webnovel

Dona, Sania, dan Sang Mama mertua berkumpul di Paris

Hampir tiga minggu Farhan berada di Jakarta, sedangkan Dona berada di Paris. Tak khayal jika kedua nya sama-sama merindu, meskipun perasaan bersalah sering membelenggu sang primadona. Dona merasa berdosa kepada Resty, namun Dona tak kuasa melawan keadaan yang sebenarnya dia sendiri pun tak menginginkan. Menjauhi Farhan adalah salah satu cita-cita terpuji Dona yang belum tercapai.

Hari demi hari Dona lalui dengan beraktifitas seperti biasa.

Hari ini pekerjaan di kantor Mrs Renata cukup lengah, tak ada kesibukan yang bearti.

Kring kring kring, suara telepon ruangan Dona berbunyi.

"Hallo," jawab Dona.

"Don, kamu ke ruangan saya sekarang ya," pinta Mrs Renata.

"Baik Mrs," jawab Dona.

Setelah menutup telepon dari Mrs Renata, Dona segera melangkahkan kaki menghampiri Bos nya.

Tok tok tok, suara ketukan pintu.

"Masuk," kata Mrs Renata.

Dona pun segera memasuki ruangan Mrs Renata.

"Iya Mrs. Maaf Mrs ada apa ya?" tanya Dona.

"Kan kerjaan lagi slow Don, kamu juga udah banyak bantu pekerjaan di kantor ini meskipun itu bukan bagian dari kerjaan kamu. Maka dari itu, besok sama lusa kamu saya kasih cuti," kata Mrs Renata.

"Benera Mrs?" tanya Dona ragu-ragu.

"Iya pergunakan waktu cuti mu sebaik mungkin ya," kata Mrs Renata.

"Baik Mrs, terima kasih," kata Dona.

"Sama-sama, yaudah Don kamu boleh balik ke ruangan kamu," kata Mrs Renata.

Dona pun segera kembali menuju ruangan kerjanya.

Sebenarnya tujuan Mrs Renata memberikan cuti supaya Dona bisa refres sejenak. Mrs Renata sangat memahami suasana hati Dona.

Belum sampai di ruang kerja, ponsel Dona berdering.

"Hallo Kak San," kata Dona menjawab telepon tersebut, ternyata itu adalah telepon dari Sania Kakak ipar Farhan.

"Hay Don, kita kapan dong ketemu nya?" tanya Sania memanja.

"Ya ampun kak, sorry mau ngabarin lupa terus," kata Dona sambil membelai rambut lurus sepunggung nya.

"Denger-denger kamu lagi di Paris ya? Kamu ada rencana pulang dalam waktu dekat nggak?" tanya Sania.

"Belum tau sih kak, besok sih dapat cuti tapi cuma dua hari," kata Dona.

"Emmm gimana yan Don, atau gini aja kamu coba minta ijin cuti nya di pending minggu depan bisa nggak? Jadi ambil senin selasa nya?" kata Sania mencoba memberikan saran.

"Oke ka, nanti aku coba bicara sama Mrs Renata ya. Kakak mau kesini atau gimna?" tanya Dona.

"Iya Don, gitu aja biar kita cepet ketemu, udah kangen ih." jawab Sania.

"Oke Kak," jawab Dona.

Setelah selesei berkomunikasi dengan Sania, Dona yang baru saja memasuki ruangan nya kembali menuju ruangan Mrs Renata untuk meminta izin.

Tok tok tok, Dona mengetuk pintu ruang kerja Mrs Renata.

"Masuk," kata Mrs Renata.

"Permisi Mrs, maaf mengganggu. Kira-kira kalau cutinya di pending minggu depan bisa? Soalnya teman saya dari Jakarta mau kesini." kata Dona.

"Iya Don nggak apa-apa," kata Mrs Renata sambil tersenyum.

Dona pun mengucapkan banyak terima kasih kepada Mrs Renata dan segera pamit untuk kembali menuju ruangan nya.

Ia pun segera menghubugi Sania untuk memberitahu kalau izin cuti nya di setujui Mrs Renata.

****

Kebahagian Sania dan sang mertua serta Keberangkatan nya ke Paris

Sania bergegas menuju rumah mertuanya, untuk memberikan kabar menyenangkan ini. Sesampainya di rumah sang mertua Sania langsung menuju kamar mertuanya.

"Yuhuu Mama mertua ku sayang bukain pintu nya dong," kata Sania dengan nada sedikit centil.

Mendengar suara Sania, sang mertua pun langsung membuka pintu kamar nya.

"Ada apa San? Sudah dapat kabar dari Dona?" tanya sang Mertua.

"Yupss, tebakan Mama

nggak meleset sama sekali," kata Sania bahagia.

"Terus kapan kita bisa ketemu sama Dona, mama sudah nggak sabar," kata wanita paruh baya tersebut kegirangan.

"Sabtu ini kita nyusul dia ke Paris. Sania udah booking tiket buat kita berdua, gimana?" kata Sania sambil menatap sang mertua dan memgangkat alisnya.

"Asik, oh iya San nanti Mama izin ke Papa bilang kita kalau Mama kesana nemenin kamu jalan-jalan ya," kata sang Mertua.

Sania hanya mengangguk, terlihat aura bahagia teroancar dari wajah kedua nya.

Tiba-tiba Resty muncul dari arah kolam renang dengan wajah sendu.

"Res, kamu kenapa?" tanya sang mertua.

"Nggak apa-apa Mah," jawab Resty singkat.

Resty kemudian melanjutkan langkah bya menuju kamar.

Ternyata orang rumah belum mengetahui prahara rumah tangga Resty dan Farhan.

****

Tak terasa hari yang di nantikan oleh Sania dan Mertua nya tiba. Pagi itu Sania sudah standby di rumah mertua nya.

"Mah jadi berangkat kan, udah di ijinin Papa?" tanya Sania pelan.

"Jadi dong, udah dan di bolehin," kata sang Mertua dengan raut wajah bahagia.

"Barang bawaan udah siap semua kan? Jangan bawa barang banyak-banyak nanti kita belanja disana," kata Sania.

Sang Mama mertua memang lebih dekat dengan Sania dari pada dengan Resty. Sania dan Mama mertua mempunyai hoby serta sifat yang tak jauh berbeda. Mungkin ini lah yang membuat mereka saling cocok satu sama lain.

Beberapa jam kemudia mereka segera menuju Bandara.

Perjalanan dari Jakarta ke Paris cukup memakan waktu. Selama Enam belas jam lebih dalam perjalanan mereka lebih banyak mengobrol dari pada beristirahat.

"Oh iya San, nanti selama disana kita tinggal di hotel gitu?" tanya sang Mertua.

"Tenang Mah, udah Sania atur. Sania udah bilang ke Farhan soal ini dan Farhan nyuruh kita tinggal di Apartement nya yang bersebalahan dengan Apartement Dona," kata Sania.

"Oh gitu, yaudah deh Mama mau istirahat dulu," kata sang Mertua.

Tak terasa perjalanan yang cukup panjang pun usai. Pesawat mereka landing dengan selamat di Bandara setempat.

Mereka pun segera menuju Apartement Farhan. Sesampainya di Apartement sang adik ipar, Sania mencoba menghubungi Dona namun tak ada jawaban.

Mungkin Dona sedang tidak memegang ponselnya saat itu, mereka pun memutuskan untuk beristirahat sejenak.

Tak lama mereka beristirahat, ponsel Sania berbunyi. Ternyata Dona menghubungi balik Sania.

"Hallo Kak San, sorry ya tadi Dona nggak pegang handphone. Oh iya welcome to Paris ya Ka," kata Dona

"Iya sayang ngak apa-apa, makasih ya," jawab Sania.

"Kak San sekarang dimana? Aku nyamperin Kakak boleh?" tanya Dona.

"Boleh banget, Kakak di Apartemen Farhan," jawab Sania.

Beberapa menit setelah mereka menyudahi obrolan via telephon. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu di Apartemen Farhan, Sania pun segera membuka pintu utama. Benar saja dugaan Sania kalau yang datang adalah Dona.

"Hay Kak San," sapa Dona sambil memeluk Sania.

"Hallo sayangku," kata Sania membalas pelukan Dona disertai kecupan ke pipi kanan dan kiri Dona.

Keduanya nampak sangat bahagia dalam pertemuan ini. Terlihat rasa rindu yang terobati antara mereka dan aura bahagia dari wajah ayu kedua nya seketika terpancar nyata. Maklum mereka sudah 13 tahun tak bertemu. Kedekatan mereka berlangsung sejak SMA, mereka bertemu dalam sebuah perlombaan tingkat SMA dimana Dona dan Sania menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah.

"Oh iya, Kakak sendirian?" tanya Dona.

"Nggak, sama mama mertua calon mertua kamu juga, hihii bercanda," kata Sania sambil tertawa.

"Ih apaan sih Kak," kata Dona tersipu malu sehingga membuat wajah nya memerah.

"Masuk yuk Don," ajak Sania.

Dona pun mengangguk dan segera memasuki apartemen Farhan bersama Sania. Mereka pun asik mengobrol di ruang tamu.

"Eh Don sebentar ya," kata Sania sambil membelai lengan Dona.

Sania kemudian berjalan menuju pantry untuk mengambilkan Dona minum hot coklat kesukaan mereka. Kemudian dia memberikan oleh-oleh pie bali kesukaan Dona.

"Minum Don, ini Kakak bawain oleh-oleh kesukaan kamu," kata Sania.

"Ya ampun Kak repot amat, Kakak dari bali?" tanya Dona.

"Nggak, kemaren ada saudara kesana trus nitip deh pie nya," jawab Sania.

Mereka pun menikmati hot coklat dan beberapa camilan yang tersedia di meja.

"Ya ampun," kata Sania sambil menepuk jidad jenong nya.

Kemudian ia berjalan cepat menuju kamar yang biasa di pakai Farhan. Ternyata Sania lupa memberitahu sang mertua kalau Dona datang mengunjungi mereka.

"Mah ada Dona," kata Sania pelan, ia membangunkan mertua nya yang sedang tertidur.

Mendengar nama Dona, sang mertua pun segera bangun.

"Dona udah dateng San?" tanya sang mertua sambil menyapu wajahnya menggunakan tisue.

"Iya tuh calon mantu mama dateng," jawab Sania.

Kemudian Sania kembali menghampiri Dona di ruang tamu.

Mama mertua nya pun di buat bingung oleh pernyataan Sania.

"Ah sudahlah mungkin itu hanya celotehan tak bearti," kata Sang mertua dalam hati.

Beliau pun segera menuju ruang tamu, menghampiri Sania dan Dona.

"Hay Dona, apakabar?" sapa Mama Farhan sambil memeluk Dona.

Kedua nya pun saling memeluk dan mencium pipi satu sama lain.

"Baik tante, tante apa kabar? 12 tahun nggak ketemu ya kita?" ucap Dona.

"Baik sayang, kamu udah makan? Makin berumur makin cantik ya," kata Mama Farhan menyanjung Dona.

"Ah tante bisa aja, tante lebih cantik," puji Dona.

"Tante laper nih, ayo kita cari makan," ajak Mama Farhan.

"Ke Apartemen Dona yuk, Dona udah masak menu masakan Indonesia banyak banget," kata Dona.

"Ihh mama malu-malu in deh, masak kesini minta makan sama Dona," kata Sania sambil bercanda.

"Kan mama niat nya ngajak makan di luar, terus kamu yang bayar," kata sang mertua membalas candaan menantu nya.

"Nggak apa-apa, ayoo," ajak Dona.

Sania dan mertua pun mengikuti langkah Dona menuju Apartement nya. Sesampainya di Apartement Dona, mereka langsung menuju ruang makan. Benar saja, Dona sudah menyiapkan banyak makanan. Di meja makan nampak rendang, ayam goreng, tumis sayur, sop iga sapi, ayam bakar, dan bebek bakar. Semua sengaja di siapkan Dona untuk menyambut mereka.

"Ini kamu yang masak Don?" tanya Mama Farhan.

"Iya tante," kata Dona.

"Pantes nggak agkat telepon, ternyata sibuk masak ya," sambung Sania.

"Hehee, makan yukk," ajak Dona.

Mereka bertiga pun segera mengambil tempat dan menyantap masakan Dona.

"Sumpah ini enak lho Don, tante nggak nyangka kamu bisa masak," puji Mama Farhan.

"Masa sih te," jawab Dona tersenyum manis.

"Dona dari dulu kan suka masak Mah," sambung Sania.

"Oh iya kita rencana mau jalan-jalan kemana besok?" tanya Dona.

"Eiffel Tower aja dulu yuk," jawab Sania.

Sang mama hanya mengangguk menandakan bahwa beliau setuju dengan usulan sang menantu.

Setelah selesei makan mereka melanjutkan obrolan di ruang tengah.

Ketiga nya nampak asik berbincang, sesekali ada candaan yang membuat mereka saling tertawa. Disini Mama Farhan sangat merasa nyaman dengan Dona. Pembawaan nya yang menyenangkan semakin menarik hati sang calon mertua. Tak terasa malam semakin larut, Sania dan san mertua pun pamit untuk beristirahat.

"Ya ampun, nggak kerasa udah malem ya Don. Balik yuk Mah biar Dona istirahat," ajak Sania.

"Yaudah Don, kita balik dulu ya," kata Mama Farhan

"Iya Tante, hati-hati ya," ucap Dona.

Sania dan sang mertua segera beranjak, tak lupa sang Primadona pun mengantar sampai depan pintu.

*****

Liburan pertama Sania dan mertua di kota Paris

Pagi ini tepat jam 7 pagi, Sania dan mertua bersiap-siap menuju Apartemen Dona.

Sesampainya di Apartemen Dona, mereka sudah di suguhi pemandangan yang luar biasa di meja makan. Dona menghidangkan beberapa menu untuk sarapan mereka.

"Wah-wah, kamu yang masak semua ini Don? Bangun jam berapa? tanya Mama Farhan.

Belum sampai menjawab pertanyaan yang telontar dari Mama Farhan, Sania tiba-tiba menerobos dengan pernyataannya,

"Pantes aja Farhan nggak bisa move on dari kamu, ternyata ini salah satu penyebabno," ucap Sania sambil memandang beberapa hidangan yang sudah tersaji.

"Ih apaan sih Kak, tadi Dona bangun jam 3 tante," ungkap Dona.

Sang mertua kembali dibuat bingung dengan pernyataan-pernyataan yang keluar dari mulut Sania tentang Farhan dan Dona.

"Yuk sarapan," ajak Dona.

"Ayokk," jawab yang lain.

Setelah selesei sarapan mereka rehat sejenak di ruang tengah.

"Oh iya nanti kita ke taman Luxemborg dulu gimana? Ke Eiffel Tower sore, soalnya Eiffel nampak bagus kalau sore sampe tengah malam kak," kata Dona.

"Yaudah sayang nggak apa-apa, iya kan San," kata Mama Farhan.

Sania hanya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian mereka mengobrol sambil bercanda. Benar-benar pemandangan yang epik, mereka bak trio yang benar-benar kompak dan nyambung tanpa ada rasa canggung.

Tak terasa waktu menunjukan pukul 9 pagi,

"Yuk berangkat sekarang," ajak Dona sambil meliha jam tangan yang menempel di pergelangan tangan cantiknya.

"Iyaa ayo," jawab Sania.

Trio tersebut segera beranjak dari Apartemen menuju Taman mengggunakan fasilitas umum.

Sesampainya di tempat yang mereka tuju, trio tersebut segera duduk di kursi yang di sediakan sambil menikmati taman bunga warna warni, rerumputan yang terawat, dekorasi patung dan masih banyak lagi pemandangan yang di suguhkan taman tersebut.

"Nyaman banget ya Don disini," kata Mama Farhan.

"Iya tante," jawab Dona tersenyum.

Sedangkan Sania yang duduk di ujung sedang serius menjamah ponselnya.

"Serius banget San," kata sang mertua.

"Iya Mah, anak kesayangan Mama lagi curhat nih," jawab Sania sambil melihat ke arah ponselnya.

"Oh, curhat masalah apa? Ada masalah seius?" tanya sang mertua lagi.

"Nggak kok mah," jawab Sania singkat.

Ternyata selama ini Farhan lebih sering curhat kepada sang Ipar dari pada ke Mama nya. Mungkin ada sesuatu yang belum bisa Farhan ceritakan kepada sang Mama.

Trio tersebut menikmati liburan pertama mereka di Taman.

"Nanti kita nggak usah mandi ya lamgsung ke Eiffel Tower, kan lagi dingin juga," ajak Sania.

"Hahahaa jorok yah kita," sambung Dona.

"Tau nih, Sania cantik-cantik jorok," kata sang mertua.

Waktunya mengunjungi Eiffel, Sania dan mertua nampak gembira saat mengunjungi Icon kota Paris tersebut. Tak lupa mereka menikmati suasana klasik arsitektur sungai siene dan menikmati keindahan kota Paris dari atas Eiffel Tower.

"Oh iya Don, udah pernah kesini sama Farhan belum?" tanya Sania.

"Belum Kak, kita sibuk kerja," jawab Dona tersenyum.

"Oh," jawab Sania.

Sepertinya banyak hal yang ingin di sampaikan Sania kepada Dona, namun sepertinya Sania lebih paham kapan waktu yang tepat untuk membahasnya. Sania dan Dona sepertinya lebih bahagia melihat Mama Farhan yang sangat takjub dan menikmati Suasana malam di atas Eiffel.

"Mama bahagia banget ya Don, beliau mertua yang baik dan nggak beda-beda in menantunya" kata Sania tersenyum menatap sang mertua.

"Iya Kak, oh iya Kak istri Farhan kenapa nggak diajak?" tanya Dona.

"Takut salah paham dan kita nggak se frekuensi Don," jawab Sania seperti tak nyaman membahas Resty.

Melihat ekspresi wajah dan bahasa tubuh Sania kurang nyaman ketika membahas Resty, Dona pun segera mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya Ka, besok kita kemana lagi?" tanya Dona.

"Enaknya kemana ya Don? Kakak sih pengen nya ke wisata yang berbau laut, tapi nggak tahu deh Mama pengen kemana" kata Sania

Tak terasa waktu menunjukan pukul 1 dini hari, dimana ini adalah waktu puncak keindahan Eiffel Tower berlangsung.

Puas menikmati kota paris hari ini, mereka bergegas menuju Apartemen untuk rehat sejenak menunggu pagi tiba.

"Don, kamu tidur disini ya kan kasur Farhan luas. Sambil ngobrol rencana buat liburan besok," ajak Mama Farhan.

Berhubung Mama Farhan yang meminta, Dona pun tak kuasa menolak.

"Iya te, Dona ganti baju ke Apartement sebentar ya," kata Dona.

"Ayo tante antar ke Apartement kamu," kata Mama Farhan.

Mereka berdua bergegas menuju Apartement Dona tanpa di temani Sania, kebetulan sang menantu sedang berada di kamar mandi saat itu.

Tampak rasa nyaman yang di rasakan Mama Farhan saat berada di dekat Dona. Sesekali sang Mama melirik wajah ayu nan sendu itu.

"Yuk tante, Dona udah selesei," kata Dona mengajak kembali ke Apartement Farhan.

"Oh iya, ayok," ucap Mama Farhan.

Mereka kembali ke Apartement Farhan dan di sambut oleh wajah manis Sania.

"Dari mana? Kok tiba-tiba ilang kalian?" tanya Sania sambil tersenyum. Sepertinya Sania sangat bahagia melihat Dona dan mertua nya semakin akrab.

"Mama nganter aku ke Apartement Kak," kata Dona tak sengaja memanggil Mama Farhan dengan sebutan Mama.

Sania pun tertawa lepas, diikuti senyuman merekah dari wajah sang mertua. Sepertinya mereka lebih suka kalau Dona memanggil Mama Farhan dengan sebutan Mama dari pada tante.

"Nah gitu dong belajar panggil Mama," kata Sania melirik kearah Dona dan meneruskan tertawanya.

"Tante maksudnya Kak," ucap Dona malu-malu.

"Nggak apa-apa Don panggil Mama aja biar lebih akrab," pinta Mama Farhan.

Dona pun tersenyum sambil mengangguk.

Sebelum beristirahat, mereka sibuk memilih tempat yang akan di kunjungi besok. Setelah melalui perdebatan yang cukup pelik antara menantu dan mertua akhir nya mereka menyepakati Mont Saint-Michel sebagai tujuan destinasi berikutnya.