webnovel

Selalu Ada Harga yang Harus Dibayar dalam Setiap Luka

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Nona Shi benar-benar terlalu merepotkan."

Wen Le berpura-pura merasa tidak enak, tetapi tubuhnya bertindak sangat jujur. Tanpa sadar, dia buru-buru mengambil kotak obat.

Shi Qinglan menyipitkan matanya dan melirik Wen Le. Sudut bibirnya sedikit melengkung menahan senyuman. "Atau bagaimana kalau Tuan Wen saja yang mengobatinya?"

Wen Le seketika gemetar ketakutan karena ucapan Shi Qinglan.

Dia memandang Bo Yucheng untuk meminta bantuan. Pria itu menyipitkan sudut matanya sedikit. Peringatan dan rasa kesal yang tersembunyi di bawah pupil matanya yang dalam dan sehitam tinta itu membuat Wen Le merasa punggungnya semakin dingin.

"Emm, Nona Shi, saya baru ingat kalau ada hal lain yang harus saya lakukan! Tolong Anda saja yang mengobati luka Tuan Bo!"

Kemudian, Wen Le segera menyelinap pergi tanpa menunggu tanggapan dari Shi Qinglan.

Shi Qinglan perlahan membuka kotak obat. Dia mengeluarkan obat-obatan dan peralatan yang dibutuhkan dengan terampil, lalu memakai sarung tangan medis.

Dia memegang sebotol garam di tangan kirinya dan mencapit sebuah bola kapas dengan pinset di tangan kanannya. Senyuman yang muncul di wajahnya terlihat semakin tidak ramah. " A Cheng, saat lukamu dibersihkan, rasanya nanti pasti akan cukup menyakitkan. Kamu harus menahannya sebentar, ya?"

"Ya." Bo Yucheng menjawab pelan.

Jari-jari lembut Shi Qinglan membelai punggung Bo Yucheng. Sentuhan lembut itu membuat tubuh dan pikiran Bo Yucheng terasa segar.

Gadis yang dicintainya ini akhirnya memiliki rasa kasihan padanya...

Gadis yang dicintainya ini bahkan mau membersihkan lukanya dengan tangannya sendiri!

"Akh..."

Saat Bo Yucheng berharap terlalu tinggi dalam benaknya, luka di punggungnya tiba-tiba terasa perih karena terkena garam.

Tidak peduli berapa lama dia bisa menahan rasa sakit, dia juga tetap mengerutkan alisnya.

"Bagaimanapun, rasa sakit saat pembersihan luka adalah hal yang lumrah dan harus dilewati. Sesakit apapun, kamu harus menahannya, karena luka bakar di punggungmu ini juga sangat serius."

Bibir merah Shi Qinglan sedikit melengkung memperlihatkan senyum licik dan cantik. Dia menggerakkan bola kapas yang dicapitnya dan mulai membersihkan luka Bo Yucheng.

Dia ingin menghukum Bo Yucheng karena menipunya. Tangan kecil nan jahat itu menari-nari di atas luka pria itu. Tetapi pada akhirnya, dia juga masih memiliki belas kasihan. Shi Qinglan melakukannya tidak terlalu berlebihan, namun rasa sakit saat pembersihan luka tidak dapat dihindari Bo Yucheng.

"A Cheng, aku mengobati lukamu dengan gerakan yang sepelan mungkin. Apa kamu masih merasa kesakitan?" Terdengar suara lembut gadis itu.

Senyuman tipis terlintas di bagian bawah mata Bo Yucheng.

Meskipun memang terasa sangat menyakitkan, dan mungkin juga karena wanita yang dicintainya ini tidak terlalu terampil untuk mengobati luka, bagaimanapun juga, Shi Qinglan mengobati lukanya dengan tangannya sendiri. Bo Yucheng harus tetap menanggungnya, tidak peduli seberapa menyakitkan rasanya.

"Tidak apa-apa." Alis Bo Yucheng yang sebelumnya berkerut kini perlahan-lahan merenggang. Dia mengangkat tangannya dan memegang tangan kecil Shi Qinglan. "Kemampuan Lan Lan dalam mengobati luka benar-benar sangat baik. Aku bahkan tidak perlu menahan rasa sakit. Jadi, kamu tidak perlu merasa bersalah, ya?"

Dia menatap Shi Qinglan dalam-dalam. Bola matanya yang sehitam tinta itu tampak penuh dengan kebahagiaan. Pemandangan tersebut tiba-tiba membuat hati Shi Qinglan melembut.

Shi Qinglan melakukan semuanya dengan sangat kejam, namun Bo Yucheng masih tetap mengatakan bahwa dia tidak apa-apa.

"Bukankah itu menyakitkan?" Shi Qinglan menggigit pelan bibirnya sendiri. Dia menyipitkan matanya dengan hati yang merasa bersalah. "Syukurlah kalau tidak sakit."

Dia tiba-tiba merasa berdosa melihat reaksi Bo Yucheng ini.

Lagi pula, Bo Yucheng lah yang menyelamatkan dirinya dari kobaran api. Jadi seharusnya tidak masalah kan kalau Bo Yucheng menipunya dengan luka palsu?

Bukankah… Bo Yucheng hanya ingin Shi Qinglan tetap di sisinya?

"Aku akan melakukannya dengan lebih pelan. Kamu tahan dulu ya, ini akan segera membaik kok." Suara Shi Qinglan menjadi jauh lebih lembut.

Shi Qinglan sengaja mengendurkan gerakannya. Matanya yang indah berkonsentrasi penuh mengobati luka Bo Yucheng dengan begitu cermat. Dia menangani luka sedikit demi sedikit dengan sangat berhati-hati. Dilihat dari samping, wajah Shi Qinglan yang serius begini sudah dapat membuat pikiran Bo Yucheng berkelana selama beberapa saat.

"Sudah selesai."

Sekarang Shi Qinglan mengoleskan salep pada luka bakar yang melepuh itu dan menutupinya menggunakan kain kasa dengan baik.

Tapi, baru saja Shi Qinglan mengatakan selesai, Bo Yucheng tiba-tiba meraih pinggang gadis itu dan membuatnya terduduk di pangkuannya. "Lan Lan, kalau kamu begini, bisa-bisa aku ingin terus menyakiti diriku sendiri."

"Karena saat ini aku sedang terluka, kamu akan tetap berada di sisiku dan selalu mengobatiku dengan baik, iya kan?"

Shi Qinglan mengerutkan bibirnya dan menggelengkan kepalanya dengan pelan.

Bukan karena semua itu. Shi Qinglan bersikap seperti ini karena dia sendiri sudah memutuskan untuk selalu memperlakukan Bo Yucheng dengan baik dan tinggal bersama pria itu selamanya.