webnovel

Bad mood

"Lisa...kamu minta pak Iwan untuk menggantikan saya keproyek", pinta Dian saat bertemu Lisa di lobby bawah yang sudah lima belas menit yang lalu menunggu Dian.

pak Iwan adalah kepala cabang AH corporation dikota tersebut, ia seusia dengan papanya Dian dan ia pun sudah belasan tahun memegang jabatan direktur cabang di perusahaan tersebut, jadi ia adalah orang yang bisa diandalkan.

"baik bu....., terus apa rencana kita sekarang?", tanya Lisa.

"untuk hari ini aku malas kemana - mana dan aku pun malas bertemu siapapun, kalo kamu mau jalan - jalan silahkan !!, hari ini free gak ada kegiatan apa - apa", jawab Dian sambil melangkah meninggalkan Lisa.

belum lama melangkah Dian membalikkan badannya kearah Lisa, "oh ya !! satu lagi Lisa...., aku mohon kamu jangan ganggu aku dengan urusan pekerjaan, kalo ada informasi dari kantor cabang kamu handle dulu, besok baru kamu informasikan ke saya", jelas Dian, lalu ia melangkahkan kakinya ke lift untuk kembali ke kamar.

Lisa hanya diam terpaku, dan heran melihat sikap atasannya tersebut, ia tahu siapa Dian itu, ia juga tau kalo sudah begini pasti ada masalah dengan atasannya tersebut.

Dian yang seharian hanya mengurung dirinya didalam kamar hotel, tak henti - hentinya memikirkan kira - kira apa yang akan dilakukan oleh Hendra pada dirinya, ia merasa sebentar lagi bakal terjadi masalah antara dirinya dengan lelaki tersebut.

beberapa lama ia berpikir tentang Hendra, tiba - tiba ponselnya berdering, dari layar ponselnya muncul sebuah nomor asing yang tidak ia kenal.

dalam hatinya berkata mengapa yang muncul bukan nomor suaminya melainkan nomor lain.

Dian pun ragu untuk mengangkat ponselnya, ia sejenak berpikir kira - kira siapa yang menelponnya.

dan akhirnya ia pun memutuskan untuk mengangkatnya.

"halo sayang.... !!!, kenapa hari ini kamu tidak datang keproyek, padahal aku sudah menunggu kehadiranmu dan ingin melihat kecantikan wajahmu", sapa seseorang dari seberang telponnya, yang ternyata itu adalah suara Hendra wijaya.

tanpa berkata apa - apa Dian langsung menutup telponnya dengan perasaan kesal dalam hatinya.

tapi belum lama kemudian ponselnya berdering lagi, dan lagi - lagi nomor itu muncul dilayar ponsel Dian.

lama Dian hanya memandanginya dan ia berusaha mengabaikannya, tapi lagi - lagi bunyi ponselnya sangat menggangu dirinya.

akhirnya iapun terpaksa mengangkatnya.

"apa sih maumu tuan Hendra..!!!!???", tanya Dian dengan nada tinggi.

"santai sayang...gak usah pakai marah - marah gitu, ntar cepat tua dan gak cantik lagi lho !!!, hehehe.....", jawab Hendra seakan menggoda Dian.

"aku hanya ingin mendengar suara kamu sayang.....,dengan begini bisa sedikit mengobati rasa kangen aku sama kamu".

kata - kata Hendra semakin membuat hati Dian serasa panas, ia ingin sekali menampar wajah lelaki tersebut, tapi semua itu tidak mungkin, karna semua itu hanya lewat telpon.

dan sekali lagi tanpa berkata apa - apa, Dian langsung menutup sambungan telponnya.

ya tuhan, mengapa semua ini harus terjadi, dan mengapa aku harus bertemu lelaki itu lagi....apa yang harus akun lakukan, dalam hati dan pikiran Dian tak henti - hentinya menyesali semua yang sedang dialaminya sekarang.