"MANA! MINGGIR KALIAN SEMUA! BERI JALAN! CEPAT BERI AKU ALAT PACU JANTUNG!" teriak Dokter Piya yang menerobos. Padahal keringatnya masih deras habis operasi, tapi langsung menangani sang eksekutif.
"Hakkhhhh!" kata Paing dalam tiap tarikan napasnya. Dada jasad itu pun terlonjak berkali-kali. Dikerubung suster. Namun, Fay menutup kedua telinganya perlahan-lahan.
"Phi, jangan dengar dan fokus saja padaku " kata Fay dengan senyuman yang lebih lebar. Dia memblokade segala suara dalam ruangan. Lalu menatap mata Alpha-nya sayang. "Kau tidak harus menanggung semuanya seperti itu "
"Haaaakkhhhh!"
"APA ADA PERUBAHAN?!"
"TIDAK, DOK! MASIH TURUN!"
"OKE! KITA COBA SEKALI LAGI!"
"BAIK!"
Dokter Piya pun mengusap keningnya sekali. Menghitung waktu. Lalu menggesekkan alat pacunya untuk terakhir.
"Haaaakkhhhh!"
Namun, yang ada justru denging panjang dari elektrokardiogram. Alat itu menampakkan garis yang lurus. Sudah berakhir. Bahkan Piya pucat saat mengatakan sebuah bisikan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com