webnovel

Alisa Dilamar, Raka Prustasi.

Tiga tahun sudah, Alisa berpacaran dengan Arga. Dan hari ini, Alisa wisuda begitu juga dengan kedua sahabatnya. Sedangkan Arga, kini telah bekerja disebuah Perusahaan yang cukup terkenal. Hari itu, Alisa terlihat tampil cantik dengan balutan Kebaya berwarna Merah terang, dan kain batik berwarna hitam dengan gambar yang bernilai seni tinggi. Rambut Alisa disanggul, layaknya Putri keraton. Semakin menambah keanggunan dirinya, membuat mata lelaki tak bisa berkedip. Dengan ditemani kedua Orang Tua, juga kedua Kakak laki-lakinya dan juga Kakak ipar serta ketiga keponakannya, Alisa begitu bahagia hari itu. Sedangkan Arga tidak bisa hadir, karena tengah sibuk bekerja di Kantornya. Sedangkan dari kejauhan ada seseorang, yang sangat mencintai Alisa dalam diam menatap begitu lekat pada Alisa. Raka, tidak bisa memalingkan wajahnya dari pesona Alisa. Selama ini, Raka bersabar menunggu berakhirnya hubungan Alisa dengan Arga. Namun, Raka juga tidak ingin merebut Alisa dari sisi Arga. Raka hanya bisa mencintai dalam diam, tidak bisa berbuat lebih.

Kini, proses acara Wisuda para Mahasiswa/Mahasiswi telah dimulai. Hingga tak terasa, kini Acara wisuda telah selesai. Terlihat Arga menyempatkan diri, mendatangi Alisa untuk mengucapkan selamat, sambil memberikan buket bunga yang berisi beberapa lembar uang merah, dan coklat kesukaan Alisa.

"Selamat ya Sayang, akhirnya kamu selesai juga kuliah. Oi'yah, minggu depan aku dan keluarga mau ke Desa, mau melamar kamu Sayang" Tutur Arga, dengan penuh keyakinan.

"Oi'yah Kak, Kakak mau melamar aku?" Saking bahagianya, Alisa bersuara aga keras sehingga terdengar oleh Raka yang kebetulan melintas di depan mereka, hendak ke tempat parkir.

Alisa bahagia, sementara Raka kini menahan tangis sedikit menitikan airmata memukul stir mobil, karena kecewa dengan semua yang terjadi. Yang membuat Raka, akhirnya memutuskan untuk pergi ke luar negeri menjalani Bisnis sang Papah, meski itu bukan yang dia inginkan. Raka sebenarnya bercita-cita ingin menjadi Dosen, padahal dirinya merupakan anak Konglomerat. Tanpa pikir panjang lagi, Sambil menyetir mobil, Raka menghubungi sang Papah. Karena akan memberi tahukan sang Papah Kalau dia setuju, untuk menjalani Bisnis bersama sang Papah. Raka pun menghubungi sang Papah, dipanggilan ketiga, Tuan Handi menjawabnya.

[Hallo Raka, Ada apa menghubungi Papah nak?]

[Pah, Raka mau mengembangkan Perusahaan Papah yang di Negeri Singa Pah]

[Serius kamu Raka, apa gak salah dengar ini Papah?]

[Enggak sama sekali, serius Pah]

[Okey, tapi jangan yang di negeri Singa. Yang di Bel***da aja Sayang]

[Okey, kapan Raka harus berangkat Pah?]

[Besok, Papah siapkan Jet Pribadi untuk kamu]

[Okey, sampai ketemu besok Pah]

Tut, panggilan di tutup.

Dengan rasa prustasi, dan kecewa yang dimilikinya, Raka memutuskan pergi keluar negeri, untuk mengubur dalam perasaannya.

Sedangkan di tempat lain, kini Alisa serta keluarga mengadakan acara makan siang diluar untuk merayakan keberhasilan Alisa. Alisa memesan private room, untuk acara makan mereka. Bahkan Alisa tidak meng ikut sertakan Arga, karena Alisa ingin betul-betul hanya dengan keluarganya saat ini. Sedangkan Arga, setelah tadi memberikan ucapan Selamat, juga berfoto bersama Alisa, Arga langsung kembali ke Kantor.

Keluarga Alisa, tengah mengobrol. Terlebih ponakan Alisa yang bernama Fatih menjadi pusat perhatian semua orang Dewasa, karena dia yang paling kecil diantara ponakan Alisa yang lain. Fatih yang masih berusia dua tahun, begitu menggemaskan berbeda dengan sang Kakak yang kini kelas Lima SD. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya makanan telah datang ke hadapan mereka.

Kini mereka tengah menikmati makan siang mereka, dengan segala kerepotannya karena Adik Fatih harus dikejar-kejar sama sang Bunda jika lagi makan. Betapa harmonis keluarga Alisa, saling menyayangi satu sama lain. Bukan hanya sang Ayah, dan sang Ibu yang menyayangi Alisa, begitupun dengan kedua Kakak dan kedua Kakak iparnya, juga sangat menyayangi Alisa. Karena sang Ayah, telah membagi rata pembagian harta untuk anak-anaknya. Jika kedua Kakak'nya diberi Rumah dan lahan untuk beternak sapi. Berbeda dengan Alisa, yang telah memilih pendidikan. Hanya Rumah yang akan Alisa peroleh, yaitu Rumah yang ditempati kedua Orang tuanya sekarang. Walaupun Rumahnya tidak besar, namun tanahnya sangat luas. Begitupun dengan beberapa aset yang lain, kedua Orang Tua mereka sepakat untuk membagi tiga nantinya, ketika mereka telah tiada. Aset yang kini masih dikelola oleh Pak Suryadi, untuk Usahanya sendiri yang hasilnya untuk biaya Alisa juga keempat cucunya.

Kini mereka telah selesai makan, Alisa langsung membayarnya dengan menggunakan Kartu Debit yang dia miliki. Setelah selesai makan, Alisa mengajak sang Kakak untuk membawa keponakan Alisa jalan-jalan di Mall.

"Kak Sasa, Kak Risa, kita ajak ponakanku jalan-jalan yu ke Mall. Git, Inggit mau kan jalan-jalan ke Mall sama Tante dan Mamah?" Tanya Alisa, pada sang ponakan.

"Inggit maunya jalan berdua sama Tante, Inggit kan udah SMA. Gak mau jalan sama Mamah, sama tante aja biar seru" Jawab Inggit, apa adanya.

"Kalau jalan sama tante, naiknya Motor Vespa. Gapapa kan, naik Vespa?" Tanya Alisa.

"Mau Tan, tapi Inggit mau tanya. Kenapa sih Tan, lebih memilih Vespa daripada sepeda Motor model baru?" Tanya Inggit, pada Alisa yang membuat sang Mamah, memelototinya, untuk memberi peringatan.

"Husstt, Inggit gak boleh gitu sama Tante kamu"

"Iya, Iya Mam. Maaf, Inggit cuma nanya aja"

"Sudah, sudah, kalian ini. Lebih baik, kita pulang yu sekarang. Kita Istirahat, anak-anak kasihan pasti capek" Sahut Pak Suryadi, menengahi.

"Yaudah yuk, kita pulang Istirahat di Kosan Alisa" Jawab Bagus, menanggapi sang Ayah.

"Yaudah Yuk, pulang" Kata sang Ibu.

Mereka pun kini telah berada di dalam Mobil, Al*****rd keluaran terbaru milik Bagus, Kakak Alisa yang pertama. Diperjalanan Alisa mengomentari Mobil sang Kakak, yang banyak dipakai para aktris.

"Hebat Kakak, mobilnya kayak punya Aktris Kak" Ujar Alisa.

"Kakak beli mobil ini, biar kalau ada acara kayak gini gak harus banyak bawa kendaraan, cukup satu aja sebab Mobilnya udah lega di dalam, nyaman" Bagus, menanggapi.

"Kalau kak Yoga, masih Mobil yang lama apa udah ganti Kak?" Tanya Alisa, ke Kakak yang kedua.

"Udah ganti Dek, tapi dipakai Kak Risa buat nganter anak-anak Sekolah, kalau Kakak sekali-sekali, kalau ketemu Kline penting diluar Kota" Jawab Yoga, pada sang Adik.

"Syukurlah, kalau Kak Bagus dan Kak Yoga makin sukses, Alisa ikut seneng. Doain Alisa ya Kak, biar sukses kayak kalian" Tutur Alisa.

"Iya dong Sayang, kamu adik kami satu-satunya perempuan di Rumah. Kakak pasti selalu doain kamu dek, dan nanti jika kamu disakiti seseorang maka kami taakan tinggal diam" Jawab Bagus, dan Yoga serempak.

Tak terasa, kini mereka telah sampai di Kosan Alisa. Setelah Mobil terparkir dengan apik, mereka langsung turun dan masuk kedalam Rumah. Kini mereka tengah sibuk berganti baju, dengan baju santai setelah seharian memakai baju set Kebaya, untuk para wanita. Dan baju batik, untuk para suami.

~~~~~•••~~~~~

Satu Minggu Kemudian.

Kini Alisa telah pulang ke Desa, untuk menghabiskan waktu bersama keluarga sebelum nanti kembali ke Kota, untuk bekerja. Dan sesuai dari kabar yang Alisa dengar dari Arga, bahwa Arga hari ini akan datang melamar Alisa. Keluarga Alisa pun memasak makanan enak, bahkan memotong satu ekor Sapi yang sebagian dagingnya dibagikan pada tetangga ada di sekeliling mereka. Sedangkan sepuluh kilogram, sengaja dimasak untuk menjamu tamu. berbagai olahan daging Sapi sengaja disajikan. Dari mulai rendang Sapi, sate Sapi, Bakso Sapi, juga Soto Sapi. Juga tak lupa sayur sof, serta aneka olahan tempe. Di halaman Rumah, telah di dekor oleh WO di Desa itu, agar lebih meriah juga bisa Foto-foto.

Kini Alisa, terlihat sangat Cantik dengan balutan gaun merah lengan pendek, model V-neck, dan panjang hingga mata kaki. Rambutnya disanggul kecil pada bagian bawah, diberi poni pada bagian depan, juga diberi sedikit curly didekat telinga. Saat ini, Alisa dan keluarga tengah menunggu kedatangan keluarga Arga. Hingga saat jam sebelas siang, keluarga Arga tiba disana. Ibu Dewi, mengomel karena ternyata tempat tinggal Alisa begitu jauh dari Kota. Dan kelihatan sederhana sekali, Bu Dewi pu mengomel pada Arga lagi.

Katanya anak Orang Kaya kamu bilang Arga, tapi apa lihat Rumahnya aja kayak gitu model kuno. Terus apa tuh, tanamannya juga bunga-bunga kampung yang tumbuh sendiri di halaman Rumah" ujar Mamah Dewi.

"Arga juga gak tahu bakal kayak gini Mah, kalau tahu Arga gak bakal melamar dia, tapi kalau dibatalin malu Mah, kita udah sampai sini" jawab Arga.

"Yaudah mau gimana lagi, tapi lihat aja nanti kalau dia jadi mantu Mamah, dia gaakan betah tinggal di Rumah kita" Jawab Ibu Dewi.

Lalu Kakak Arga, menanggapi.

"Jangan dulu melihat dari Rumahnya Mah, siapa tahu kekayaannya banyak. Kan orang Desa, suka kayak gitu Mah. Rumahnya sederhana, tapi kekayaannya banyak" Ujar Reisa.

"Halah itu paling cuma beberapa Rei, kalau inikan lihat Rumahnya aja kayak gitu. Tapi yaudahlah adikmu emang gak hati-hati, tapi udah terlanjur mau gimana lagi"

Setelah bicara panjang lebar, akhirnya mereka turun dari Mobil. Terlihat keluarga Alisa, menyambut mereka. Ibu Dewi, dan Arga juga Kakak Arga memperlihatkan keramah tamahan mereka. Tidak tampak mereka, kalau sebenarnya mereka tidak menyukai keluarga Alisa. Setelah puas berbasa basi, acara demi acara pun dimulai hingga acara puncak, yaitu pertukaran Cin-cin bagi keduanya.