Matahari semakin menjulang tinggi, pertanda pagi akan berganti siang.
Aroma embun pun mulai pudar tak tercium, berganti dengan gumpalan polusi.
Dari dalam kamar, Dona menatap pemandangan luar dari balik jendela kaca yang ada di kamar nya.
Dengan setia ia menggenggam ponselnya, hampir tiap menit ia menatap kearah telepon genggam nya itu.
Ia gelisah menanti jawaban dari Reyhan, namun sepertinya penantian itu tak sia-sia.
Tepat pukul sebelas siang, Reyhan menelpon balik Dona.
Wanita cantik itu pun tersenyum mengangkat telepon itu. "Halo Rey."
"Halo Mbak, maaf ya aku baru bangun. Tadi tidur jam enam pagi," ucap Reyhan.
"Nggak apa-apa Rey, gimana Rey? Kamu bisa jemput aku nggak?" tanya Dona.
"Tentu saja bisa, Mbak. Mbak Dona landing jam berapa?" tanya Reyhan dengan suara sumbang khas bangun tidur.
"Take off jam berapa aja aku belum tahu, Rey. Belum pesan tiket juga, tapi yang jelas hari ini aku akan bertolak ke Surabaya," jawab Dona.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com