webnovel

kelahiran kembali gadis yang sombong

"kenapa? kenapa hidupku jadi seperti ini?!!" xia qiaofeng gadis yang dulunya mempunyai segalanya dalam kecantikan, kekayaan, kasih sayang dan segalanya tiba-tiba saja jatuh kedalam jurang kesengsaraan, keadaannya menjadi sangat menyedihkan bahkan hanya untuk makan dia sudah cukup bingung. "kenapa!!" "kenapa hidupku menjadi seperti ini!! kenapa tuhan sangat membenciku!!" "semuanya hilang...." hingga suatu hari, sebuah keajaiban yang sempat ia tidak percayai menimpa dirinya sendiri, yaitu sebuah.... kelahiran kembali, qiao feng berjanji, dikehiduapn ini dia akan menjadi orang yang paling sukses dan akan membalas orang-orang yang menghancukan hidupnya. ps : (menggunakan sudut pandang pemeran utama)

leein003 · Adolescente
Classificações insuficientes
4 Chs

Memastikan kebenaran

"dimana bibi li?" tanyaku pada salah satu pembantu yang sedang membersihkan meja

dirumahku ada 5 orang pembantu yang telah memiliki tugas masing-masing, bibi li bertugas untuk menjagaku dan dialah yang paling senior dan juga paling dekat denganku, tapi dikehidupanku yang sebelumnya aku dengan kejam menuduhnya mencuri barang-barangku dan mengusirnya secara langsung dari rumah, yah... setidaknya dikehidupanku yang sekarang aku akan merawatnya dengan baik dan membalas orang-orang yang menuduh bibi li, salah satunya adalah xiao zi.

"aku tidak tau, tadi bibi li kluar dengen buru-buru" jawab xiao zi secara singkat.

"xiao zi" aku memanggil namanya dengan ringan "tolong perhatikan kata-katamu saat sedang bicara denganku, pahami posisimu"

tiba-tiba saja tangan xiao zi yang sedang membersihkan meja terhenti, dia segera menunduk "maafkan saya nona"

"ya ya ya, kali ini kumaafkan, aku mau pergi dulu, jaga rumah"

"baik nona" katanya sambil membungkuk rendah.

karena aku masih belum yakin tentang kejadian saat jiwaku kembali kemasa lalu, aku memutuskan untuk pergi keperusahaan ayahku untuk memeriksa apakah paman kaili akan benar-benar datang kekantor ayahku. Tapi sebelum itu aku terlebih dahulu pergi kebeberapa toko kue untuk menganjal perutku yang masih lapar, aku pergi ke toko yang berada dekat diperusahaan xia, walaupun tokonya kecil tapi kue-kuenya sangat enak dan memiliki rasa yang unik.

"hmm... ini masih jam 7, dikehidupanku yang sebelumnya saat paman mendatangi ayah itu sekitar jam 12an, ini masih terlalu lama... aku bisa mati bosan kalo nunggu paman kalili diatap" aku bergumam pada diriku sendiri.

setelah menimbang untuk beberapa saat, aku pergi ke halte bus untuk pergi ke suatu tempat yang sangat ingin kukunjungi, tempat yang sangat bermakna.

"nona, anda harus menggesek kartu anda terlebih dahulu" saat aku berjalan masuk kebus, pengemudi yang agak tua menegurku

"maaf?"

"jika nona tidak mempunyai kartu, tolong bayar dengan tunai seharga 1 yuan"

"oh.. oke-oke" untunglah aku masih punya beberapa uang tunai ditasku.

aku memilih tempat duduk disamping jendela agar bisa melihat pemandangan diluar, mungkin 5 tahun kemudian semua pemandangan yang ia lihat saat ini akan berubah secara perlahaan diikuti juga oleh rencananya untuk menghancurkan orang-orang busuk itu, orang-orang munafik seperti mereka benar-benar pantas mendapatkannya, berpura-pura baik didepan dan menjadi busuk saat dibelakang punggung.

beberapa menit kemudian bus sampai disebuah lingkungan yang agak terbelakang, aku berjalan menyusuri jalan dan berhenti disebuah rumah yang agak bobrok, rumah inilah yang saat itu menjadi tempat tinggalnya selama 1 hari, aku memandang rumah itu dengan penuh perhatian, mataku secara tidak sengaja melihat papan pengumuman yang bertuliskan 'disewakan' aku tersenyum sambil mengeluarkan ponselku.

"halo, dengan pemilik rumah dijalan huangdu dengan nomor rumah 23?"

(ya benar, kalau boleh tau dengan siapa saya bicara?)

"oh! saya melihat papan pengumuman yang terpajang disamping rumah dan menelepon, apakah rumah ini dijual?"

orang diujung telepon agak terdiam selama beberapa waktu (ya benar)

"apa aku bisa membelinya? jika ya aku akan mentransfer uangnya sekarang"

(dari suaramu aku bisa yakin bahwa kau masih gadis muda, tolong jangan main-main atau aku akan memanggil polisi)

"saya tidak bercanda tuan" aku masih melembutkan suaraku dengan sabar

(tapi jika anda ingin membeli rumah itu maka biayanya akan sedikit...)

"sedikit lebih mahal? itu bukan masalah, tolong katakan berapa harganya dan kirimkan no.rekening anda, terimakasih" aku menutup telepon dengan tidak sabar, tak lama setelah aku menutup telepon aku segera mendapatkan 2 pesan dari pemilik rumah itu.

aku menatap rumah yang ada didepanku sambil berfikir "rumah ini bagus cuman butuh beberapa perbaikan"

Setelah aku mentransfer uang kepada pemilik rumah, aku melihat jam dan ternyata masih pukul 09.23 ini masih kurang 3 jam untuk istirahat makan siang "masih lama...., apa yang akan kulakukan"

RTTT,RTTT,RTTTT aku mengangkat ponselku yang bergetar dan ternyata ada sebuah panggilan dari teman baikku 'fang yin', aku tersenyum masam dan mengangkat ponselku kedekat telingaku dengan malas "halo?"

(xiao feng~ kenapa hari ini kamu ga dateng kesekolah? kami sangat kesepian jika kamu ga ada disini)

"benarkah? maaf~ hari ini bibi li yang bodoh itu membuat masalah lagi denganku dan bahkan membuat makanan tumpah diwajahku, aku sedang diklinik untuk mengurangi bengkak diwajahku"

(apa-apaan! kenapa orang rendahan seperti dia berani berbuat ini padamu! aku yakin dia pasti sengaja karena terlalu muak denganmu!)

"itu benar! aku benar-benar ingin mengusirnya dari rumah tapi ayah dan ibuku pasti gak mengizinkannya"

"ah! ini sudah giliranku untuk diperiksa, aku pergi dulu ya bye~~"

aku menutup telepon tanpa menunggu fang yin membalas kata-kataku, di kehidupan sebelumnya kata-kata yang diucapkan oleh fang yin benar-benar sama, saat itu karena aku terlalu bodoh dan mempercayai mereka. Aku dengan kejam memukul bibi li dan membuat ayah dan ibuku memotong gajinya, saat itu aku benar-benar terlalu bodoh untuk mempercayai kata-kata fang yin!

"huff untuk saat ini aku akan terus berakting" aku memberhentikan taksi yang secara kebetulan lewat.

mungkin karena aku memakai topi, masker dan kacamata untuk menutupi seluruh wajahku, pengemudi taksi itu melihatku dengan curiga tapi setelah beberapa saat pengemudi itu hanya tersenyum ramah dan mengemudi ke tempat yang ingin kutuju. Selama diperjalanan aku mulai memikirkan rencana yang harus kulakukan saat nanti menghadapi paman kaili, selain memeriksa apakah yang jiwanya lihat benar-benar sesuatu yang terjadi aku juga harus mulai menyusun rencana untuk membalas keluarga xia secara pelan-pelan.

'apa aku harus mempertahankan perusahaan xia atau membangun perusahaan baru?' pikirku dengen bingung

jika aku mempertahankan perusahaan xia maka perusahan itu akan tetap menjadi milik paman kaili dan paman kaizo, tapi jika aku membangun perusahaan baru maka semua saham akan menjadi milikku kecuali jika ada seseorang yang mau berinvestasi denganku, yah... setidaknya orang itu bukan seseorang dari keluarga xia atau orang tua dari sahabat-sahabatnya. Tapi masalahnya kalo aku mau membangun perusahaan baru aku harus punya dana yang cukup besar dan otak yang cerdas agak tidak mudah ditipu, tapi otakku benar-benar dibawah rata-rata dan aku benar-benar orang yang mudah ditipu.

Aku menghela nafas panjang, jika aku bisa, aku ingin menceritakan semua kejadian pada ayah dan ibuku tapi dengan sifatku yang kekanak-kanakan mana mungkin orang tuaku akan percaya, terlebih lagi akan lebih baik jika aku membangun rencana dibalik punggung kedua orang tuaku karena rencana suksesnya akan lebih besar, tapi jika aku ingin membangun sebuah perusahan maka aku benar-benar membutuhkan bimbingan dari ibu dan ayahku, mungkin aku harus mulai menjadi pelajar yang baik untuk masa depanku sendiri aku benar-benar ga mau mati karena kelaparan dan kedinginan lagi.

"nona" pengemudi itu memanggilku.

"ah? ya?"

"nona kita sudah sampai" pengemudi itu tersenyum ramah.

Aku menengok kesamping dan benar saja, aku telah sampai "hahaha maaf pak, aku tadi sedang memikirkan sesuatu, ini" aku memberikan uang kepada pengemudi taksi itu dan berjalan kedalam sekolahku dengan santai.

Alasanku datang ke sma-ku tentu saja untuk mendatangi ketiga sahabatku tapi bukan untuk bersenang-senang atau mengobrol dengan mereka, tapi lebih tepatnya untuk mendengarkan omongan-omongan tak berguna yang mereka bicarakan dibelakang pinggungku. Jika feng yin tadi pagi bisa menghubungiku maka saat ini dia pasti sedang bolos dari kelas dan sedang berada diatap sekolah, aku berjalan menyusuri tangga seperti seorang maling agar tidak ada guru yang mengetahui keberadaanku.

Saat aku berjalan mengendap-ngendap dilorong sekolah, aku mendengar ada suara dentuman yang agak keras dari dalam toilet pria, aku dengen penasaran berjalan ketoilet pria dan mendengar beberapa suara anak laki-laki dari dalam toilet itu.

"hahaha dasar gendut, hanya kudorong dan kau udah jatuh? makanya diet dong biar bisa bangun sendiri"

"hahaha benar, lihatlah tubuhku yang indah"

"dasar kau pria gendut dan buruk rupa, hahaha"

"tsk tsk tsk aku benar-benar bingung, orang jelek kaya dia brani nembak qiao feng? bunga disekolah ini? orang gila ini benar-benar"

ada banyak percakapan yangku dengar, saat salah satu dari orang itu menyebut gendut dan namaku, aku langsung tau siapa orang yang sedang digertak didalam toilet ini, pria ini pasti orang yangku lihat terakhir kali saat aju mendaftar di universitas. Walaupun pria yang sedang digertak itu memiliki penampilan yang yak sedap dipandang tapi pria itu benar-benar punya otak yanh cerdas, saat aku mengingat-ingat ingatanku terkahir kali pria ini telah memenangkan banyak kejuaraan olimpiade dengan menggunakan otaknya yang cerdas, aku mencoba mengingat nama pria itu tapi tidak bisa.

Aku dengan santai mendorong pintu toilet pria dan langsung terkejut dengan pemandangan yang kulihat, pria gendut itu sedang tengkurap dilantai dengan bajunya yang sobek-sobek serta celananya yang melorot hingga membuat boxernya terlihat, saat aku membuka pintu itu, selain pria yang sedang tengkurap itu tidak ada orang lain yang menyadari saat aku masuk kedalam toilet, aku membuka pintu toilet itu terbuka dengan perlahan dan menendang pintu dengan keras hingga berbunyi BANG.

Semua pria yang sebelumnya belum menyadari keberadaanku sekarang semuanya secara serempak menengok kebelakang, aku tersenyum dari balik maskerku.

"wah wah wah lihatlah, ada kejadian yang sangat mencengangkan gaiss~" aku mengarahkan ponselku kewajah pria-pria yang menggertak pria gendut itu "betapa tak tau malunya, menggertak orang didalam toilet"

pria yang paling deket dengaku adalah orang yang paling memiliki refleks tercepat, dia buru-buru menutup wajahnya dengan tangannya dan berlari keluar dari toilet, teman-temannya yang lain juga mengikuti gerakannya dan keluar secepat angin dari toilet, mungkin karena mereka terlalu takut dengan kemarahan publik, mereka bahkan lupa untuk mengucapkan kata-kata ancaman padaku, hanya butuh beberaoa detik dan toilet itu sudah kosong, hanya menyisakan 1 pria setengah telanjang yang masih tengkurap dilantai. Aku berjalan mendekati pria itu tapi aku segera menghentikan langkahku dan berlari keluar.

Setelah beberapa menit aku kembali lagi ketoilet pria dengen mambawa beberapa baju berukuran besar dilenganku, untung saja ada toko pakaian didekat sekolah ini kalau tidak maka pria itu akan keluar dengan pakaiannya yang berantakan, saat aku berjalan mendekati pria itu entah kenapa aku merasa tatapan pria itu penuh dengan ketidakpuasan padaku seperti seorang anak tk yang sedang merajuk pada ibunya karena meninggalkannya sendirian.

"aku membeli pakaian untukmu" aku menggoyang-goyangkan pakaian besar itu didepan matanya, setelah itu aku berjongkok berencana untuk membantunya berdiri tapi segara menyadari sesuatu dan segera berdiri lagi dengan tubuhku yang seperti ini mana mungkin aku bisa membantunya berdiri, yang ada aku bakalan jatuh dan menimpa pria gemuk itu. Seolah-olah sadar dengan pikiranku pria itu dengan susah payah berdiri sendiri.

"lah? kalo kamu bisa berdiri kenapa dari tadi cuman diem waktu digertak oleh berandalan-berandalan kampung itu?"

pria gendut itu hanya menatapku tapi tidak menjawab pertanyaanku, saat aku akan mengajukan pertanyaan yang lain, tiba-tiba saja tanganku ditarik oleh seseorang dan mendorong punggungku hingga menyentuh dinding toilet, aku agak mengerutkan alisku sambil menahan sakit, saat aku mendongkak, aku melihat wajah tampan yang sedang menatapku dengan ganas.