webnovel

Hujan lebat

Melihat berbagai macam hidangan di depannya perut Alfa langsung berbunyi karena sebelum dirinya menjadi budak dia tidak pernah makan makanan seenak ini apalagi semenjak dirinya menjadi budak yang sering dia makan makan ialah roti keras dan segelas air putih.

"Makanlah pasti kau sudah sangat lapar!"Kata Diablo lembut.

"Tapi apakah boleh aku hanyalah seorang budak!"

"Makan atau kau mau kuhukum!"Kata Diablo mulai memakan sup hangat di hadapannya.

Dengan ragu-ragu Alfa mengambil sepotong daging besar di hadapannya melihat Diablo yang tidak menghiraukannya Alfa dengan pelan menggigit daging di tangannya."Enak!"Pikir Alfa senang tanpa sadar dengan cepat menghabiskan daging di tangannya.

Diablo yang melihat itu hanya diam dan lebih memilih menghabiskan sup miliknya.

Setelah menghabiskan makanan mereka dan membayarnya Diablo mengajak Alfa kembali.Saat mereka sampai di kediaman De Valin hari sudah nampak sore.

Dua tahun setengah telah berlalu,selama dua tahun setengah ini Diablo melatih Alfa bagaikan neraka menurut Alfa sendiri tentunya.

Diablo lebih mefokuskan latihan Alfa dalam bidang bela diri dan sebuah pedang.Di tambah selama pelatihan Alfa di larang menggunakan sedikitpun mana dan dia memasang sihir gravitasi pada tubuhnya hingga membuat Alfa kesusahan bergerak tapi seiring berjalannya waktu dia sudah dapat menyesuaikan dirinya.

Seperti saat ini mereka sedang berada di tepi pantai tepat dibelakang kediaman De Valin.

"Baiklah berhenti Alfa!"Kata Diablo bermandikan keringat setelah berhasil menahan tendangan Alfa yang membuatnya terseret beberapa langkah.

"Hai tuan!"Kata Alfa menghampiri Diablo.

"Kerja bagus kau sudah berhasil bertahan tiga jam melawanku."Kata Diablo menatap Alfa yang bermandikan keringat apalagi saat cahaya matahari sore menyinari dirinya membuat Alfa tampak cantik di matanya.

"Tapi tuan aku masih belum bisa menjatuhkan tuan!"Kata Alfa sedikit sedih karena belum bisa menjatuhkan Diablo.

"Sepertinya kau berkeinginan sekali menjatuhkanku kenapa!"Tanya Diablo dingin

"Maksudku aku...aku cuma-"

"Hahaha tidak usah takut begitu aku cuma bercanda,lagi pula memiliki semangat seperti itu bagus."Kata Diablo tertawa melihat wajah Alfa yang tampak bingung.

"Sadar bahwa dirinya di kerjai Alfa memasang wajah cemberut."Tuan muda itu tidak lucu!"Kata Alfa kesal menyilangkan kedua tangannya di bawah dua aset miliknya yang sudah bertambah besar.

"Hai-hai maaf sebagai permintaan maaf dan keberhasilanmu berhasil bertahan tiga jam melawanku latihan besok akan kuliburkan."Kata Diablo membuat Alfa senang.

"Benarkah tuan!"Alfa memastikan.Ketika melihat Diablo yang mengangguk Alfa langsung melompat memeluk Diablo.

Sadar dengan apa yang dia lakukan Alfa segera menjauhkan dirinya dan menunduk malu."Tuan aku minta maaf!"

"Hah tidak perlu meminta maaf lagi pula kau tidak salah!"Kata Diablo berjalan meninggalkan Alfa.

Setelah membersihkan dirinya dan bersantai Diablo langsung menuju ke ruang makan.

"Alfa apa yang kau lakukan!"Diablo bertanya ketika melihat Alfa yang telah berada di luar kamarnya.

"Saya hanya ingin memanggil tuan untuk makan malam para pelayan sudah menyiapkannya."Kata Alfa yang saat ini telah berganti pakaian menggunakan gaun hitam selutut di padu dengan sebuah kalung Ruby yang nampak cocok dengan dirinya.

"Kalau begitu ayo kita ke sana bersama-sama!"Ajak Diablo segera melangkahkan kakinya.

Saat mereka sampai di ruang makan mereka telah di tunggu oleh beberapa pelayan yang menanti mereka.

Diablo pun duduk di kursi kepala keluarga sedangkan Alfa duduk di sebelah kirinya.Dengan tenang mereka menghabiskan makan malam mereka.

Setelah selesai para pelayan menyajikan segelas susu hangat dan beberapa biskuit untuk mereka.

"Tinggalkan kami!"Kata Diablo yang masih menyesap susunya.

Tanpa banyak bicara para pelayan yang ada di ruangan itu pergi meninggalkan Diablo dan Alfa.Setelah para pelayan pergi Diablo berdiri dan berjalan ke salah satu sudut tiang yang ada di ruangan tersebut di ikuti Alfa.

Memutar salah satu tempat lilin yang ada dan menariknya ke bawah sebuah ruangan terlihat setelah dinding di samping kanannya terbuka.

Tanpa banyak bicara mereka berdua segera memasuki ruangan tersebut.Ruangan ini adalah salah satu tempat rahasia yang dimiliki keluarga De Valin selama beberapa generasi.

Didalam ruang tersebut tidak berisi apa-apa kecuali sebuah panggung setinggi lutut orang anak kecil dan hanya di terangi oleh beberapa lilin di ruangan tersebut.

"Alfa segera lepaskan pakaian milikmu!"Kata Diablo tanpa menoleh kebelakang.

Sedangkan Alfa sendiri yang berada di belakang Diablo tanpa banyak bicara segera melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuhnya tanpa terkecuali.Kemudian berjalan ke arah panggung tersebut dan berdiri di atasnya.

"Lakukan gerakan pertama!"Kata Diablo mendekati Alfa.

Tanpa banyak bicara Alfa segera melakukan sebuah gerakan.Gerakan ini adalah gerakan yang diciptakan Diablo di kehidupan sebelumnya.Sebagai seorang mata-mata dan pembunuh bayaran dirinya perlu melatih seluruh otot tubuh miliknya sehingga memudahkannya dalam setiap pekerjaannya.Inilah alasan Diablo mengajarkan gerakan ini kepada Alfa.

Diablo mulai menyentuh kedua bahu Alfa yang mulus dan menekan-nekannya beberapa kali kemudian ke kedua lengan atas."Selanjutnya!"

Alfa segera mengubah posisi miliknya ke gerakan selanjutnya."Selanjutnya!"

Selama setengah jam akhirnya Diablo menyudahi kegiatannya itu membuat Alfa bernafas lega sekaligus terdapat kekecewaan di wajahnya.Lega karena Diablo tidak menyentuh setiap tubuhnya lagi karena itu membuatnya berdebar-debar sekaligus gugup dan kecewa karena Diablo menyudahi kegiatannya itu apalagi setiap sentuhan yang Diablo berikan membuat dirinya senang dan keenakan.

"Pakai kembali pakaianmu!"Kata Diablo menutup matanya berusaha meredakan gejolak nafsu yang dia miliki setelah memegang setiap inci tubuh Alfa yang telah tumbuh apalagi bau harum yang dia keluarkan membuat dirinya semakin bernafsu."Hah untung saja ini berlangsung setiap enam bulan sekali!"Pikirnya menghela nafas pelan.

"Tuan muda bagaimana perkembangan ku!"Tanya Alfa berusaha menyembunyikan rasa malunya.

"Setiap otot-otot di setiap inci tubuhmu sudah terbentuk dengan sempurna tinggal menguatkannya kembali selama satu bulan setelah itu kau bisa belajar sihir."Jawab Diablo menatap Alfa santai.

"Ah...begitu!"Gumam Alfa malu."Sepertinya tuan tidak tertarik dengan tubuhku!"Pikir Alfa kecewa dengan jawaban yang di berikan Diablo.

"Ayo kita harus segera kembali!"Kata Diablo membalikkan badannya.

Setelah menghabiskan biskuit terakhirnya dan menegak habis susu hangatnya Diablo memanggil para pelayan untuk membereskan alat makan mereka.

Membiarkan para pelayan bekerja Diablo pergi ke perpustakaan pribadi keluarga.Di sana dia membuka jendela membiarkan udara malam yang dingin menerpa dirinya.

Kemudian dia berbaring di sofa merah yang ada di situ dan menutup matanya dan berpikir."Hah di dunia rata-rata 40 persen adalah pengguna sihir selebihnya adalah manusia biasa sedangkan untuk teknologi di dunia ini mendekati awal abad pertengahan dengan banyak kelompok berkekuatan yang memerintah dengan kejam apalagi di kerajaan ini hanya berisi orang-orang yang hanya mementingkan diri mereka sendiri.Apalagi teknologi di dunia ini hanya sebatas meriam peledak itupun sangat mereka banggakan"Pikirnya mengeluarkan sebuah pistol yang terbuat dari Graphene sejenis material yang sangat riang namun kuat dan menjadi salah satu dari beberapa material yang ada.Diablo tidak sengaja menemukan material ini di halaman belakang rumahnya ketika dia sedang berlatih,saat itu material Graphene berupa batu besar yang terkubur dalam tanah karena penasaran dia mencoba melihat setelah di teliti dan di uji coba dengan cara menghancurkannya Diablo akhirnya menyadari bahwa batu tersebut adalah material terlangka."Mungkin aku harus sedikit merombak ulang teknologi di dunia ini."

Ceklek! Pintu terbuka dan seseorang berjalan masuk mendekati Diablo."Alfa ada apa!"

"Tuan muda sudah waktunya bagi anda tidur!"Kata Alfa mengingatkan.

"Hah sudah jam sepuluh malam ternyata!"Gumam Diablo melihat ke arah jam di ruang tersebut.

Hush....! Dhuar! Hembusan angin kencang memasuki ruangan di sertai suara guntur di langit.

"Kau juga sebaiknya segera tidur sepertinya sebentar lagi akan ada hujan lebat."Kata Diablo menatap ke arah keluar dan melihat awan hitam yang sangat banyak di langit.

Di kamar Diablo yang sudah berganti pakaian dan berniat untuk tidur harus mengurungkan niatnya takala mendengar suara ketukan di pintunya.Dengan penasaran dia mendekati pintu kamarnya dan membukanya."Alfa ada apa!"katanya ketika melihat Alfa yang telah menggunakan gaun tidur pendek di depan kamarnya.

"Tuan muda bisakah aku tidur denganmu!"Kata Alfa malu-malu tidak berani menatap Diablo.

"Tidak biasanya kau ingin tidur denganku!"Kata Diablo membuat Alfa gugup.

"I-itu- aku-"

Jdeerr! Sebuah guntur yang sangat keras terdengar setelah itu di ikuti dengan hujan yang sangat lebat membuat Alfa mendapatkan ide.

"Kyaa!"Teriak Alfa berjongkok dan menutup telinganya"A-aku takut dengan suara guntur!"Katanya dengan nada yang di buat-buat.

"Diablo yang melihat itu hanya bisa terdiam sebelum akhirnya menghela nafas."Hah masuklah!"

Mendengar itu Alfa segera berdiri dan menatap Diablo."Terima kasih tuan muda!"Kata Alfa segera memasuki kamar Diablo.

Setelah berada di dalam Alfa segera melihat seluruh isi kamar Diablo yang hanya di terangi oleh sebuah lampu meja terakhir dia menatap ranjang besar yang berada di ruangan itu."A-aku berada di kamar tuan muda!"Pikir Alfa senang dengan rona merah.