webnovel

BAB 1. Kehilangan

Disebuah rumah sakit ternama.

Bambang lari dengan tergesa-gesa , sembari menahan rasa sesak yang sekarang ini melandanya. Dia terus menyusuri lorong ke arah ruangan dimana orang yang sangat berharga untuk nya di rawat.

Bambang menghampiri ayahnya yang sedang duduk termenung di kursi aluminium.

"Pa... bagaimana keadaan mama?"

Bastian hanya memandang sayu ke arah putra nya itu. Dia tidak sanggup berkata-kata lagi , sungguh tidak ada tenaga yang dia miliki lagi saat ini.

Memandangi tatapan yang di berikan papanya itu , seketika tubuh Bambang seperti tak bertulang. Namun Bambang berusaha meyakinkan dirinya akan baik-baik saja.

Bambang mendekat ke arah papanya lalu mengelus punggung papanya itu, mencoba memberikan kekuatan.

Sudah satu jam lamanya ,tapi dokter belum keluar juga dari ruangan ICU. Hanya para perawat yang terlihat keluar masuk dengan langkah tergesa-gesa.

Keringat dingin dan sesak melanda tubuh Bambang dan Bastian, tidak ada pikiran apapun di benak nya, kecuali mempertanyakan tentang kondisi ibunya.

Tak berselang lama , dokter pun keluar dari pintu ruang ICU.

Seketika Bambang dan Bastian berdiri menghampiri dokter tersebut .

"Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Bastian dengan gemetar. Dokter pun hanya menggelengkan kepalanya.

"Maaf Tuan ,kami sudah berusaha semaksimal mungkin Tapi istri anda tetap tidak bisa di selamatkan."

Duarrr...

Terasa seperti disambar petir , tubuh yang sebelumnya berdiri tegak seakan-akan tidak memiliki tumpuan lagi. Mereka pun terduduk dan menangis.

Bagaimana tidak, seseorang yang sangat berarti telah meninggal kan mereka.

"Hei...sayang, bangunlah.. maafkan aku...sayang..aku gagal menjaga mu..ma-maaf kan aku sayang...." ucap Bastian dengan tangan yang menangkup wajah istri nya itu.

"Ma...bangunlah ma..apa mama tidak ingin melihat perusahaan baru nya Bambang..itu keinginan mama kan...aku sudah mengabulkan nya ma..pliss ayo bangun dong ma..." Bambang menggenggam tangan ibunya itu sambil terus menangis.

Saat itu mereka berdua hanya bisa menangis memandang wajah pucat wanita yang ada di hadapan mereka itu.

****

Di pemakaman...

Bambang dan papanya duduk disamping makam. Mereka menaburkan bunga dan memandangi gundukan tanah makam wanita tercinta mereka tersebut.

"Ma..mama tenang disana ya, Bambang akan membuat mama bangga," Bambang pun mengusap air matanya.

"Sayang ,kami pulang dulu ya...aku akan sering-sering mengunjungi mu," ucap Bastian .

Bambang dan papanya berdiri dan berbalik meninggalkan makam tersebut.

Bambang lalu melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang , sesekali melirik kearah papanya yang terlihat dengan tatapan kosongnya .

"Pa, Kita makan dulu ya !?" ucap Bambang memecah keheningan.

Bastian hanya mengangguk, walau sedang keadaan terpukul ,namun Bastian harus tetap kuat di hadapan putra nya.

Bambang tersenyum tipis lalu mengarah kan mobilnya menuju restoran terbaik di kota itu.

Tak membutuhkan waktu lama , hanya dua puluh menit perjalanan, mereka pun sampai di restoran.

Mereka masuk dan duduk di kursi. Bambang mengangkat tangannya, memanggil pelayan untuk memesan makanan.

"Papa mau makan apa?"

" Sama kan aja dengan mu bang !!"

Tak berselang lama , pelayan pun datang membawa nampan berisi pesanan mereka.

Bambang dan Bastian mulai menyantap makanannya, mereka makan tanpa ada perbincangan apapun, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang saling beradu.

Setelah selesai menyelesaikan makanan mereka ,lalu mereka pun memilih untuk segera pulang.

Keesokan harinya...

Di pagi hari itu, Bambang berusaha menguatkan dirinya, menjalani aktivitas seperti biasanya.

Dia memakai setelan Jas berwarna hitam lalu bergegas pergi ke perusahaan untuk pergi ke perusahaan. Hanya itu yang bisa Bambang lakukan untuk menghilangkan kesedihannya.

Bambang turun dari tangga dan di lihatnya papanya sedang duduk dan membaca koran di ruang keluarga.

Tatapan nya kini tak lagi kosong seperti kemarin.

Bambang berjalan meninggalkan mansion dan melajukan kendaraannya untuk berangkat ke kantor.

Tok.

Tok..

Tok...

"Iya masuk," ucap Bambang tanpa menatap ke arah pintu.

"Permisi Tuan, ini dokumen yang anda perlukan, sudah saya selesaikan," ucap Rey asisten Bambang.

Bambang hanya mengangguk dan diam, lalu kembali membuka berkas-berkas yang diberikan asisten nya tadi.

Bambang memang terkenal gila kerja, bahkan dengan sikapnya ini membuat Bambang sangat mudah untuk menaklukkan dunia bisnis.

Namanya disegani di kalangan pengusaha, dia juga termasuk salah satu investor terbesar. Siapapun pasti akan selalu mendekati nya untuk mengajaknya bekerjasama.

Tidak rugi untuk bekerjasama dengan Bambang, bahkan mayoritas dari mereka pasti akan mendapat kan untung yang banyak jika bekerjasama dengan nya.

Bambang memang masih muda di usianya yang masih dua puluh delapan tahun, namun namanya sudah menggema dimana-mana.

Jika di tanya apakah wanita banyak yang mendekati nya ,tentu saja jawabannya.

Bambang juga sebenarnya pemain wanita, namun dia tidak mau jika bermain dengan wanita lebih dari satu kali.

Bambang dan Rey berjalan beringin menuju ruang rapat, mereka berjalan memasuki Lift.

"Tuan kita sudah mendapatkan sekretaris baru, mulai besok dia sudah bisa kerja."

"Siapa namanya," tanya Bambang.

"Dia bernama Lisa Tuan umurnya masih dua puluh tiga tahun lulusan universitas Vidra."

"Baiklah kamu urus semuanya, sebelum dia mulai kerja, cari tahu tentang dia terlebih dahulu. Aku tidak ingin ada mata-mata di perusahaan kita."

"Baik Tuan," Rey mengangguk.

Ting....

Suara dentingan lift berbunyi, tak berselang lama pintu lift pun terbuka, Bambang dan Rey berjalan menuju ruang rapat.

Ceklek..

Pintu ruang rapat terbuka, nampak lah sosok Bambang berdiri tegak. Wajahnya yang datar serta sorot mata yang tajam, membuat semua orang bergidik jika harus bertatapan dengan nya.

Apalagi Bambang tidak pernah bermain-main dengan ucapannya, sekali tidak dan iya ,itu sudah berarti sudah keputusan nya telak yang tidak bisa di ubah lagi.

Rapat pun kini berlangsung, Bambang memperhatikan step by step pembahasan yang sedang di lakukan di ruang rapat.

"Tuan ,menurut anda kita harus memilih perhiasan yang mana untuk menjadi top model di perusahaan kita ?" tanya salah satu orang peserta rapat.

"Kita gunakan saja perhiasan dengan berlian biru, buatkan saja di kalung, jadikan ini menjadi limited edition, hingga penjualan nya bisa mencapai target tertentu.

Semua orang yang di ruang rapat pun serempak menganggukkan kepalanya.

Rapat pun telah selesai, saat ini waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam.

Rey mengantar Bambang ke apartemen pribadinya, jaraknya tak begitu jauh dari kantor , hingga ini menjadi tempat singgah yang di pilih oleh Bambang.

Bambang melepaskan Jas milik nya lalu pergi membersihkan diri.

Selesai membersihkan diri Bambang pun memakai kaos dan celananya.

Lalu kembali melakukan aktivitas kerja nya dengan menatap laptop di depannya.

Dia benar-benar sungguh orang yang gila kerja, tak ada rasa lelah yang dia rasa, hanya kerja dan kerja.

Waktu telah berganti ,mentari pun sudah menampakkan sinar nya menerobos masuk ke celah-celah jendela.

Kringgg....

Alarm Lisa berbunyi ,ia pun membuka matanya mencoba mengembalikan kesadaran nya. Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, hari ini adalah hari pertama kerja untuk Lisa. Dia nanti akan bekerja di perusahaan Dr.Bb, perusahaan milik Bambang Anggara.

Dia segera bersiap-siap untuk membersihkan diri lalu berangkat ke kantor.

Waktu terus berjalan, tidak terasa waktu menunjukkan pukul setengah delapan pagi, Lisa pun bergegas berangkat ke kantor. Berdiri di pinggir jalan menunggu Taxi yang sudah di pesan oleh nya lewat online, tak berselang lama Taxi datang, Lisa pun masuk kedalam mobil tersebut.