"Hey Ray kamu yakin akan terus seperti ini???!! "..???
Terlihat dua orang pemuda berjalan berdampingan.Seorang bertanya dengan rambut merah, mata elang, tinggi sekitar 179cm. Seragam yang di gunakan tampak sama Biru langit dan putih susu kecuali lambang yang ada di dada. Dan lainnya dengan rambut silver lebih pedek darinya hanya sekitar 172cm, dengan mata kuyu seakan-akan akan tertutup kapan saja.
"Hmmmm yah seperti kamu tidak mengerti saya aja stev ". Ray
"Yah tapi kan -".. Stev sebelum meneruskan kata-katanya dia di potong oleh Ray
"Hooooooa. ahmmmmm saya ke kelas duluan yah Stev".. Ray berkata sambil bejalan kedepan.
"Tapi Ray- hey Ray?!????!!! Cihh Selalu saja dan tak pernah berubah". Stev
Tak lama setelah kepergian Ray seseorang menyapanya dari belakan.
" Pagi Stev.....??!!!!. "." Pagi alisya"."Sambil menoleh kebelakan terlihat seorang gadis berlari sambil melambai dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya terlihat memegang sebuah buku. Gadis itu terlihat cantik dengan rambut pink bercampur putih abu abu panjang terulur ke pinggangnya.
"Hey Stev Ray mana mengapa tidak kelihatan??". Alisya
"Yah seperti biasa dia ke kelas duluan". Stev
"Cihhh awas yah kalau tertangkap abis kamu" Alisya
"Hhhhh emang bisa??? " kata Stev sambil brfikir (orang saya aja tidak bisa apa lagi kamu)
"Yah kan ada kamu" alisya
" Hhhhhhhhh". Stev tertawa sambil berjalan kedepan, Alisya pun juga mengikuti.
Di sisi lain Ray yg sedang berjalan ke kelasnya dengan pelan tapi pasti. Tak lama dia pun berhenti di depan ruang yang tertanda 3D1classroom. 3D1 adalah kelas akhir yang selalu di namakan pembuangan sampah, dan ini adalah tahun ketiga mereka.
Di Akademi Milea, kelas terbagi lima yaitu D sebagai yg terendah, C, B, A dan S. Hanya tahun pertama yang terbagi kelas masing masing 3 misal D1 D2 D3, Adapun di tahun kedua itu hanya ada 1 pembagian dengan susunan D1,C1,B1, dan seterusnya.
Begitu pun tahun ketiga, tetapi berbeda dengan tahun ke empat hanya ada 2 kelas yaitu SS dan XX kelas. Tidak ada pembagian hanya dua kelas itu yang ada. Kelas itu adalah elit di antara elit adapun mereka yang tidak bisa masuk ke kelas itu mereka akan di berikan sertifikat kelulusan.
Tapi tidak seperti kelas SS dan XX mereka hanya bisa mencari pekerjaan di tingkat rendah pemerintah atau keamanan. Tapi mereka juga mampu untuk naik dengan upaya mereka dan kekuatan sendiri.
Akademi Milea adalah akademi sihir yang telah menghasilkan banyak penyihir berbakat. Selain Akademi Milea ada empat Akademi lain. seperti Akademi Audrioxia yang berada di timur, Akademi Kadaro di selatan, Akademi Aralem yg berada di barat dan Akademi Lambua yang berada di benua tengah.
Akademi itu sendiri terkadang melakukan pertandingan antar siswa dimana di lakukan setiap tahunnya. Benua itu sendiri bernama Bonbar yang telah terbagi antara Timur barat dan lain lain.
Dan pembagian itu di atur oleh negara. Timur adalah Negara Tanah baru, Barat adalah Negara Bontonga, selatan di atur oleh Negara Herlajang, dan adapun di Utara Adalah Negara Manyake.
Selain Akademi terdapat Berbagai Klan besar yaitu misalnya klan besar di Utara, klan Preiya yang di akui sebagai klan terkuat akan penyerangannya, klan Endrixon di akui sebagai klan benteng tak tertembus, klan Einstein adalah klan yang terlemah, dan klan Dreynston sebagai klan misterius akan kekuatannya.
Di dalam kelas Ray duduk sambil memandang ke jendela. Dengan tangannya menopang dagu, ("Ciihhh ahhhhh membosankan"). Kata Ray dalam hati. Tidak lama seorang wanita cantik dengan rambut sebahu.
Wajahnya berekspresi dingin tidak di ketahui apakah dia sedang bahagia atau sedih. Sambil membawa buku absen kelas 2D1 dan 1D3.Dia dalah Melia Preiya sang sosok ketua OSIS yang di bangga banggakan seluruh siswa baru. Seluruh kelas yang tadinya bagaikan pasar grosir kini sunyi sepi diam.
"Ok semuanya seperti yg lalu lalu karena 5 bulan kedepan adalah waktu di mulainya Akademi Nasional Competition. Kita akan melakukan seleksi antar kelas 1 dan kalian di tugaskan untuk mengajari para junior kelas D3.. " Melia berkata sambil meletakkan buku yang di bawanya di meja guru.
"Saya harap kalian melakukan cukup baik untuk melakukan tugas ini terutama mereka yang tak pernah melakukan apa apa dan selalu dapat peringatan" lanjutnya
Lalu tatapan semua siswa tertuju ke satu orang. Ya itu adalah Ray yang saat ini sedang menatap ke arah jendela. Merasa tatapan para siswa dia pun menatap dengan wajah bingung ke arah mereka.
Beberapa detik kemudian diapun mengerti apa yang sedang terjadi hanya bisa diam sambil menguap. Merasa tak berdaya akan kelakuan Ray, Melia dengan cepat mengalihkan pembicaraan.
"Akkhemmm kalian akan di bagi per tim setiap tim dibagi dengan 3 orang. Setiap tim akan memilih 5 siswa dan kalian akan membagikan semua pengalaman kalian dari A sampai Z. Apakah ada pertanyaan??? " Setelah pertanyaan itu beberapa menit terjadi keheningan.
"Kesis saya ingin bertanya apakah kegiatan ini di wajibkan melakukan itu??? " tiba tiba Ray yang dari tadi hanya menatap kejauhan memecah keheningan. "Yupp WAJIB dan harus di lakukan apakah kau mengerti??? " kata melia sambil menatap serius kedepan ke Ray
". . . . Baik" jawab Ray dengan enggan. " Baiklah saya akan menyebut 9 orang untuk melangkah kedepan utuk mengambil kertas nama. pertama Auliya aprilina 2.Levia Eliana 3... ... . 9 Axel pranata 10. Rayhand Adinata. silahkan maju kedepan"kata melia.
"Xihhhhh mengapa si es dingin memilihku " bisik Ray dengan suara kecil. "Siswa Ray apakah kau mengatakan sesuatu??? " tanya Levia yang kebetulan berada di dekatnya. Levia adalah gadis anggun dengan rambut kuning ke emasan dengan ekor kuda.
"oohh tidak apa apa" jawab Ray sambil berdiri untuk melangkah kedepan. Sesampainya ke depan diapun mengambil kertas dari? Melia. "Ingat kerjakan dengan benar jangan sampai ada laporan masuk yang tidak masuk akal lagi" kata Melia
"aehmmmme..... ok" kata Ray sambil berjalan ke tempat duduknya. "Ingat kalian hanya punya waktu 3 bulan sampai waktu turnamen antar kelas untuk menentukan siapa yang akan mewakili sekolah kita. Dan oh iya hadiah dari memenangkan kejuaraan itu sangatlah besar dan baik untuk kelompokmu jadi kerjakanlah dengan serius. Lalu selamat tinggal". kata Melia sambil melangkah keluar ruangan.
Setelah kepergian Melia merekapun saling mengumpulkan tim untuk tugas itu. Yah walaupun pengecualian satu orang yang hanya duduk menatap ke jendela. Ray yang kembali menatap kejauhan kini di ganggu oleh suara seorang wanita.
"Hey Ray kita satu tim iya kan??? ". Ray yang di ganggu kini menoleh melihat 4 orang berdiri di sampingnya. Yang berbicara adalah Lenovia Preiya dengan rambut panjangnya warna yang sama dengan ketua OSIS hitam gelap ke unguan.
Di sebelahnya 2 orang wanita dengan wajah mirip dengan rambut merah twintail. Yah dia adalah si kembar klan Dreynston, Laura Dreynston dan Layla Dreynston. di sebelahnya seoran lelaki muda dengan nama Lewis prandoko.
Setelah menatap mereka dia menyerahkan kertas di tangannya. "Aaahhhhh sekarang sekarang waktunya mencari siapa sih yang begitu beruntung untuk bertemu di monster perak kita" kata Lenovia sambil berjalan keluar ruangan kelas
"Heeeeeeeyy Ray ikuuut!!!!!. " teriak Lenovia sambil menunjuk ke arah Ray yang sampai sekarang masih duduk di bangkunya. "hhhaaaahh" sambil menghela nafas Ray mengikuti mereka melangkah keluar kelas...
*******Maaf jika susunan kata yang hancur*******
Maaf masih nob.. Terima kasih atas masukannya dan maaaf ada hancurnya susunan kata kata... maaf tidak terima kritik tidak masuk akal...
Xxxx