama jalan-jalan berdua bersama kamu."

"Siaappp, sayang!" ujar wanita dengan berikan ekspresi bahagia.

Terasa melelahkan apabila ia lagi pms, kelakuan yang sebenarnya masih tersimpan dalam dirinya, tetapi selalu saja dapat penolakan untuk berkata jujur padaku. Hal hasil aku terpaksa mencari tahu penyebabnya, karena apa?

Heh.... pada akhirnya, aku sudah berpikir buruk padanya. Padahal pacarku hanya ingin mengikuti permintaannya, walaupun risih aku merasa lega masih bersamaku. Namun, aku mendapatkan informasi bahwasanya dia berbohong lagi kepadaku. Jadi, informasi yang selama ini hoax? Lalu, kenapa harus berbuat seperti itu kepadaku?

Kalau misalkan, dia ingin putus denganku ya silakan. Asalkan, berikan alasan yang masuk akal. Kenapa sudah merasa bosan ketika bersamaku? Awas saja kalau misalkan, obrolan yang sudah tersampaikan tidak sesuai kenyataan. Aku seperti ini ya, karena sayang sama kamu. Hubunganku harus tetap berlanjut sampai ke pelaminan! Itu adalah impianku selama ini.

Sayangnya, pendapatku tidak sesuai keinginan pacarku. Sehingga kita akan beberapa percobaan supaya satu tujuan, dan berharap dia masih sayang kepadaku. Percuma dong, apabila selama tiga tahun berpacaran dengannya. Rasa sayang dalam diri kita hanya untukku sedangkan, pacarku sudah hilang enggak mengharapkan meneruskan hubungannya.

Namun, setelah aku pikirkan tanpa ketahuan olehnya. Aku sangat sadar betul sikap pacarku telah berubah, bukan bermaksud ingin mencari tahu. Ini sekedar feeling yang selama ini aku pendam dalam hati, tapi tenang saja temanmu maupun temanku enggak ada yang tahu soal ini.

Walaupun merasa gugup, dan bingung mau menjelaskan soal ini setidaknya, untuk ke depannya berharap ada kejujuran dari dia. Jangan sampai menimbulkan pikiran negatif yang timbul dalam diri kita, terutama soal urusan mantan. Sering kali aku lihat dia berjalan berdua di kraton, Yogyakarta. Padahal sudah janji mau menemaniku untuk jalan-jalan berdua, kenapa harus bersama mantan mulu?

Buat pacar sendiri kapan jalan-jalan berdua mengelilingi Yogyakarta? Please.... jangan bersikap seperti ini dong, seakan-akan sudah melupakan pacar. Lalu, kembali ke mantan untuk mengenang masa lampau, padahal sudah berlalu biarkan berlalu. Lantas apa yang aku pikirkan selama ini ada benarnya?

Walaupun ada beberapa pendapat mengatakan kepadaku, "Fajar, apakah bener hubungan kalian lagi kurang harmonis?" sayangnya, aku tak bisa menjelaskan perihal masalahku dengan pacarku.

Takutnya, mereka tuh enggak bisa jaga rahasiaku. Apalagi keadaan seperti ini, pasti pacarku berpikiran aneh-aneh, dan bingung aku sebagai pacarnya. Please.... untuk saat ini, tidak usah mempertanyakan hubunganku dengan dia seperti apa. Apa pun yang telah kulewati bersama, pasti ada jalan menuju kebaikkan. Hanya saja, membutuhkan pertolongan dari orang terdekat kita.

Nah, apalagi aku merasa ragu bisa bergaul sama mereka. Selepas mengetahui selama ini kalian hanya bisa bicara dari belakang menyangkut soal diriku. Terkadang hidupku enggak mudah untuk di hilangkan, butuh namanya kerja keras agar suasana hati cepat pulih.

Tolonglah, bagi siapa saja yang kenal kepadaku. Berharap hubungan pertemanan tetap bisa di jaga, harmonis, dan enggak usah mengungkit masalahku. Setiap hari bertemu sama kalian lagi, padahal ingin sekali loh pacarku berada di sini. Sudah terlalu lama aku menunggu agar dia berada di sampingku! Sayangnya, malah dia asyik obrolang mengenai kenangan bersama mantan.