webnovel

Chapter 51 - Kegelapan

Setelah mengalahkan makhluk gelap, Irian, Kira, dan Garron merasakan kelegaan sekaligus ketegangan. Mereka tahu bahwa meskipun kemenangan ini memberi mereka kepercayaan diri, kegelapan yang lebih besar mungkin masih mengintai di luar sana.

"Kita perlu bergegas," Irian berkata, mengawasi sekeliling. "Kekacauan ini bisa menarik perhatian lebih banyak makhluk."

Kira mengangguk. "Mari kita kembali ke rute kita dan cari tahu lebih banyak tentang kekuatan artefak ini sebelum menggunakannya lagi."

Mereka meninggalkan lembah dan melanjutkan perjalanan, melewati hutan yang sunyi. Namun, Irian merasakan sesuatu yang berbeda. Energi dari jimat tampak bergetar, seolah-olah merespons sesuatu di sekitar mereka.

"Tunggu," Irian berhenti. "Ada sesuatu di depan."

Mereka melangkah perlahan, dan di tengah hutan, mereka menemukan sebuah altar kuno yang tertutup lumut dan ranting. Di atas altar itu, terdapat simbol-simbol yang mirip dengan yang ada di jimat.

"Ini mungkin tempat suci," Garron berkomentar. "Mungkin artefak ini berasal dari sini."

Irian mendekati altar, menyentuh simbol-simbol itu. "Jika kita dapat memahami tempat ini, kita mungkin bisa menggali lebih banyak tentang kekuatan artefak."

Tiba-tiba, suara bergemuruh terdengar dari arah altar. Makhluk bayangan muncul, tampak lebih besar dan lebih kuat daripada yang sebelumnya mereka hadapi. "Kalian telah mengganggu kedamaian tempat ini!" suara itu menggema, menembus keheningan hutan.

"Kami tidak bermaksud," Irian menjawab, berusaha tenang. "Kami hanya ingin memahami lebih lanjut."

Makhluk itu tertawa sinis. "Kekuatan artefak itu tidak untuk kalian. Kalian tidak mengerti konsekuensinya!"

Garron bersiap. "Kami telah mengalahkan satu makhluk kegelapan. Kami bisa melakukannya lagi!"

"Kalau begitu, coba saja," makhluk itu menantang, meluncurkan serangan energi gelap ke arah mereka.

"Langkah pertama!" Irian berteriak, mengangkat jimatnya. Tanah bergetar, memicu gelombang energi yang menghantam makhluk itu. Namun, makhluk itu tidak terpengaruh.

"Ini tidak cukup!" makhluk itu menggeram, meningkatkan serangan kegelapan.

Irian merasakan rasa panik. "Langkah kedua!" Kira menyusul, tetapi cuaca tidak cukup mendukung.

Mereka harus bekerja sama dengan lebih baik. "Kita perlu saling mendukung," Irian menyarankan. "Kita akan melakukan serangan gabungan."

Dengan tekad itu, mereka bersatu dan memanggil kekuatan artefak secara bersamaan. "Langkah ketiga dan keempat!" mereka berteriak serempak.

Cahaya dari jimat bersatu, menciptakan energi yang menghancurkan. Gelombang itu menghantam makhluk, membuatnya terhuyung mundur.

"Aku tidak akan menyerah!" makhluk itu meraung, berusaha bangkit kembali.

Namun, Irian dan timnya tidak memberi kesempatan. "Langkah kelima!" mereka berseru, kekuatan artefak kini berada di puncaknya.

Mereka merasakan energi meluap dan siap untuk langkah keenam. "Ini saatnya!" Irian berteriak, memfokuskan semua keberanian dan harapan mereka.

Ketika mereka melangkah ke depan, makhluk itu terlihat semakin lemah. "Kalian… tidak bisa!" suara makhluk itu menghilang, dan dengan langkah terakhir, mereka berhasil mengalahkannya.

Sementara kegelapan menghilang, altar kuno mulai bersinar. Dari dalamnya muncul cahaya yang membawa pesan kuno, menjelaskan asal-usul artefak dan bagaimana mengendalikannya dengan bijaksana.

"Kita telah mendapatkan pengetahuan," Kira berbisik, terpesona oleh cahaya itu.

Irian menatap dengan harapan. "Kita bisa menggunakan pengetahuan ini untuk melawan kegelapan yang lebih besar."

Mereka berdiri bersama, siap menghadapi tantangan berikutnya dengan pemahaman baru tentang kekuatan yang mereka pegang, dan tekad untuk tidak menyalahgunakannya. Perjalanan mereka masih panjang, tetapi dengan setiap langkah, mereka semakin dekat untuk menjadi pelindung dunia dari kegelapan yang mengancam.