Senja mulai datang, mentari perlahan mengumpat menyingsing sang rembulan.
Malam kembali berkuasa, awan hitam bergeser menindih menutup awan putih, dan gelap kembali menutup langit.
Perputaran waktu begitu cepat, namun cinta Dona untuk Farhan datang begitu lambat.
Tampak Farhan masih bergelut dalam kebimbangan, cintanya masih belum berlabuh dan dalam ketidakpastian.
Angin malam berhembus, menerpa tubuh kekar pria itu. Dinginnya angin menusuk ke relung jiwanya, menambah risau perasaannya.
Ia kini sedang berada di pos satpam komplek perumahan Pondok Pesona yang di diami oleh keluarga Tuan Sandjaya.
"Malam, Pak. Saya mau tanya, tadi padi yang jaga kompleks siapa ya?"
"Tadi pagi saya, Pak. Tapi ini saya mau pulang, gantian yang jaga," ucap salah satu satpam.
"Seperti bukan Bapak. Kulitnya agak coklat, tadi pagi muter komplek dan menyapa saya di rumah Tuan Sandjaya," jelas Farhan halus.
"Oh itu… itu mah Doni, masih muda kan orangnya?" tanya salah satu satpam.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com