webnovel

Bab 4 BERUK RAKSASA

Mata Larasaty tiada henti memandangi sekeliling gua tempat dia berada, meskipun sudah memandang kesegala penjuru tetap saja dia tidak melihat lobang lain sebagai jalan keluar.

"Apa yang harus kulakukan? Apa kami harus mati disini?"

Larasaty sangatlah putus asa setelah tidak menemukan jalan lain untuk keluar dari gua inti gunung Maha Meru ini.

Dia sama sekali tidak menyadari kalau di dalam tubuhnya sudah di penuhi energi inti sejati. Meskipun tidak menguasai ilmu silat sedikitpun akan tetapi kalau hanya sekedar melompat setinggi sepuluh meter sebenarnya hanya hal yang mudah.

"Kita mau pergi kemana?"

Agoes bertanya dengan penasaran sambil mengikuti pandangan mata ibunya.

"Kita harus keluar dari tempat ini, tapi lihat jalan keluarnya hanya ada di atas sana."

Larasaty menunjuk ke lubang berdiameter satu meter persegi yang ada di atas kolam air panas. Agoes mengikuti arah telunjuk ibunya, dia seketika melihat lobang hitam yang ada di atasnya.

"Kenapa kita harus keluar dari sini?"

Larasaty menatap wajah anaknya dengan expresi aneh, tentu saja mereka harus bisa keluar dari gua ini. Karena tidak mungkin mereka akan menetap di dalam gua selamanya dan yang pasti Larasaty tidak ingin merawat anaknya di dalam gua yang gelap sepanjang hidupnya.

Dia harus mendidik anaknya tentang kehidupan dan ilmu pengetahuan semampu yang dia kuasai.

"Di luar sana lebih luas dan banyak hal yang perlu kamu ketahui," sahut Larasaty sambil membelai rambut Agoes.

Tentu saja dia harus bisa menemukan jalan keluar dari gua ini, bagaimanapun juga di dalam gua yang sangat misterius ini bahaya akan selalu ada.

Mendengar perkataan ibunya, mata Agoes nampak berbinar dengan penuh rasa penasaran. Meskipun usianya baru satu hari akan tetapi karena dia merupakan manusia unggul dan manusia terpilih, tentu saja IQ dan pemikirannya langsung tahu apa yang harus di lakukan.

Daya pikir Agoes melebihi pikiran orang dewasa pada umumnya meskipun sesekali sikap ke kanak-kanakannya tetap selalu ada sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia yang baru terlahir ke muka bumi.

Tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, tiba-tiba tubuh kecil yang ada di samping Larasaty meloncat ke lobang hitam yang ada di atas kolam air panas dan berpegangan pada dinding lobang.

Pemandangan ini tentu saja sangat mengejutkan Larasaty sebagai ibunya, untuk sesaat dia tertegun melihat hal ini. Dia sama sekali tidak menyangka kalau anaknya yang masih begitu belia bisa meloncat setinggi sepuluh meter dan bergelantungan di dalam lobang hitam itu.

"Apa yang kamu lakukan, hati-hati nanti jatuh!!"

Larasaty berteriak dengan panik sambil melambaikan tangannya kearah anaknya. Sementara itu Agoes nampak sangat senang setelah memasuki lobang gelap ini, bukannya langsung turun dan mengikuti perintah ibunya. Dia malah merambat naik ke atas lobang sumur alam ini.

Larasaty yang ada di bawah tentu saja menjadi lebih panik lagi, dia berteriak histeris memanggil anaknya untuk kembali.

Tentu saja dia khawatir dengan keselamatannya, karena dia tahu kalau tempat ini berada di lereng gunung Maha Meru yang terkenal sangat angker serta di penuhi aura mistis dan binatang buas.

"Agoes... turun, jangan pergi sendiri!!"

Agoes yang sudah merangkak naik keatas sumur alam sama sekali tidak peduli dengan panggilan ibunya.

Rasa penasarannya membuat dia semakin mempercepat jalannya untuk naik keatas. Maklumlah sebagai anak kecil seusia lima tahun tentu saja sedang di masa nakal-nakalnya dan rasa ingin tahunya sangatlah besar.

Tanpa memperdulikan kepanikan ibunya, dengan senyum nakal Agoes merangkak dengan sangat cepat keluar dari dalam sumur alam. Hanya lima menitan dia sudah berada di luar sumur alam.

Mata kecilnya nampak berbinar-binar melihat pemandangan yang terpampang di depan matanya. Agoes melihat begitu banyak pohon besar menjulang tinggi ke langit dan rumput setinggi dua meter menghalangi pandangannya.

Tanpa memperdulikan rasa takut sedikitpun, Agoes berjalan sambil meloncat-loncat kegirangan menerobos rumput ilalang yang menghalangi. Semakin lama lompatannya dari yang hanya setinggi setengah meter lama kelamaan menjadi dua meter dan setelah melalui pucuk rumput matanya semakin melebar.

"Wah-wah disini ternyata sangat bagus...!"

Agoes berdecak dengan kagum, bibir kecilnya nampak tersenyum lebar. Seketika keceriaannya seakan terlampiaskan, dengan sangat menakjubkan tubuh kecilnya berloncatan keatas dahan pohon setinggi dua puluh meter dan berpindah dari satu dahan ke dahan yang lainnya.

Selama satu jam lebih, Agoes bergembira berlarian di atas pohon. Andai ada manusia yang melihat pemandangan ini tentu mereka akan takjub dan menganggap Agoes sebagai bayi ajaib atau siluman bayi.

Akhirnya Agoes berhenti sebuah pohon yang di penuhi buah yang sangat lebat. Bau harum buah yang sudah masak membuat rasa penasarannya meningkat.

Tanpa rasa khawatir sedikitpun, dia memetik satu buah yang berbau sangat harum dan berwarna kuning kemerahan.

Dengan suka cita dia menggigit buah berwarna kuning kemerahan di tangannya, seketika rasa manis dan harum langsung menyeruak memenuhi mulutnya. Mata kecil Agoes seketika melotot seakan mau keluar, dia memandangi buah yang ada di tangannya dengan perasaan kagum.

"Makanan apa ini, kenapa sangat enak, manis serta harum."

Dalam sekejap buah yang ada di tangannya sudah habis di lahap bersama kulit-kulitnya, akan tetapi saat dia menggigit bijiny seketika keningnya mengernyit.

"Wuak... pahit.. pahit... wuak...."

Agoes meludahkan biji yang baru saja dia gigit sambil menjulurkan lidahnya yang terasa sangat aneh.

Sebagai seorang anak kecil tentu saja dia tidak tahu cara makan buah dan belum tahu nama buah yang sedang dia makan. Padahal buah ini adalah buah endemik dari kerajaan Mandiraja, nama buah ini adalah buah Mangga Harum manis.

Sesuai dengan namanya buah Mangga Harum Manis, buahnya sangat harum serta sangat manis dan mengenyangkan karena daging buahnya sangat tebal. Meskipun merasa kepahitan setelah memakan biji buah mangga, akan tetapi rasa lapar serta penasarannya tidak membuatnya menyesal.

Hanya dalam hitungan menit sepuluh buah Mangga Harum Manis yang matang di pohon sudah ludes dia makan. Padahal Mangga ini ukurannya sangat besar di perkirakan seberat lima ratus gram perbuahnya.

Saat sedang menikmati buah mangga yang ke sepuluh, tiba-tiba tak jauh dari tempatnya berada terdengar suara aneh yang sangat ramai.

"Ciiittt... nguk... ngukkk...."

Agoes segera menoleh kesumber suara, ternyata suara ini berasal dari sekelompok Beruk atau monyet raksasa sebesar manusia dewasa yang sedang bergelantungan di atas pohon dan terlihat sedang bergerak ke arah dirinya.

Beruk merupakan hewan endemi asli kerajaan Mandiraja, sosoknya berbeda dengan orang utan yang berwarna merah kecoklatan, beruk berwarna hitam ke abu-abuan.

Beruk tidak memiliki ekor seperti monyet pada umumnya, mereka serumpun dengan orang utan dan gorila serta simpanse yang tidak memiliki ekor.

Agoes yang baru pertama kali melihat makhluk lain selain dia dan ibunya tentu saja tidak merasa takut, bahkan sangat penasaran dan mengangap mereka ada temannya.

Akan tetapi pemikiran sekelompok beruk ini tentu saja berbeda dengan jalan pikiran Agoes. Mereka menganggap kalau Agoes adalah monyet lain yang sedang menjarah di wilayahnya.

Terlihat mata sekelompok beruk ini memerah pertanda kemarahan sedang menyelimuinya, gigi taring mereka terlihat sangat runcing dengan mulut mengangga penuh rasa mendominasi.

....