Di sebuah gedung tua tak terpakai di perbatasan Kota wilayah Pusat dan Wilayah Selatan terdapat sebuah organisasi yang sedang berkumpul setelah kejadian insiden malam itu di distric 2 Selatan.
"Dimana ketua kenapa kau datang sendiri?", ucap Pria Berjubah pada Wanita.
"Iya ada hal yang masih ingin ketua lihat disana oleh sebab itu aku di perintag kembali duluan", jawab Wanita berjubah itu.
"Apa saat misi ada Satuan Keamanan disana yang kau lihat?", tanya lagi Pria itu penasaran.
"Tidak semua sama sekali karena kau sudah pasti mengerti kan bagaimana cara kita menyelesaikan misi yang di tugaskan Ketua?", jawab Wanita berjubah itu dan bertanya.
"Ya tentu aku mengerti", ucap Pri berjubah itu.
Tak lama dari percakapan itu Ketua mereka tiba setelah kembali dari Distric 2 Selatan.
"Aku menyadari ada suku legenda yang sama seperti kita di dalam Satuan Keamanan", ucap Ketua itu saat tiba.
"Apa itu adikmu yang pernah kau ceritakan Benny?", tanya Ketua itu pada Pria berjubah yang mempunyai nama Benny.
"Iya ketua dia adikku, dari suku kami hanya tersisa kita berdua namun ia masih mengira aku tewas dalam insiden pembataian semua suku legenda", jawab Pria berjubah itu.
"Sepertinya adikmu masuk dalam Divisi 1 Khusus Satuan Keamanan", ucap Ketua itu.
"Iya tentu Ketua aku mengetahuinya", ucap Pria berjubah itu karena setiap seminggu sekali ia selalu mengunjungi adiknya itu untuk mengetahui kabarnya.
"Tentu kita akan mendapat perlawanan dari dia kan", jelas Ketua itu.
"Aku belum mengetahui alasan apa adikku masuk ke dalam kesatuan keamanan itu ketua", jawab Pria berjubah itu.
"Baiklah semua sudah berkumpul kan?", tanya Ketua itu kepada semua anggotanya.
"Sudah ketua", jawab mereka serentak.
"Distric 2 Selatan geng Leon sudah musnah dan tidak akan ada lagi akar dari geng Leon", jelas Ketua itu.
"Ingat tugas kita adalah memberi peringatan setiap geng yang berada di bawah mafia kelas atas yang memegang setiap wilayah dan yang terpenting tujuan kita adalah Pemimpin 5 Mafia Wilayah", tegas Ketua itu.
Salah satu anggota itu mengangkat tangannya seraya ingin bertanya.
"Ya silahkan", ucap Ketua itu mempersilahkan anggotanya bertanya ataupun memberikan informasi.
"Aku mendapatkan informasi di Wilayah Barat telah mendistribusikan senjata untuk distric 11 di wilayah barat", jelas anggota itu.
"Apa ada informasi tambahan dari yang telah kau ketahui?", tanya Ketua itu.
"Ya aku dan dia telah menelusuri beberapa titik dan menemukan akan adanya sebuah pembantaian dengan menggunakan senjata yang di selundupkan itu", ucap Wanita berjubah itu.
"Lalu?", tanya Ketua.
"Kami belum bisa memastikan apakah itu berkaitan dengan perang antar geng atau menguasai sebuah desa yang sulit mereka taklukan dengan negoisasi", tambah anggota tersebut.
"Baiklah kalau begitu tugas dan misi kali ini adalah pantau pergerakan mereka", ucap Ketua.
"Benny , Nita kau akan turun tangan untuk misi ini", ucap Ketua menunjuk dua anggotanya yang melakukan misi.
"Siap ketua", jawab Benny dan Nita.
"Ingat jika tujuan mereka adalah menguasai satu desa dengan membantai mereka semua kalian berdua turun tangan untuk menghajar mereka agar setidaknya mereka mengetahui keberadaan kita, namun jika mereka hanya berperang antar geng jangan lakukan pergerakan apapun tetap cari informasi", ucap Ketua.
"Apa kalian mengerti", tanya Ketua.
"Siap ketua , di mengerti", jawab mereka berdua.
"Lalu tinggal kita dapatkan informasi lain dari setiap wilayah dan untuk yang lain bisa menunggu tugas yang akan di berikan selebihnya bisa kalian menjalankan aktifitas kalian seperti warga sipil biasa", ucap Ketua lalu beranjak meninggalkan ruangan itu dan pergi menuju rooftop gedung tua itu.
Di atas gedung Ketua itu duduk bersandar sambil memandangi langit.
"Kau masih terlihat sama Tia dan mungkin kebencian itu masih ada dalam dirimu terhadapku namun aku tak pedulikan itu karena tujuanku saat ini adalah menghabisi orang itu", gumam Ketua itu.
"Apa kau bertemu dengan dia ketua?", ucap Wanita berjubah mendatangi ketua di atas gedung.
"Oh kau , iya aku bertemu dan melihatnya namun ia tidak mengetahui aku", jawab Ketua itu.
"Apa kau yakin jika harus melawan dia", tanya Wanita berjubah itu.
"Tidak ada yang harus ku takuti walaupun harus menghadapi dia, oh iya ada apa kau kesini?", jawab Ketua itu lalu bertanya pada Wanita berjubah itu.
"Aku akan mencari informasi lagi untuk Wilayah Pusat bersama Rony", jawab Wanita itu.
"Oke baiklah silahkan , kutunggu laporan informasi darimu", ucap Ketua mempersilahkan Wanita itu.
"Baik ketua aku pergi", ucap Wanita itu.
Di tempat lain tepatnya di pusat dari Satuan Keamanan dimana Petinggi Besar Jendral sedang menerima telpon dari seseorang di ruangannya.
"Aku tidak terlibat atas insiden distric 2 selatan apa-apaan kau", bentak Jendral.
"Jika kau merasa kurang untuk upetinya kau hanya bilang dan beritahu padaku jangan lantas kau bertindak seenaknya", ucap seseorang di telpon itu.
"Jangan main-main denganku", ancam Jendral.
"Justru kau yang telah bermain-main".
"Ingat kejahatan kita dahulu tidak akan pernah termaafkan oleh siapapun bahkan jika beberapa suku itu masih hidup mereka tidak akan pernah memaafkan kita kau harus ingat RUDI", ucap seseorang dengan nada mengancam dan menyebut nama Jendral itu lalu mematikan telponnya..
Ya Rudi adalah Petinggi Besar Jendral Satuan Keamanan.
Lalu sang Jendral menghubungi Elen selaku komandan Divisi 4 Wilayah Selatan untuk mengetahui informasi soal distric 2.
"Selamat pagi Jendral", jawab Elen saat mengangkat panggilan dari sang Jendral.
"Informasi apa yang kau dapat dari insiden distric 2 komandan?", tanya sang Jendral.
"Setelah aku berada di TKP hampir rata-rata mayat ini bukan tewas karena tembakan tapi seperti ada benda yang melubangi tubuh mereka hingga organ dalam mereka hangus Jendral tapi itu hanya 78% yang kami identifikasi", jawab Elen.
"Lalu apakah Komandan Divisi 1 mengetahui ini?", tanya Jendral lagi.
"Iya Jendral ia tadi berada di sini menelusuri setiap TKP dan laporan tentang insiden ini sudah saya kirimkan ke Komandan Divisi 1", jawab Elen.
"Baiklah kalau begitu", ucap Jendral.
Lalu Jendral menghubungi Siska setelah menutup telpon Elan Komandan Divisi 4.
"Selamat pagi Jendral", jawab Siska saat menerima panggilan telpon dari Jendral.
"Bagaimana analisa yang kau dapat dari insiden Distric 2 Selatan ini dan kau sudah mendapatkan laporan dari Komandan Divisi 4 kan soal ini?", ucap Jendral lalu bertanya pada Siska.
"Ya Jendral aku sudah mendapatkan laporan dari komandan Divisi 4 perihal masalah ini", jawab Siska.
"Untuk analisa saya ini bukan soal perang atau pertikaian antar geng namun lebih meluas untuk membumihanguskan geng itu namun saya belum mendapatkan hasil apakah ini ulah para geng atau bukan", tambah Siska.
"Ada beberapa hal ganjil yang saya temui namun saya ingin mendalami kasus ini dahulu sebelum saya memutuskan hasil dsri analisa saya Jendral", ucap Siska.
"Baiklah kalau begitu segera beri informasi berkaitan kasus itu padaku jika menemukan titik terang dari analisamu", ucap Jendral.
"Baiklah Jendral", jawab Siska.
Setelah menutup telpon Siska termenung heran bahkan seperti tidak percaya kejadian semalam sangat mengganggu pikirannya.
"Bagaimana bisa kejadian itu terjadi bukankah suku legenda itu sudah musnah tak tersisa", gumam Siska.
"Atau ada seseorang dari jauh yang menggunakan senjata khusus untuk melakukan itu terhadap tahanan kita tadi kah", Siska terus berfikir dengan serius menduga-duga setiap situasi.
Di ruang lain Jenny pun memikirkan yang telah ia lihat dengsn mengaktifkan kemampuan matanya itu.
"Suku Mata Orange dengan Kemampun Penyegelan Nyala Api adalah Suku Matonge", gumam Jenny.
Mereka semua memiliki tingkat terkejut dan herannya masing-masing.