webnovel

TIDAK MAU MENGEMBALIKAN KEKUATAN!

Lian meletakkan sebuket bunga yang sudah nyaris selesai ia rangkai ke atas meja.

Ia memberikan isyarat pada Virginia untuk mengikutinya dan apa yang dilakukan Lian makin membuat Aries curiga bahwa antara Lian dan sang karyawan toko itu, pasti punya hubungan khusus.

Baru saja dibicarakan di dalam hati, pria itu sudah menyeret wanita itu ke tempat tersembunyi, minta jatah, kah?

Hati Aries kembali bicara, merasa sebal sudah menjadi obat nyamuk pria dan wanita yang dianggapnya punya hubungan itu.

Sementara itu, Virginia yang diseret oleh Lian ke tempat tersembunyi menyentakkan tubuh Virginia ke tembok rumahnya.

Tatapannya seperti menyelidik, dan Virginia berusaha sekeras mungkin untuk tidak bicara di dalam hati karena itu akan membuat pria di hadapannya ini akan tahu apa yang dikatakan suara hatinya.

Semenjak tahu, bosnya ini salah satu orang yang memiliki kekuatan bintang seperti dirinya, Virginia jadi percaya, bahwa pria ini bisa mendengar suara hati orang lain.

Itu sangat berbahaya bagi Virginia yang suka sekali membicarakan orang di dalam hatinya sendiri jika sudah kesal.

"Apa yang kau inginkan sebenarnya?" tanya Lian dengan wajah yang serius dan sorot matanya yang tajam menatap ke arah Virginia yang bingung dengan sikapnya.

"Apa yang saya inginkan? Saya tidak menginginkan apa-apa? Memangnya saya mengatakan apa pada, Tuan?"

"Tuan?" ulang Lian, menekan kalimat itu pertanda ia tidak suka Virginia memanggilnya dengan sebutan itu.

"Ya, Tuan, kan Tuan bos saya, jadi, jadi."

"Panggil aku, Lian saja! Aku tidak merasa kau ini karyawanku, jadi aku bukan bosmu kau hanya kuminta untuk menjaga toko bunga ini sampai ibuku kembali, itu saja."

"Baiklah. Kalau itu maumu."

Virginia mengalah, ia kembali bersikap seperti awal mereka bertemu, tidak memakai embel-embel, tuan, atau bapak, agar pria tinggi di hadapannya ini tidak marah-marah terus di hadapannya.

Sial! Hanya mengubah kata saja, aku merasa berdebar, aku tidak mungkin tertarik dengan wanita ini, kan?

Hati Lian bicara, dan itu membuat Virginia jadi gelisah karena ia merasa sikap bosnya itu seperti aneh.

"Apa yang kau pikirkan, tentangku, Virginia?"

Kembali Lian melemparkan pertanyaan yang belum dijawab gadis berambut panjang di hadapannya.

Hingga gadis itu semakin bingung apa sebenarnya yang dimaksud oleh bosnya ini, kenapa sejak tadi pertanyaannya seperti orang yang sedang mengintrogasi pacar?

"Saya tidak -"

"Aku! Tidak usah pakai saya!" potong Lian, dengan pandangan mata yang masih mengarah pada Virginia.

"Baik, baik. Aku, aku tidak mengerti apa yang kau maksud, sejak tadi kamu aneh, aku tidak memikirkan apapun tentangmu."

"Benarkah? Tapi kenapa kau selalu mencuri pandang padaku? Kau seolah bernafsu saat memandangku, apakah itu bukan berarti kau sedang memikirkanku?"

Mendengar apa yang diucapkan oleh Lian, Virginia sebenarnya ingin tertawa. Bernafsu? Kenapa pikiran bosnya ini sampai sejauh itu?

"Itu karena kau terus menatap lehernya, jadi dia berpikiran yang tidak-tidak karena kau melakukannya!"

Tiba-tiba saja, suara Putri Virgo terdengar, hingga membuat Virginia terkejut.

Gadis itu berusaha untuk tidak mengatakan apapun di dalam hati. Tidak mau sampai terdeteksi bosnya ini yang bisa mendengar isi hati orang.

Sementara itu, Lian yang memandang Virginia terlihat mengerutkan keningnya, pertanda level kebingungannya semakin bertambah.

"Siapa yang ada di dalam tubuhmu? Ada suara yang bicara tapi aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas, karena seperti ada kekuatan yang melindunginya. Kau ini sebenarnya manusia atau bukan?"

Pertanyaan Lian cukup membuat Putri Virgo yang ada di dalam tubuh Virginia diam karena khawatir Lian semakin mencurigai Virginia macam-macam.

"Aku manusia, masa aku bukan manusia? Lihat kakiku, berpijak di tanah, bukan?"

Lian mengarahkan pandangannya ke kaki Virginia dan ia membenarkan karena kedua kaki gadis itu tidak mengambang seperti hantu pada umumnya.

"Tapi, kau seperti punya dua kepribadian, ada seseorang di dalam tubuhmu, dan itu tadi berbicara, bukan hatimu tapi orang itu!"

Virginia mengatupkan rapat-rapat mulutnya, tidak mau membicarakan pria di hadapannya ini di dalam hati.

Karena jika itu ia lakukan, yang ada makin kacaulah sekarang, sebab bosnya ini bisa mendengar suara hati seseorang yang ada di hadapannya.

"Itu hanya perasaanmu saja, aku tidak punya dua kepribadian, satu saja repot masa harus dua."

Lian masih mengerutkan keningnya, pertanda tidak percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh Virginia karena tadi ia benar-benar mendengar ada suara lain yang bicara dan suara itu berasal dari dalam tubuh Virginia, tapi bukan hati gadis tersebut.

"Apakah, aku bisa kembali ke depan? Pelanggan sudah menunggu, kau bisa kehilangan pelanggan jika kau tidak bersikap baik padanya."

Virginia buru-buru mengalihkan pembicaraan, karena tidak mau berada di posisi seperti sekarang, begitu dekat dengan Lian hingga ia seperti merasa lelaki itu justru ingin menyerangnya dengan ciuman. Bah!

"Tapi, kau belum menjelaskan, mengapa kau memandang leherku terus sejak tadi? Kau seperti ingin mengajakku bercinta, tahu!"

"Apa?"

Virginia terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Lian, mengajak pria itu bercinta? Sejauh itu? Tapi benar juga, leher bukannya salah satu titik sensitif, bosnya salah paham karena ia memandang leher pria itu padahal yang dilakukannya hanya melihat tatonya tidak ada pikiran lain, apalagi mengajak bercinta segala? Memangnya dia wanita seperti itu? Diucapkan berulang kali pula membuat Virginia yang awalnya menganggap itu konyol jadi heran juga.

Tapi, penjelasan Putri Virgo tadi sudah cukup membuat Virginia paham mengapa bosnya ini jadi salah paham.

"Kau mengomel di dalam hati, jika memang kau bukan ingin memancing, lantas kenapa sejak kembali dari dapur, kau selalu menatap leherku?"

"Itu karena aku ingin melihat tatomu saja, aku seperti ingat seseorang, bukan ingin berpikir memancing segala, memangnya aku wanita seperti itu?"

Tidak ada pilihan lain, membuat Virginia akhirnya berterus terang sedang memperhatikan tato meskipun ada sedikit alasan yang ia buat agar pria itu tidak curiga.

Ingat seseorang, ia mengatakan itu untuk alibi saja, bukan hal yang sebenarnya. Pemanis belaka agar pria yang sepertinya temperamental ini tidak mengamuk mendengar alasannya.

Lian menjauhkan dirinya dari Virginia saat mendengar apa yang diucapkan oleh wanita tersebut.

Satu tangannya meraba lehernya. Di mana tato singa itu ada di sana.

"Aku juga tidak mengerti, tato ini tiba-tiba muncul, aku tidak pernah membuat tato, tubuhku tidak punya tato yang sengaja aku buat, ketika tato ini ada, sesuatu di dalam tubuhku seperti bergolak, aku bisa melakukan apapun yang awalnya tidak bisa aku lakukan, menjadi lebih kuat dan gesit."

"Begitu, ya? Jadi kau menyukai kondisimu yang sekarang? Kalau kekuatan itu harus dikembalikan bagaimana?" pancing Virginia, karena Putri Virgo juga pernah membahas masalah ini bahwa, ia khawatir ada yang tidak mau mengembalikan kekuatan bintang itu karena merasa sudah nyaman bisa semakin kuat dan sakti.

"Aku tidak mencuri, kekuatan itu datang begitu saja, jika memang itu berasal dari tato yang tiba-tiba muncul ini, buat apa aku mengembalikannya? Memangnya kekuatan itu asalnya darimana? Nyasar? Yang benar saja! Dia masuk sendiri ke dalam tubuhku, artinya itu untukku, aku tidak akan mengembalikannya!"

Note: Jangan memiliki sesuatu yang bukan milik kita, karena itu tidak akan membuat hidup menjadi berkah.