webnovel

Kakak Tertua yang Kaya Raya Berkuasa Mutlak

Pendahuluan 1: Penduduk desa, ketika menyebut Zhuang Qingning yang tak punya orang tua, lalu jatuh sakit dan memilih hidup sendiri daripada diasuh oleh keluarga pamannya, mereka mendesah dan menggeleng-gelengkan kepala, berpikir dia sedang merintis jalan menuju kematian. Namun siapa sangka, dia memulai bengkel, membeli toko, membangun rumah, hidup nyaman memelihara anjing dan kucing, dan setiap orang yang mendekatinya berkembang secara finansial? Penduduk desa: Apakah terlambat untuk mendapatkan belas kasihan dari Dewa Kekayaan sekarang? Menunggu jawabanmu, ini cukup mendesak...... ---- Pendahuluan 2: Semua orang di ibu kota mendesah kagum atas keberuntungan Pangeran Qi, yang kecantikannya tiada tara, karena dia mengikuti keinginan ratu almarhum dan menikahi seorang gadis desa biasa, sehingga melepaskan pernikahan ideal. Namun siapa sangka, sang pangeran begitu memperhatikan istrinya, menghabiskan kekayaan untuk membuatnya tersenyum, melanggar perintah hanya untuk melindunginya, benar-benar berperilaku seperti pria yang jatuh cinta...... Semua orang: Permisi, apakah terlambat untuk mulai mendukung pasangan ini sekarang? ---- Kisah ini tentang seorang wanita desa yang tumbuh langkah demi langkah, menghadirkan kehangatan, keceriaan, menghadapi jalan berduri dan keberhasilan yang menyenangkan, di mana para kekasih akhirnya menikah, dan ada pembalasan bagi kebaikan dan kejahatan.

Tea Warm · Geral
Classificações insuficientes
371 Chs

Bab 213: Pembuat Masalah

Shi Bao sangat ingin memarahi penduduk desa yang tidak tahu ini, agar mereka berpikir dengan jernih, namun mengingat instruksi dari Ding Gaochang, ia menahan diri dari tindakan yang mungkin memperparah konflik dengan penduduk desa, dan hanya menunggu dengan tenang.

Matahari semakin tinggi dan keluhan penduduk desa semakin meningkat.

Semula mereka hanya mengungkapkan keluhan mereka, tetapi tak lama kemudian mulai menunjuk Shi Bao dan anak buahnya, berteriak menghujat mereka, menuntut agar mereka melepaskan orang yang sebenarnya, untuk menyelamatkan nyawa mereka sendiri.

Beberapa anak bahkan mengambil batu kecil dan mulai melemparkannya pada Shi Bao dan anak buahnya.

Shi Bao dan anak buahnya terkena lemparan beberapa kali, wajah mereka penuh dengan memar.

"Bagaimana kalian berani!"

Tidak tahan lagi, Shi Bao menghunus pedangnya dengan gesekan, berteriak pada mereka: "Jika kalian berani tidak sopan lagi, jangan salahkan kami bertindak kasar!"

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com